Implementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang)
DAFTAR PUSTAKA
A.G. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008. Amartya Sen, Stiglitz Joseph E, Fitoussi Jean Paul, 2011. Mengukur Kesejateraan.
Marjin Kiri.
Anita Mustika Dewi dan Indah Prabawati, 2013, Implementasi Program Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Kejuron Kecamatan Taman Kota Madiun
Arsyad, L., 2002,Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE, Yogyakarta
Bappenas, 2004. Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, Jakarta.
BPS, 2014. Monitoring dan Kajian terhadap Program Kemiskinan di Indonesia, Jakarta
Dwijowijoto, R.N. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara Berkembang. Jakarta : Elek Media Komputindo
Jhingan, ML. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Joko Widodo, Analisis Kebijakan Publik, Jakarta: Bayumedia, 2008. Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan Teori, Masalah dan
Kebijakan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Miles, M.B. dan A. Huberman, M.A.(2009).Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI-Press
Misbach, Lutfie. 2004. Potret Kemiskinan di Jawa Timur.Berkala Ilmiah Kependudukan (Scientific Journal of Population), United Nation Population Fund,Vol.6.N0.1.Surabaya : Airlangga Press
Moleong, Lexy. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya
(2)
Mudji Sulistiyo, D.B. Paranoan dan Burhanudin, 2013, Implementasi Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Ruli Khusnu Rizka, 2010Evaluasi Pelaksanaan Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Di Kota Surakarta
Sri Puji Astuti, 2014, Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah Kota Bandar Lampung
Sukirno, Sadono, 1976, Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Kencana Prenada Media Group.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1996. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung
Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I Edisi Kesembilan. Haris Munandar (penerjemah). Erlangga, Jakarta.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin Sumber Perundang-Undangan:
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah
Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang
(3)
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Profil Wilayah Kecamatan Pantai Labu
Kecamatan Pantai Labu merupakan pecahan dari Kecamatan Lubuk Pakam yang terbentuk berdasarkan PP No. 7 tahun 1984, dalam pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa dalam rangka pemindahan Ibu kota Kabupaten Deli serdang dari Medan ke Lubuk Pakam, guna terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan serta pembinaan wilayah, maka wilayah Kecamatan Lubuk Pakam ditata kembali menjadi 4 ( empat ) wilayah Kecamatan yaitu Pagar Merbau, Lubuk Pakam, Beringin dan Pantai Labu yang peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 1984 oleh Gubernur Sumatera Utara dan sekaligus melantik Bapak Syahmardan Harahap, BA sebagai Camat Pantai Labu yang pertama.
Asal mula nama Pantai Labu adalah dahulunya karena daerah ini terletak di pinggir pantai yang daratannya banyak ditimbuhi pohon labu yang buahnya besar – besar. Sehingga orang tua dahulu menyebut daerah ini dengan nama Pantai Labu.
Semula Ibu Kota Kecamatan Pantai Labu adalah di Desa Pantai Labu Pekan tetapi karena adanya proyek pembebasan tanah lokasi pengganti Bandara Polonia Medan dan kantor Camat Pantai Labu terkena proyek tersebut, maka sejak tahun 2000 kantor Camat Pantai Labu dipindahkan ke Desa Kelambir.
(4)
Gambar 3.1 PETA KECAMATAN PANTAI LABU
Selat Malaka
Kec. Beringin
1. Luas Daerah
Kecamatan Pantai Labu luasnya : 81,85 Km2 ( 8.185 Ha ) yang terdiri dari 19 Desa dan 76 dusun dengan Ibu Kota di Desa Kelambir. Desa Sei Tuan adalah desa terluas di Kecamatan pantai Labu dengan luas 1.410 Ha, diikuti oleh Desa Durian seluas 14,15 Ha, dan Desa Perkebunan Ramunia dengan luas 843 Ha. Untuk jumlah dusun dan luas desa di Kecamatan Pantai Labu akan disajikan pada tabel berikut:
(5)
Tabel 3.1 Jumlah Dusun, Luas Desa dan Persentasenya terhadap Luas Kecamatan Pantai Labu Tahun 2015
No D e s a Dusun Luas ( Ha ) Persentase
1 Sei Tuan 3 1.410 17,23
2 Tengah 2 120 1,47
3 Kelambir 4 392 4,79
4 Durian 10 1.158 14,15
5 Kubah Sentang 2 128 1,56
6 Perkebunan Ramunia 6 843 10,30
7 Ramunia II 3 133 1,62
8 Ramunia I 3 305 3,73
9 Denai Sarang Burung 4 313 3,82
10 Denai Lama 4 267 3,26
11 Binjai Bakung 3 311 3,80
12 Denai Kuala 4 450 5,50
13 Paluh Sibaji 4 206 2,52
14 Pantai Labu Baru 2 110 1,34 15 Pantai Labu Pekan 4 702 8,58
16 Rugemuk 4 300 3,67
17 Pematang Biara 7 404 4,94 18 Rantau Panjang 4 470 5,74 19 Bagan Serdang 3 163 1,99
J u m l a h 76 8.185 100,00
2. Keadaan Alam / Topografi
Secara geografis, Kecamatan Pantai Labu terletak pada 2o57’ – 3o16’ LU dan 98o37’ – 99o27’ BT yang merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 8 meter di atas permukaan laut yang berbatasan langsung dengan
(6)
Selat Malaka. Sebagian besar Kecamatan Pantai Labu merupakan kawasan pantai dan dataran rendah, dengan klasifikasi swasembada, dengan perincian masing-masing desa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Status, Klasifkasi dan Letak Geografis Desa di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2015
No Desa Klasifikasi
Letak Geografis Dataran Kawasan 1 Sei Tuan Swasembada Rendah Pantai 2 Tengah Swasembada Rendah Sungai 3 Kelambir Swasembada Rendah Sungai 4 Durian Swasembada Rendah Sungai 5 Kubah Sentang Swasembada Rendah Lainnya
6
Perkebunan
Ramunia Swasembada Rendah Lainnya 7 Ramunia II Swasembada Rendah Lainnya 8 Ramunia I Swasembada Rendah Sungai
9
Denai Sarang
Burung Swasembada Rendah Sungai 10 Denai Lama Sw sembada Rendah Sungai 11 Binjai Bakung Swasembada Rendah Sungai 12 Denai Kuala Swasembada Rendah Pantai 13 Paluh Sibaji Swasembada Rendah Pantai 14 Pantai Labu Baru Swasembada Rendah Sungai 15 Pantai Labu Pekan Swasembada Rendah Pantai 16 Rugemuk Swasembada Rendah Pantai 17 Pematang Biara Swasembada Rendah Lainnya 18 Rantau Panjang Swasembada Rendah Sungai 19 Bagan Serdang Swasembada Rendah Pantai
(7)
3. Iklim
Daerah Kecamatan Pantai Labu beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu berkisar antara 230C s/d 340C. Kedua musim ini sangat dipengaruhi oleh angin laut yang membawa hujan dan ngin gunung yang membawa panas dan lembab. Curah hujan yang menonjol di wilayah Kecamatan Pantai Labu adalah pada bulan – bulan Maret, April, September s/d Desember. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan – bulan Januari, Pebruari, Mei s/d Agustus.
4. Batas – Batas
Wilayah Kecamatan Pantai Labu berbatasan dengan : Sebelah Utara : Berbatas dengan Selat Malaka
Sebelah Timur : Berbatas dengan Kec. Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelah Selatan : Berbatas dengan Kec. Beringin Sebelah Barat : Berbatas dengan Kec. Batang Kuis/
Kec.Percut Sei Tuan 5. Kependudukan
Jumlah Penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah sebanyak 48.893 jiwa. Dengan Desa Durian yang memiliki penduduk terbanyak yaitu sebesar 5.266 jiwa, di ikuti oleh Desa Pantai Labu Pekan sebanyak 4.705 dan Desa Paluh Sibaji sebanyak 4.189 jiwa. Jumlah penduduk tiap desa di Kecamatan Pantai Labu adalah seperti yang disajikan pada tabel berikut :
(8)
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya tiap Desa di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2015
No D e s a Luas ( Km2 )
Jumlah Penduduk
Kepadatan per KM2
1 Sei Tuan 14,10 1.237 86
2 Tengah 1,20 1.154 945
3 Kelambir 3,92 2.498 9.576
4 Durian 11,58 5.266 445
5 Kubah Sentang 1,28 1.349 1.033 6 Perk. Ramunia 8,43 2.532 294 7 Ramunia II 1,33 2.555 1.881
8 Ramunia I 3,05 1.104 954
9 Denai Sr Burung 3,13 3.078 963 10 Denai Lama 2,67 2.707 991 11 Binjai Bakung 3,11 1.770 552 12 Denai Kuala 4,50 2.590 564 13 Paluh Sibaji 2,06 4.189 .1987 14 Pantai Labu Baru 1,10 916 812 15 Pantai Labu Pekan 7,02 4.705 656
16 Rugemuk 3,00 2.735 892
17 Pematang Biara 4,04 4.183 1012 18 Rantau Panjang 4,70 2.933 609 19 Bagan Serdang 1,63 1.392 835
(9)
6. Mata Pencaharian
Seperti pada umumnya masyarakat pedesaan di Ind nesia, mata pencaharian utama penduduk di wilayah Kecamatan Pantai Labu adalah Sektor pertanian sub sektor pertanian tanaman pangan, yang didukung dengan sektor perikanan laut yang umumnya digeluti oleh penduduk pesisir. Komposisi Mata pencaharian Penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah:
a. Pertanian Tanaman Pangan b. Nelayan
c. Peternakan d. Pedagang
e. Karyawan / PNS / TNI / POLRI f. Industri Dan Lain – lain
7. Kondisi kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu
Angka kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu tergolong tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan, hal ini juga yangmenyebabkan daerah pesisir merupakan daerah yang paling banyak di huni oleh masyarakat miskin. Jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan Pantai Labu akan dijelaskan pada tabel berikut :
(10)
Table 3.4 Jumlah Rumah Tangga PPLS Menurut Klasifikasi Kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu
No D e s a Sangat
Miskin Miskin
Hampir Miskin
Miskin Lainnya
1 Sei Tuan 17 17 13 99
2 Tengah 21 23 27 70
3 Kelambir 111 38 41 81
4 Durian 74 53 59 268
5 Kubah Sentang 37 23 28 68
6 Perkebunan Ramunia 28 28 29 136
7 Ramunia II 10 14 17 122
8 Ramunia I 25 25 21 60
9 Denai Sarang Burung 113 77 69 146
10 Denai Lama 24 26 38 164
11 Binjai Bakung 18 20 43 158
12 Denai Kuala 87 63 61 107
13 Paluh Sibaji 71 47 55 191
14 Pantai Labu Baru 11 11 15 39
15 Pantai Labu Pekan 45 62 64 222
16 Rugemuk 32 37 45 240
17 Pematang Biara 13 27 39 224
18 Rantau Panjang 40 61 69 293
19 Bagan Serdang 54 32 43 108
J u m a h 831 684 776 2.796
8. Tingkat orbitasi dari Kantor Desa ke Ibukota
Desa dengan jarak terjauh dengan ibukota kabupaten adalah Desa Tengah dengan jarak 20 km, kemudian Desa Sei Tuan dengan jarak 19,5 km, dan Desa Bagan Serdang dengan jarak 18 km. Untuk tingkat orbitasi dari kantor desa ke ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten akan dijelaskan pada tabel berikut :
(11)
Tabel 3.5 Tingkat Orbitasi dari Kantor Desa ke Ibu Kota Kecamatan dan Ibu Kota Kabupaten di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2015
No D e s a
Jarak ( Km ) Ke Ibu Kota
Kecamatan
Ke Ibu Kota Kabupaten
1 Sei Tuan 4.5 19.5
2 Tengah 5 20
3 Kelambir 1 15.5
4 Durian 3 14
5 Kubah Sentang 5 16.5
6 Perkebunan Ramunia 7 10
7 Ramunia II 8 9
8 Ramunia I 10 10
9 Denai Sarang Burung 9 15
10 Denai Lama 11 13
11 Binjai Bakung 10 15
12 Denai Kuala 9.5 17
13 Paluh Sibaji 7 15
14 Pantai Labu Baru 6,5 13.5
15 Pantai Labu Pekan 5 14.5
16 Rugemuk 5 17
17 Pematang Biara 1.5 16.5
18 Rantau Panjang 2 16.5
19 Bagan Serdang 4 18
9. Jumlah bangunan rumah menurut kualitas bangunannya
Kecamatan Pantai Labu sebagian besar terdiri dari rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian masyarakat yang sebagian besar belum mampu untuk membangun sebuah rumah yang permanen.
Desa Durian adalah desa yang paling banyak memiliki rumah tidak permanen dengan jumlah 333 unit rumah, kemudian disusul oleh desa Paluh
(12)
Sibaji dengan 265 unit dan Desa Pantai Labu Pekan dengan 247 unit rumah tidak permanen. Rincian jumlah bangunan rumah menurut kualitas bangunannya akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Jumlah Bangunan Rumah menurut Kualitas Bangunannya tiap Desa di Kecamatan Pantai Labu
No D e s a Permanen Semi
Permanen
Tidak Permanen
1 Sei Tuan 29 123 118
2 Tengah 38 122 98
3 Kelambir 81 322 133
4 Durian 241 519 333
5 Kubah Sentang 98 135 94
6 Perkebunan Ramunia 201 231 142
7 Ramunia II 246 262 46
8 Ramunia I 42 67 114
9 Denai Sarang Burung 156 400 111
10 Denai Lama 227 253 98
11 Binjai Bakung 136 165 86
12 Denai Kuala 128 264 132
13 Paluh Sibaji 232 415 265
14 Pantai Labu Baru 24 117 51 15 Pantai Labu Pekan 315 436 247
16 Rugemuk 128 284 215
17 Pematang Biara 236 443 221 18 Rantau Panjang 199 261 177
19 Bagan Serdang 62 158 113
(13)
3.2 Profil Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang 1. Visi
Terwujudnya Pelayanan Prima di Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang
2. Misi :
a. Melaksanakan fungsi pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial secara profesional
b. Mengkoordinasikan dan membina pelaksanaan pelayanan administrasi serta pembinaan seluruh potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
3. Motto :
Melayani masyarakat sepenuh hati 4. Maklumat pelayanan :
Dengan ini kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan serta kewajiban dan akan melakukan perbaikan secara terus menerus dan bersedia menerima sanksi, dan/ atau memberikan kompensasi apabila tidak sesuai dengan standar pelayanan.
5. Tugas Pokok Dan Fungsi:
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
(14)
1) Dinas Sosial merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten. 2) Kepala Dinas Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
Pemerintah Daerah bidang sosial.
3) Dalam melaksanaakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini Kepala Dinas Sosial mempunyai fungsi:
a. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang sosial
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Sosial
c. Pembinaan dan melaksanakan tugas di bidang Sosial
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang sosial;
4) Kepala Dinas Sosial mempunyai rincian tugas :
1. Mendisposisi surat-surat kepada bawahan sesuai denga bidang tugasnya.
2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
3. Menyusun kebijakan teknis di bidang Sosial
4. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sosial
(15)
6. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum yang meliputi
kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengakapandan organisasi dibidang sosial
7. Melaksanakan pengelolaan unit pelaksana teknis dibidang sosial 8. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil denganketentuan tyang berlaku 9. Menyusn laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
10. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
11. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Sekretaris mempunyai rincian tugas:
1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;
3. Mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas-tugas pelayananan administratif 4. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum
5. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian 6. Melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan 7. Melaksanakan pengelolaan administrasi program 8. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan
(16)
9. Merencanakan penyususnan kebutuhan barang dan alat kelengkapan kantor
10. Melaksanakan pengelolaan surat-menyurat arsip dan dokumen lainnya 11. Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab atas
keamanan kantor
12. Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawi, budaya bersuh, budaya kerja dan budaya tertib
13. Mempersiapkan penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan Surat Perintah Tugas bagi pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas 14. Melakukan monitoring dan evaluasi terrhadap pelaksanaan tugas 15. Memelihara, merawat, menjaga dan mengawasi inventaris kantor 16. Menyampaikan saran danpertimbangan kepada atasan tetntang
langkah-langkah ynag perlu diambil dengan ketetntuan yang berlaku
17. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan dan membuat laporan pelaksanaan tugas
18. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
19. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawhan 20. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Sub Bagian Umum mempunyai rincian tugas :
(17)
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib
3. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi umum 4. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian 5. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi
perlengkapan
6. Menggaandakan, menomori dan mendistribusikan surat masuk dan surat keluar
7. Memeriksa, meneliti danmengarsipkan surat masuk dan surat keluar 8. Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab atas
keamanan kantor
9. Merencanakan usulan kebutuhan alat tulis kantor dan kebutuhan barang lainnya,
10. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan kegiatan pelaksanaan tugas
11. Menyususn laporanpelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
12. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku DP-3 bawahan 13. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Sub Bagian Program mempunyai rincian tugas :
(18)
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib
3. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi program 4. Mengumpulkan, mengolah, menganalisa data sebagai bahan acuan dalam
penyusunan program kerja
5. Melakukan observasi lapangan untuk menilai kebenaran dan keakuratan data sebagai bahan acuan dalam penyusunan program kerja
6. Memepersiapkan daftar usulan kegiatan pelaksanaan tugas
7. Melakukan evaluasi terhadap program kerja sebagai bahan penyusunan laporan
8. Menyampaikan saran danpertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
9. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
10. Menyampaikan laoran pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban tugas
11. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku DP-3 bawahan 12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas :
1. Menerima petunjuk dan arahansesuai dengan disposisi atasan 2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar
(19)
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan penyusunan administrasi keuangan
5. Menyusun, memeriksa dan meneliti rencana anggaran
6. Melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan anggraran 7. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan perbendaharaan 8. Meneliti dokumen dan tanda bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan 9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku 10. Menyususn laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai
petanggungjawaban pelaksanaan tugas
11. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Bidang Pelayanan Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan 2. Mendisposisikan surat kepada bawahan
3. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya 4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pelayanan Sosial 5. Menyempurnakan dan menyususn konsep Standar pelaksanaan pelayanan
(20)
tugas-tugas dinas serta rencana jangka menengah dan tahunan dibidang pelayanan sosial yang meliputi Kesejahteraan Anak dan Lanjut Usia, Penanggulangan Bencana, Bimbingan dan Penyuluhan Sosial
6. Melaksanakan pengendalian, pengkordinasian dan pelayanan kesejahteraan Anak dan Usia Lanjut, Penanggulangan Bencana, Bimbingan dan Penyuluhan Sosial
7. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
8. Menyususn laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
9. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
10. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala seksi Kesejahteraan Anak dan Lanjut Usia mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Kesejahteraan Anak dan Lanjut Usia
(21)
5. Mempersiapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan teknis pembinaan dan pelayanan Kesejahteraan Anak dan Usia Lanjut
6. Melaksanakan pembinaan dan pelayanan Anak dan Usia Lanjut 7. Melaksanakan kegiatan pembinaan, bimbingan teknis, administrasi,
monitoring kegiatan, operasional Panti Sosial Swasta
8. Mempersiapkan pengurusan Rekomendasi permohonan subsidi bagi Panti-Panti Sosial Swasta
9. Melaksanakan peningkatan kesejahteraaan anak dan Usia Lanjut sesuai ketentuan
10. Menganalisa laporan operasional penghuni panti sosial (pemerintah dan swasta)
11. Memberikan rekomendasi pengangkatan anak skala kabupaten
12. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
13. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
14. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
15. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Seksi Penanggulangan Bencana mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
(22)
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Penanggulangan Bencana
5. Mempersiapkan petunjuk teknis pelaksanaan bimbingan, pembinaan, pengendalian serta pemberian bantuan korban bencana
6. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pencegahan kejadian Bencana, baik penyuluhan secara lisan maupun tertulu (media cetak, elektronik, maupun media masa lainnya) dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana
7. Melaksanakan koordinasi penanganan korban bencana dengan instansi lintas sektoral dalam rangka penanganan dan penanggulangan korban bencana secara terpadu
8. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
9. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
10. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
(23)
Kepala seksi bimbingan dan Penyuluhan Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Bimbingan dan Penyuluhan Sosial
5. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan teknis kegiatan bimbingan dan penyuluhan sosial, baik penyuluhan sosial secara lisan dan tertulis serta penyuluhan dengan peragaan
6. Menyelenggarakan bimbingan penyuluhan sosial melalui siaran penerangan, kegiatan pameran dan pnyuluhan sosial massal serta penerbitan leaplet, poster dan lain-lain
7. Mengadakan identifikasi penggalian, pengembangan, pendayagunaan, PSKS dan PMKS
8. Menyelenggarakan bimbingan penyuluhan sosial terpadu melalui lintas sektoral, dan melaksanakan bimbingan sosial lanjutan
9. Mengembangkan jaringan sistem informasi kesejahteraan sosial skala Kabupaten
10. Melaksanakan bimbingan pasrtisipasi sosial masyarakat kepada tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap usaha kesejahteraan sosial masyarakat
(24)
11. Mengadakan seleksi dalam penetapan akumendasi dan sertifikasi Panti Sosial
12. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
13. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
14. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
15. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan 2. Mendisposisikan surat kepada bawahan
3. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya 4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pemberdayaan
Sosial
5. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar pelaksanaan pelayanan minimal kewenangan daerah Kabupaten dan standar teknis pelaksanaan tugas-tugas Dinas serta rencana jangka menengah dan tahunan dibidang Pekerja Sosial, Kepahlawanan Keperintisan dan Kejuangan, Pemberdyaan Organisasi Sosial dan Karang Taruna
(25)
6. Melaksanakan pengendalian, Pengkordinasian dan Pemberdayaan Organisasi Sosial Karang Taruna, Pekerja Sosial dan Kepahlawanan Keperintisan Kejuangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan 7. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku 8. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai
petanggungjawaban pelaksanaan tugas
9. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
10. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Seksi Pemberdayaan Pekerja Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pemberdayaan Pekerja Sosial
5. Mengumpulkan. Mengolah dan menyajikan bahan, data untuk
penyempurnaan dan menyusun standar pelaksanaan pelayanan minimal kewenangan daerah kabupaten dan standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam pemberdayaan Pekerja Sosial
(26)
6. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pemberdayaan Pekerja Sosial sesuai ketentuan dan standar yang telah ditetapkan
7. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan dan menumbuhkan gairah masyarakat menjadi Pekerja Sosial Masyarakat dan Pemberdayaan Potensial Sumber Kesejahteraan Sosial, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
8. Menyelenggarakan Sosialisasi, Evaluasi, Monitoring dan pengendalian penerapan standar pelaksanaan Pemberdayaan Pekerja Sosial, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
9. Melaksanakan pemberian Penghargaan dibidang sosial skala kabupaten dan usulan penganugerahan Satya Lencana Kebaktian Sosial
10. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
11. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
12. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
13. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Seksi KepahlawananKeperintisan dan Kejuangan mempunyai rincian tugas:
(27)
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan
5. Mengumpulkan. Mengolah dan menyajikan bahan, data untuk
penyempurnaan dan menyusun standar pelaksanaan pelayanan minimal kewenangan daerah kabupaten dan standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam pembinaan Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan
6. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pembinaan jiwa
kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan sesuai ketentuan dan standar yang telah ditetapkan
7. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pembinaan Kesejahteraan Keluarga para Pahlawan dan Perintisan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
8. Memelihara dan membangun simbol-simbol kepahlawanan, sesuai ketentuan dan standar pelaksanaan yang ditetapkan
9. Menyelenggarakan sosialisasi evaluasi, pembinaan dan pengendalian penerapan standar pembinaan kepahlawanan dan keperintisan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
(28)
10. Menyelenggarakan pembinaan organisasi kejuangan, keperintisan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
11. Menyelenggarakan upaya nyata dalam mewujudkan kesetiakawanan sosial sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
12. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan bahan, data untuk penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan pelayanan minimal kewenangan daerah kabupaten dan standar teknis pelaksanaan pelayanan minimal tugas-tugas dinas dalam pemeliharaan Taman Makam Pahlawan dan Taman Makam Bahagia
13. Melaksanakan kordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan Taman Makam dan Taman Makam Bahagia, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan 14. Menyelenggarakan hari pahlawan dan hari kesetiakawanan sosial nasional
tingkat Kabupaten
15. Melaksanakan pemeliharaan dan pemugaran Taman Makam Pahlawan dan Taman Makam Bahagia, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan 16. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku 17. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai
petanggungjawaban pelaksanaan tugas
18. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
(29)
Kepala Seksi Organisasi Sosial dan Karang Taruna mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Organisasi Sosial dan Karang Taruna
5. Mempersiapkan bahan dan petunjuk teknis kegiatan bimbingan dan pembinaan Organisasi Sosial dan Karang Taruna
6. Melaksanakan kegiatan pendataan dan pendaftaran registrasi dan identifikasi Organisasi Sosial dan Karang Taruna
7. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pembinaan motivasi dan bimbingan usaha kesejahteraan sosial terhadap Organisasi Sosial dan Karang Taruna
8. Melksanakan pembinaan manajemen dan pemberian bantuan stimulan kepada Organisasi Sosial dan Karang Taruna
9. Melaksanakan kegiatan pendaftaran orsos (orsos baru) dan pendaftaran ulang orsos (masa 5 tahun)
10. Memepersiapkan dan melaksanakan program kegiatan temu karya dan bulan Bakti Sosial Karang Taruna dan orsos
(30)
11. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
12. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
13. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
14. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Rehabilitasi Sosial 5. Melakukan penyempurnaan dan penyususnan standar pelaksanaan
pelayanan minimal kewenangan daerah kabupaten dan standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas serta rencana jangka menengah dan tahunan dibidang rehabilitasi Anak Anak Jalanan dan Korban Narkotika, Tuna Sosial dan Penyandang Cacat, dan Rehabilitasi Eks Penderita Penyakit Kronis dan Korban Tindak Kekerasan
(31)
6. Melakukan pelaksanaan, pengendalian, dan pengkoordinasian Rehabilitasi Anak Jalanan dan Korban Narkotika, Tuna Sosial dan Penyandang Cacat, dan Eks Penderita Penyakit kronis dn Korban Tindak Kekerasan
7. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
8. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
9. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
10. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Seksi Bina Anak Jalanan dan Korban Narkotika mempunyai rincian tugas: 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Bina anak Jalanan dan Korban Narkotika
5. Mengumpulkan. Mengolah dan menyajikan bahan, data untuk
penyempurnaan dan menyusun standar pelaksanaan pelayanan minimal kewenangan daerah kabupaten dan standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas
(32)
dalam bidang Rehabilitasi Anak Jalanan, Anak Nakal, Anak Korban Kekerasan, Anak Jermal, Anak Korban Narkotika Psikotropika Zat Adiktif dan Anak Bermasalah lainnya
6. Mengumpulkan. Mengolah dan menyajikan bahan, data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dibidang Rehabilitasi Anak
Jalanan, Anak Nakal dan Korban Narkotika Psikotropika zat Adiktif sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
7. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam menyelenggarakan berbagai upaya Rehabilitasi Anak Jalanan, Anak Nakal, Anak Korban Narkotika Psikotropika zat adiktif, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
8. Melaksanakan kegiatan registrasi dan identifikasi terhadap Anak Terlantar, Anak Jalanan, Anak Nakal, Anak Jermal, dan Anak Korban Narkotika Psikotropika zat adiktif
9. Menyelenggarakan Sosialisasi, Evaluasi, Pembinaan dan pengendalian penerapan standar penanganan dan penanggulangan anak jalanan dan Korban Narkotika Psikotropika zat adiktif sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
10. Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan Rehabilitasi terhadap anak jalanan dan Korban Narkotika Psikotropika zat adiktif
11. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
(33)
12. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
13. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
14. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Seksi Bina Tuna Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Bina Tuna Sosial 5. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan teknis pembinaan dan pelayanan
Rehabilitasi Sosial Pekerja Seks Komersial, Bekas Narapidana atau Hukuman, Gelandangan dan Pengemis
6. Mempersiapkan bahan untuk pembinaan dan pelayanan Rehabilitasi Sosial Pekerja Seks Komersial, Gelandangan dan Pengemis diluar maupun didalam panti
7. Melaksanakan kegiatan Operasional Razia, Penertiban, Pemberantasan Kegiatan Kemaksiatan, Prostitusi dan Penertiban, Razia Gelandangan dan Pengemis
(34)
8. Melaksanakan pembinaan, pelayanan dan rehabilitasi sosial pekerja seks komersial, wanita setengah pria (waria), korban HIV, dan gelandangan pengemis, serta bekas narapidana
9. Mempersiapkan pedoman pelaksanaan teknis kegiatan identifikasi, penyaluran dan bimbingan lanjut kegiatan pelayanan
10. Melakukan koordinaasi dengan instansi terkait dan badan sosial dalam pencegahan, penertiban, dan rehabilitasi sosial, gelandangan, pengemis, dan tuna sosial
11. Melaksanakan kegiatan pembinaan, bimbingan teknis, administrasi dan monitoring kegiatan operasional panti, UPT yang menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan para tuna susila
12. Melaksanakan pembinaan teknis, administrasi panti karya dan sarana rehabilitasi tuna sosial
13. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
14. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
15. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
16. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala seksi penyandang cacat mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
(35)
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Penyandang Cacat 5. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan teknis pembinaan dan pelayanan
kesejahteraan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat
6. Mempersiapkan bahan perumusan modul pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat
7. Mempersiapkan pedoman teknis pelaksanaan kegiatan identifikasi, penyaluran dan bimbingan lanjut pelayanan dan rehabilitasi penyandang cacat
8. Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pelayananan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat
9. Melaksanakan kegiatan pembinaan, bimbingan teknis, administrasi dan operasional panti yang menyelnggarakan pelayanan dan pembinaan, rehabilitasi penyandang cacat
10. Melaksanakan pembinaan teknis admnistrasi Panti Karya dan Rehabilitasi Penyandang Cacat
11. Menganalisa laporan operasional Panti Karya danRehabilitasi Penyandnag Cacat
12. Mempersiapkan bahan pembianaan rehabilitasi sosial terhadap eks penderita penyakit kronis
(36)
13. Menylenggarakan pembinaan rehabilitasi bagi eks penderita penyakit kronis (eks. Penderita Kusta, dan penderita TBC)
14. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan badan sosial dalam rangka pembinaan rehabilitasi eks penderita penyakit kronis
15. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
16. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
17. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
18. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan bantuan dan jaminan sosial
5. Menyempurnakan dan menyusun standr pelakasanaan kewenangan daerah kabupaten dan standar pelaksanaan tugas-tugas serta rencana jangka menegah dan tahunan dibidang peningkatan dan kesejahteraan masyarakat
(37)
Daerah Kumuh dan Terpencil, Sumbangan Sosial dan Jaminan Sosial, Bantuan Sosial dan Fakir Miskin
6. Melaksanakan, pengkordinasian, pengendalian dan peningkatan
kesejahteraan Masyarakat Kumuh dan Terpencil, Sumbangan Sosial dan Jaminan Sosial, Bantuan Sosial dan Fakir Miskin
7. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
8. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
9. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
10. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Seksi Daerah Kumuh dan Terpencil mempunyai rincian tugas ; 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Derah Kumuh dan Terpencil
5. Mengumpulkan, mengolah, menyajkan bahan dan data untuk
(38)
pelaksanaan Kewenangan daerah Kabupaten dan standar teknis
pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam penanganan dan pemberian bantuan kepada masyarakat daerah terpencil dan kumuh
6. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan bahan, data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam penanggulangan daerah kumuh dan terpencil sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah ditetapkan
7. Menyelenggarakan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi bertambahnya daerah kumuh dan terpencil sesuai ketentuan dan standar yang telah ditetapkan
8. Melaksanakan penanganan dan penanggulangan masyarakat yang tinggal di daerah kumuh dan terpencil, bekerjasama dengan berbagai pihak, sesuai ketentuan dan standar yag telah ditetapkan
9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
10. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
11. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Kepala Seksi Sumbangan Sosial dan Jaminan Sosial mempunyai rician tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
(39)
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Sumbangan Sosial dan Jaminan Sosial
5. Mempersiapkan pedoman dan petunjuk pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan pengumpulan sumbangan sosial
6. Melaksanakan pembinaan administrasi dan penerbitan perizinan pengumpulan sumbangan sosial (pengumpulan uang atau barang) serta usaha pengumpulan sumbangan sosial lainnya
7. Menyelenggarakan pelayanan konsultasi kepada badan usaha, yayasan, dan orsos yang berkaitan dengan perizinan pengumpulan sumbangan sosial
8. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pelaksanaan serta penerbitan rekomendasi perizinan dan pengawasan pelaksanaan undian-undian berhadiah ditingkat kabupaten
9. Melaksanakan kegiatan monitoring, pembinaan dan penertiban kegiatan-kegiatan pengumpulan sumbangan sosial yang bergerak secara “liar” 10. Melaksanakan pengendalian dan pemberian izin pengumpulan uang dan
(40)
11. Melaksanakan pengembangan jaminasn sosial kepada penyandang cacat fisik dan mental, lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu skala kabupaten
12. Melaksanakan pengembangan jaminan sosial bagi masyarakat dalam skala kabupaten
13. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku
14. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai petanggungjawaban pelaksanaan tugas
15. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
16. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Seksi Bantuan Sosial dan Fakir Miskin mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan
2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencnakan kegiatan pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Bantuan Sosial dan Fakir Miskin
5. Mengumpulkan, mengolah, menyajkan bahan dan data untuk
(41)
pelaksanaan Kewenangan daerah Kabupaten dan standar teknis
pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam penanganan dan pemberian izin pengumpulan bantuan sosial
6. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan bahan, data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pengembangan dan
peningkatan bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah ditetapkan
7. Mengkordinasikan pengumpulan dana abadi untuk bantuan sosial, sesuai standard dan ketentuan yang berlaku
8. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi, pemberdayaan dan pengendalian penerapan standar pelaksanaan kegiatan-kegiatan dan pemberian izin pengumpulan bantuan sosial serta standar di daerah kabupaten sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
9. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan bahan dan data untuk
penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan pelayanan minimal pelaksanaan Kewenangan Derah Kabupaten dan standar teknis
pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam penanganan dan penanggulangan fakir miskin
10. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan bahan dan data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan dalam pemberian bantuan fakir miskin, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
(42)
11. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi, pemberdayaan dan pengendalian penerapan standar penanganan dan penanggulangan fakir miskin, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
12. Melaksanakan penanganan dan penanggulangan fakir miskin, bekerjasama dengan berbagai pihak sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan 13. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku 14. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai
petanggungjawaban pelaksanaan tugas
15. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan
16. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
17. Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupatn Deli Serdang 18. Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupatn Deli Serdang
(43)
(44)
BAB V
PENYAJIAN DATA
Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, melalui wawancara, dan observasi atau pengamatan langsung di lapangan, maka diperoleh data informan dalam kaitannya dengan Implementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di kecamatan Pantai Labu. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dengan menggunakan draf wawacara informan yang kemudian akan diinterpretasikan. Penyajian data didapatkan melalui wawancara, dan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Pihak-pihak yang diwawancarai sebanyak empat orang yaitu dengan Kepala Bidang Bantuan Sosial, Pendamping (TKSK) dan masyarakat 2 orang di Kantor Dinas Sosial di Kecamatan Pantai Labu. Adapun data-data yang disajikan terdiri dari bagian 2 bagian, yaitu data identitas informan dan data hasil observasi. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut.
5.1 Data Primer
Data Primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian atau objek yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer berasal dari :
a) Informan Kunci yaitu :
1. Bapak Parlaungan Harahap S.E yaitu sebagai Kepala Bidang Bantuan Sosial,
2. Bapak Eka Harka Wibawa sebagai Pendamping
(45)
1. Bapak M. Yusuf yaitu sebagai masyarakat penerima bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni
2. Bapak Dayan yaitu sebagai masyarakat penerima bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni
A. Hasil Wawancara Informan Kunci
Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang dan di Kecamatan Pantai Labu selama ± 2 bulan. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti, yaitu yang pertama penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis, profil kantor Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang dan data lain yang berkaitan dengan program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni. Kedua, peneliti melakukan observasi tidak terstruktur, melihat kondisi dan keadaan Kantor Dinas Sosial tersebut. Ketiga, peneliti melakukan wawancara terstruktur kepada 2 informan kunci kemudian hasil wawancara dari 2 informan kunci peneliti lempar kembali ke informan tambahan yang berada di Kecamatan Pantai Labu. Dan tahapan yang terakhir yaitu peneliti mewawancarai informan tambahan terkait pelaksanaan Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Pantai Labu.
Informan kunci sebanyak 2 orang, yakni Kepala Bidang Bantuan Sosial dan Pendamping Program. Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu wawancara terstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun draft pertanyaan yang hendak diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses implementasi program Rehabilitasi
(46)
Rumah Tidak Layak Huni. Namun di dalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan utama.
Diukur dari variabel implementasi kebijakan antara lain: I. Isi Kebijakan mencakup :
A. Informan Kunci
1. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan
a. Latar belakang kebijakan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menurut Bapak Parlaungan Harahap S.E selaku Kepala Bidang Bantuan Sosial adalah “dilandasi pada UU No 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. “
b. Selama program ini berlangsung pihak-pihak yang menolak/ keberatan dengan adanya program ini menurut Bapak Parlaungan Harahap S.E ini tentu ada penolakan dari masyarakat, tetapi penolakan bukan berasal dari penerima bantuan, melainkan warga yang disekitar rumah penerima bantuan yang juga rumahnya tidak layak huni. Jadi begini, bisa sebelah rumahnya dengan kondisi yang sama tidak layak huni, namun dia tidak dapat bantuan ini, sebab tidak terdata juga karena jumlah bantuan ini juga terbatas.”
2. Tujuan dan Manfaat dari program RTLH ini menurut beliau adalah “untuk memperbaiki rumah yang tidak layak huni warga yang tinggal dirumah yang layak huni”.
(47)
3. Derajat Perubahan yang diinginkan menurut Bapak Parlaungan Harahap adalah “keluarga yang kurang mampu yang dulunya tinggal di rumah tidak layak huni, yaitu yang rumahnya belum disemen, dinding rumah masih tepas, atapnya rumbia, dan yang pasti rumahnya tidak sehat menjadi memiliki rumah yang layak huni dan nyaman”
4. Kedudukan pembuat kebijakan menurut Informan Kunci adalah “pada tingkat Kementerian Sosial yang kemudian dilimpahkan kepada Dinas Sosial Kabupaten yang akan berkoordinasi dengan camat, kepala desa, pendamping, dan kelompok penerima bantuan”.
5. Pelaksanaan program menurut Informan Kunci adalah “melakukan rapat koordinasi terlebih dahulu sebelum mulai dilaksanakannya rehabilitasi tentang bagaimana teknisnya nanti dilapangan, kapan pelaksanaan pembangunannya, kapan pembelian materialnya dan lain lain”.
6. Sumber daya yang dilibatkan terdiri dari :
a. Sumber daya Manusia, menurut Informan Kunci yaitu “pendamping diberikan pendidikan atau bimbingan teknis ke Jakarta yang dilakukan oleh Kementerian Sosial”
b. Sumber daya materiil menurut informan kunci berupa dana sebanyak sepuluh juta untuk tiap unit rumah. Penerima bantuan harus mempunyai rekening sendiri. Jika belum maka dia harus buka rekening dulu. Lalu dana nya ditransfer dari Pusat langsung kepada penerima bantuan. Jadi tidak melalui dinas lagi. Tetapi sebelumnya kan penerima bantuan ini sudah diberi pengarahan dan sosialisasi oleh
(48)
pendamping. Kemudian nantinya penerima bantuan ini menggunakan uang tadi untuk belanja material bangunan tentunya didampingi oleh pendamping. Kalau belanjanya terserah mereka mau kemana”
II. Konteks Kebijakan mencakup
1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi actor yang terlibat
Menurut Informan Kunci yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara, semua sudah tertulis pada pada SOP pelaksanaan program RTLH ini
2. Karakteristik lembaga dan penguasa
“Karakteristik lembaga dan penguasa menurut Informan kunci yaitu semua mengacu pada perintah atasan. Pendataan awal bersumber dari Kepala Dusun, kemudian diteruskan ke Kepala Desa, lalu ke Kecamatan, lalu diteruskan kepada Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang, lalu ke Kementerian Sosial. Indicator yang kita gunakan itu ya indicator dari BPS dan Kementerian Sosial lah, kamu bisa cari sendiri di internet biar lebih jelas”
3. Kepatuhan serta daya tanggap kelompok sasaran
Menurut Informan Kunci berdasarkan Hasil Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu semua penerima bantuan patuh, penerima bantuan dikelompokkan. Masing-masing kelompok itu 5 orang. Jadi kita mau membangkitkan semangat gotong royong yang sudah pudar”.
(49)
Hasil Wawancara Informan Tambahan
Dalam penelitian ini, Informan Tambahan terdapat 2 (dua) orang masyarakat di Kecamatan Pantai Labu yaitu Bapak Dayan dan Bapak M. Yusuf
1. Penerimaan Bantuan RTLH menurut Informan Tambahan yaitu “ dimulai bulan oktober tahun 2015”.
2. Prosedur awal mula sehingga bisa mendapat bantuan RTLH menurut informan Tambahan yaitu : Informan menjelaskan bahwa di data terlebih dahulu oleh pegawai Dinas Sosial dan persyaratan berupa kk, kartu keluarga, sama surat tanah”
3. Tanggapan Informan Tambahan terhadap proses dalam pelaksanaan RTLH yaitu : “sudah bagus, tidak berbelit-belit”
4. Tugas Penerima bantuan menurut tanggapan Informan Tambahan selaku masyarakat yaitu :” Tidak Tau karena tidak ada sosialisasi.”
5. Tanggapan Informan Tambahan selaku masyarakat terhadap pelaku rehabilitasi yaitu “tukang dari Dinas. Bukan dari masyarakat.”
6. Tanggapan Infroman Tambahan terhadap Lamanya dan biaya dalam Rehabilitasi yaitu satu minggu dan biaya yang terima hanya berupa Semen, pasir sama seng udah diantar, trus dibangun sama tukang tidak ada biaya berupa dana.”
7. Tanggapan Informan Tambahan terhadap proses penerimaan bantuaan selaku masyarakat adalah tidak ada terjadwal kalau dana masuk dikabari sama kepala dusun.
(50)
8. Tanggapan Informan Tambahan terhadap pertanggung jawaban kepada Dinas Sosial yaitu Tidak ada pertanggung jawaban dalam pelaksanaan program dan tidak ada pembuatan laporan.
9. Tanggapan Informan Tambahan mengenai biaya yang harus dikeluarkan selama proses rehabilitasi adalah tidak ada biaya yang dikeluarkan, karena semua telah dibeli oleh dinas
10. Tanggapan Informan Tambahan mengenai sosialisasi program adalah “tidak adanya sosialisasi, hanya pernah sekali kita dikumpulin pas bulan puasa untuk buka bersama”
11. Tanggapan Informan Tambahan mengenai kondisi rumah sebelum menerima bantuan adalah rumah setengahnya batu, setengah kayu, atapnya rumbia
12. Tanggapan Informan Tambahan mengenai kondisi rumah setelah menerima bantuan adalah ya kayak ginilah, udah batu semua dindingnya, atapnya udah seng
13. Tanggapan Informan Tambahan mengenai pekerjaan dan penghasilan adalah sebagai nelayan dengan penghasiln perharinya adalah seratus ribu rupiah
14. Tanggapan Informan Tambahan mengenai manfaat yang dirasakan dari kegiatan ini adalah biasa-biasa aja. Hanya enggak kedinginan aja lagi kalo malam
(51)
15. Tanggapan Informan Tambahan mengenai fungsi dan keaktifan pendamping adalah tidak mengetahui fungsi pendamping dan pendamping hanya turun sekali. Itupun waktu rumah ini di bangun
16. Tanggapan Informan Tambahan mengenai hak dan kewajibannya adalah tidak mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai penerima bantuan
17. Tanggapan Informan Tambahan mengenai bantuan ini sudah tepat sasaran adalah sudah tepat sasaran sejauh ini
18. Tanggapan Informan Tambahan mengenai harapan untuk program RTLH kedepannya adalah agar lebih bagus lagi dan diperbanyak yang mendapat bantuan.
5.2 Data Sekunder
Selain melakukan wawancara dari Informan Kunci dan Tambahan, peneliti juga memperoleh data pendukung berupa peraturan yang menjadi acuan bagi para implementor. Yakni :
1. Buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Bantuan Stimulan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Rehabiliasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, dan Sarana Prasarana Lingkungan (Sarling)
2. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 Bab XIX tentang Tugas Pokok, fungsi dan rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Dinas Sosial
(52)
Sampai dengan tahun 2016 ini, Kabupaten Deli Serdang sudah 2 (dua) kali menerima bantuan RS-RTLH dari Kementerian Sosial, yaitu pada tahun 2015 dan 2016. Perincian dari bantuan RS-RTLH adalah sebagai berikut, untuk tahun 2015 bantuan yang diterima adalah sebanyak 40 unit dan untuk tahun ini juga sebanyak 40 unit. Untuk tahun 2015 lalu di Kabupaten Deli Serdang hanya Kecamatan Pantai Labu yang mendapat bantuan, sedangkan tahun 2016 hanya Kecamatan Deli Tua, yang sekarang masih dalam tahap sosialisasi.
Dasar Hukum pelaksanaan Program RS-RTLH di Kecamatan Pantai Labu ini adalah Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. Disamping itu juga PP Nomor 63 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan wilayah.
a. Dasar hukum
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008, tentang Batas Wilayah Negara; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Pasal tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
(53)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah;
7. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 Tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
8. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Kementerian Sosial b. Kriteria dan sasaran
Kriteria dan sasaran penerima bantuan RS-RTLH merupakan pedoman bagi Kementrian Sosial dalam menentukan layak atau tidak seseorang memperoleh bantuan. Kelayakan dilihat dari 3 aspek, yaitu lokasi kegiatan, keadaan penerima bantuan, serta standar tanah dan bangunan.
Berikut kriteria dan sasaran pelaksanaan bantuan RS-RTLH dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1 : Kriteria dan Sasaran RS-RTLH
Lokasi Kegiatan Penerima Bantuan Standar Tanah dan Bangunan 1. Secara administratif
berada di wilayah kabupaten, dan desa BDT
2. Berada di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, dan perbatasan antar negara
1. Data berasal dari BDT atau rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten melalui Pusdatin
2. Masuk kategori miskin, dibuktikan dengan kepemilikan
1. Tidak permanen dan/atau semi permanen
2. Kondisi atap, dinding, dan lantai dalam kondisi rusak
(54)
3. Masuk kategori tidak layak huni dengan saranalingkungan terbatas.
4. Rumah tidak layak huni terkonsentrasi dalam satu wilayah tertentu.
KPS, KIP, KIS, Rastra, PKH, atau Surat Keteraangan Tidak Mampu (SKTM) dari pemerintah
setempat.
3. Penduduk tetap yang menjadi sasaran RS-RTLH, dibuktikan dengan KTP/KK, Surat Keterangan Domisili.
4. Kepala keluarga tidak mempunyai sumber mata pencaharian yang tetap atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang tidak memiliki fasilitas mmandi, cuci, dan kakus.
4. Status tanah dan bangunan milik sendiri, dan tidak dalam keadaan sengketa, bukan milik saudara atau
sewa, yang dibukikan dengan sertifikat/girik atau surak keterangan kepemilikan dari desa atas status tanah.
(55)
yang layak bagi kemanusiaan.
5. Kehidupan
sehari-hari masih memerlukan
bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar.
6. Bersedia tidak menjual atau menyewakan rumah
yang tidak direhabilitasi
minimal 5 tahun sejak menerima bantuan.
Sumber: Pedoman Teknis Pelaksanaan Bantuan Stimulan Usaha Ekonomi Produktif,
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, Sarana Prasarana Lingkungan Kementerian
Sosial Republik Indonesia Tahun 2016
c. Hak dan kewajiban penerima bantuan
Fakir miskin yang menerima bantuan RS-RTLH akan memperoleh dana bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi rumahnya dari tidak layak huni menjadi layak huni, namun penerima bantuan tersebut harus
(56)
mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut dengan cara melampirkan bukti-bukti pembelian barang. Berikut hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh penerima bantuan RS-RTLH pada tabel dibawah ini
Tabel 5.2 : Hak dan Kewajiban Penerima Bantuan RS-RTLH
Hak Kewajiban
1. Memperoleh dana bantuan stimulan RS-RTLH sebesar Rp. 10.000.000,-
2. Mendapatkan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang RS-RTLH
3. Mengelola dan menggunakan dana bantuan stimulan RS-RTLH sesuai dengan sasaran perbaikan rumah.
1. Mengikuti daan mentaati semua ketentuan yang telah ada dan sudah disepakati.
2. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak.
3. Menggunakan dana bantuan RS-RTLH dengan penuh tanggung jawab
4. Memberikan
pertanggungjawaban
pemanfaatan dana bantuan stimulan yang dilampirkan dengan bukti-bukti pembelian barang.
Namun Kenyataan yang terjadi di lapangan, ketika penerima bantuan (informan 3 dan 4) ditanya mengenai apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai penerima bantuan RS-RTLH, mereka tidak mengetahuinya. Padahal
(57)
seharusnya mereka dibekali pengetahuan tentang apa yang menjadi hak dan kewajibannya.
d. Tahapan
1. Persiapan kegiatan
Persiapan kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten. Tahapan persiapan kegiatan meliputi :
a) Indentifikasi dan Seleksi
Identifikasi dan seleksi adalah kegiatan untuk memastikan calon penerima bantuan stimulan RS-RTLH
b) Orientasi dan Observasi
Orientasi dan Observasi adalah kegiatan berupa pengamatan secara umum untuk mengetahui potensi sumber daya yang tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan bantuan RS-RTLH c) Bimbingan Sosial Dasar
Bimbingan Sosial Dasar adalah suatu kegiatan untuk memberikan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan kepada calon penerima bantuan, agar memiliki kesiapan untuk memanfaatkan pengelolaan RS-RTLH
2. Pelaksanaan Kegiatan
Untuk melaksanakan kegiatan penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara ini dilakukan berbagai tahap kegiatan sebagai berikut:
(58)
a) Penjajakan lokasi
Penjajakan lokasi bertujuan untuk melakukan sinkronisasi dan kooedinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten sekaligus melihat langsung ke lapangan terhadap usulan-usulan proposal yang diteriman oleh Kementerian Sosial. Dalam kesempatan ini dilakukan juga kunjungan tatap muka dengan calon penerima bantuan untuk mengetahui kesiapan mereka dalam memanfaatkan bantuan stimulan.
Dalam kegiatan ini dilakukan sosialisasi program yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tetntang pelaksanaan penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara dan membangun kesamaan persepsi terhadap proses dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan. Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat membangun kerjasama antar bebagai pihak yang terkait serta mendapatkan umpan balik terhadap rencana kegiatan.
Pertemuan sosialisasi dilaksanakan dan difasilitasi oleh Kementerian sosial RI dengan menghadirkan Dinas Sosial Provinsi, Dinas Sosial Kabupaten yang mendapatkan program, dan Bappeda.
b) Rapat koordinasi
Dalam rangka sinkronisasi penanganan pemberian bantuan kepada fakir miskin di daerah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan
(59)
antar negara melalui bantuan stimulan RS-RTLH, maka diadakan rapat koordinasi dengan mengundang unsur Dinas Sosial Provinsi, Dinas Sosial Kabupaten dan pihak terkait.
c) Penetapan Lokasi
Sebelum dilakukan penyaluran bantuan RS-RTLH , Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara terlebih dahulu melakukan penetapan lokasi terhadap provinsi dan kabupaten yang akan menerima bantuan. Penetapan lokasi ini ditetapkan berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) dan atau usulan Dinas Sosial Kabupaten dan Dinas Sosial Provinsi
d) Seleksi Pendamping
Pendamping merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan program penanganan fakir miskin di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, dan prebatasan antar negara. Hal ini dikarenakan melalui peran mereka, keberhasilan program penanganan fakir miskin dapat tercapai. Oleh karna itu, agar memperoleh pendamping yang profesional dan memiliki kemampuan serta kualitas yang memadai maka Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara melakukan seleksi pendamping.
(60)
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pendamping, maka dilakukan pemantapan yang terkait dengan materi tugas-tugas pendampingan yang harus dilaksanakan.
f) Verifikasi Calon Penerima Bantuan
Verifikasi dilakukan untuk menetapkan calon penerima bantuan stimulan RS-RTLH berdasarkan pada Basis Data Terpadu (BDT) yang diperoleh dari pusat data dan informasi kesejahteraan sosial (Pusdatin Kessos) Kementerian Sosial RI. Hasil verifikasi yang sudahdilakukan selanjutnya ditetapkan oleh Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI
g) Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis diberikan kepada calon enerima bantuan, agar mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman terkait tujuan penggunaan dan penyaluran dana bantuan. Melalui kegiatan bimbingan teknis ini proses pemanfaatan dana bantuan akan lebih lancar dan tidak menghadapi kendala, sehingga pemanfaatan bantuan sesuai dengan yang diharapkan.
h) Penyaluran Bantuan
Proses penyaluran bantuan RS-RTLH dilakukan dengan cash transfer atau transfer dana tunai ke masing-masing rekening
penerima bantuan di Bank Pemerintah. Proses penyaluran bantuan ini dilakukan setelah Direktoran Penenganan Fakir Miskin Pesisir,
(61)
Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara membuat Surat Keputusan terkait nama-nama penerima bantuan.
i) Pelaporan
Pelaporan dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerima bantuan tergadap penggunaan dana bantuan stimulan RS-RTLH. Dalam membbuat pelaporan penerima bantuan akan dibantu olek pendamping. Setelah itu pendamping akan membuat laporan hasil pelaksanaan dampingannya kepada Dinas Sosial Kabupaten, Dinas Sosial Provinsi dan Kementerian Sosial.
j) Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Kementerian Sosial RI dan sepenuhnya dibantu oleh Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten. Kegiatan monitoring ini ditujukan agar proses pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
e. Prosedur Pengusulan Penerima Bantuan dan Penggunaan Dana 1. Prosedur pengusulan calon penerima bantuan
Prosedur pengusulan calon penerima bantuan RS-RTLH adalah sebagai berikut:
a) Dinas sosial Kabupaten bersama pendaping sosial melakukan verifikasi calon penerima program penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara.
b) Berdasarkan hasil verifikasi dan validasi tersebut, Dinas Sosial Kabupaten mengajukan permohonan bantuan RS-RTLH ke
(62)
Kementerian Sosial dilengkapi surat rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi dilampirkan dengan data lokasi, data calon penerima bantuan (By Name By Adress) sesuaidengan kriteria, didukung dengan foto rumah dan rencana penggunaan dana bantuan RS-RTLH dalam bentuk softcopy.
c) Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara melakukan penjajakan lokasi terhadap usulan Dinas Sosial Kabupaten.
d) Untuk mendukung hasil penjajakan lokasi, Kepala Dinas Sosial Kabupaten membuat surat pernyataan tentang kebenaran lokasi dan calon penerima bantuan serta kesiapan melaksanakan kegiatan RS-RTLH yang benar sesuai petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara.
e) Berdasarkan hasil verifikasi lapangan dan administrasi, Direktur Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan.
f) Nama penerima bantuan yang sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan tidak dapat diganti kecuali penerima bantuan meninggal dunia dan mengundurkan diri, dengan melampirkan surat keterangan (dibuat oleh Dinas Sosial Kabupaten yang menyatakan alasan
(63)
penggantian ke Direktur Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara.
g) Setelah penetapan penerima bantuan, maka dilanjutkan dengan penyaluran bantuan stimulan RS-RTLH melalui cash transfer atau transfer langsung ke masing-masing rekening penerima bantuan. h) Sebelum menggunakan dana bantuan stimulan RS-RTLH, terlebih
dahulu dilakukan sosialisasi dan bimbingan teknis bagi penerima bantuan tentang sasaran perbaikan dan pertanggungjawaban penggunaan bantuan.
2. Penggunaan Dana
Besarnya dana bantuan RS-RTLH untuk 1 (satu) unit rumah sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) yang digunakan untuk perbaikan atau renovasi rumah dengan prioritas rumah yang tidak memiliki MCK, serta kondisi atap, lantai dan dinding dalam keadaan rusak yang telah dituangkan dalam rincian anggaran biaya dengan melampirkan bukti pembeliannya.
f. Mekanisme Penyaluran Bantuan 1. Jenis Bantuan
Dana APBN Kementerian Sosial (DIPA Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara) yang dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan program penanganan fakir
(64)
miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Bantuan dana stimulan
Bantuan dana stimulan yang dialokasikan untuk penanganan fakir miskin di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara meliputi bantuan stimulan RS-RTLH. Penyaluran dana tersebut dilakukan secara langsung ke masing-masing rekening penerima bantuan di Bank Pemerintah.
Penyaluran dana bantuan stimulan program penanganan fakir miskin di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara yang bersifat hibah bersyarat dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang berlak, yaitu melalui proses administrasi keuangan di Kementerian Sosial RI maupun Kementerian Keuangan.
b. Dana operasional
Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan penanganan fakir miskin di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara, maka Dinas Sosial Kabupaten akan mendapatkan dukungan dana operasional yang dapat digunakan untuk biaya yang sifatnya administrasi (pembelian ATK bagi penerima bantuan), koordinasi, monitoring dan evaluasi, bimbingan teknis, serta penyusunan dan penyampaian laporan. Sementara penggunaan dana operasional yang sifatnya pemantauan dan pengendalian dikelola oleh Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir,
(65)
Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya.
2. Penyaluran bantuan
a. Penyaluran dana bantuan program penanganan fakir miskin wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara dilakukan dengan cara pengajuan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) oleh Kuasa Pengguna Anggaran kepada KPPN Jakarta VII yang dilampiri Surat Keputusan Direktur Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara
b. Atas dasar SPM-LS tersebut KPPN Jakarta VII melakukan pembayaran SPM-LS dan menerbitkan SP2D ke rekening penampung Bank Pemerintah sebagai dasar penyalur bantuan. Penyaluran dana akan dilakukan secara transfer dana tunai ke rekening penerima bantuan. c. Penyaluran dana dilakukan dengan pengajuan proposal penggunaan
bantuan stimulan yang telah disetujui oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten
g. Kewenangan
Pembagian tugas dan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program penanganan fakir miskin di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara adalah sebagai berikut :
(66)
1. Kementerian Sosial Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin cq. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara melaksanakan tugas :
a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan bantuan stimulan RS-RTLH
b. Menyiapkan buku pedoman umum tentang pelaksanaan penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara
c. Menyiapkan buku pedoman teknis tentang pelaksanaan bantuan stimuolan RS-RTLH
d. Menetapkan kabupaten yang menjadi lokasi penerima bantuan Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara
e. Melakukan penjajakan lokasi dan pemetaan kebutuhan. f. Menetapkan penerima bantuan RS-RTLH
g. Melakukan seleksi dan penetapan pendamping sosial dan koordinator pendamping sosial.
h. Melaksanakan sosialisasi program
i. Melaksanakan penguatan kapasitas pendamping j. Melaksanakan bimbingan teknis
k. Menyediakan honor atau insentif pendamping
l. Menyiapkan dana bantuan stumulan RS-RTLH serta dana operasional kabupaten
(67)
n. Menyusun rancangan anggaran biaya (RAB) untuk dana operasional kabupaten.
2. Dinas Sosial Provinsi, melaksanakan tugas :
a. Mensinergikan keterlibatan pemangku kepentingan dalam penanganan fakir miskin lintas kabupaten.
b. Memfasilitasi, mengkoordinasi, serta mensosialisasikan pelaksanaan kebijakan dan strategi program penanganan fakir miskin lintas kabupaten c. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, strategi dan program penanganan
fakir miskin lintas kabupaten
d. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan, strategi dan program penanganan fakir miskin lintas kabupaten.
e. Mengalokasikan dana untuk penanganan fakir miskin yang bersumber pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
f. Melakukan verifikasi calon penerima bantuan berdasarkan usulan Dinas Sosial Kabupaten
g. Membuat rekomendasi pada kementerian sosial terkait kabupaten yang akan menjadi calon lokasi kegiatan Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara.
3. Dinas Sosial Kabupaten, melaksanakan tugas :
a. Melakukan verifikasi dan validasi data yang bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) untuk calon penerima bantuan stimulan RS-RTLH
b. Menyiapkan data by name by address calon penerima bantuan stimulan RS-RTLH
(68)
c. Mengusulkan calon pendamping sosial sesuai dengan syarat dan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengikuti seleksi.
d. Melaksaanakan pembinaan kepada pendamping secara berkala e. Melakukan bimbingan teknis kepada penerima bantuan RS-RTLH f. Melakukan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban dana operasional dan pelaksanaan kegiatan penanganan fakir miskin Kepada Direktur Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara
h. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan pemanfaaatan bantuan stimulan RS-RTLH kepada Menteri Sosial cq. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara. Laporan yang akan dikirimkan, juga melampirkan bukti-bukti pengeluaran dana operasional kegiatan.
(69)
Gambar 5.1 : Prosedur Pengusulan Bantuan Stimulan RS-RTLH
Sumber: Pedoman Teknis Pelaksanaan Bantuan Stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, Kementerian Sosial RI
Kemensos cq. Dit PFMP PKK PAN
Dinsos Provinsi
Penerima Bantuan Berdasarkan usulan/proposal individu, kelompok, organisasi sosial
Dinsos Kabupaten
Memberikan rekomendasi
Menetapkan SK Program Penjajakan
& Verifikasi
(70)
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Faktor-faktor yang menghambat implementasi Kebijakan pemberian bantuan RS-RTLH di Kecamatan Pantai Labu
Teori Implementasi Grindle menekankan pada 2 variabel penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi kebijakan. Variable-variable tersebut saling membatasi satu sama lain untuk menentukan berhasil atau tidaknya implementasi kebijakan. Sebaik apapun isi kebijakan, keberhasilan implementasinya akan sangat bergantung sebaik apa dukungan tempat kebijakan tersebut diimplementasikan, begitu pula sebaliknya. Kedua variable tersebut adalah isi kebijakan (content of policy) dan konteks implementasinya (context
of implementation)
Dalam teori Grindle diuraikan bahwa proses implementasi kebijakan baru dapat dimulai jika tujuan dan sasarannya telah disebutkan secara rinci. Kemudian program aksi kebijakan telah dirancang dengan baik namun dirasa belum didukung dengan alokasi dana yang cukup untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Menelaah implementasi kebijakan bantuan RS-RTLH diatas, dari sudut pandang teori Grindle sesungguhnya kebijakan tersebut sudah dirancang secara baik. Seperti tertera pada petunjuk teknis kegiatan, tujuan dan sasaran kebijakan telah dirumuskan secara jelas. Program aksinyapun telah dirancang secara lengkap dengan menjelaskan masing-masing tujuan, sasaran, syarat sasarn dan
(1)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbing dan menyertai peneliti selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang)”.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua orang tua tersayang Pnt. SM. Simamora dan L br. Hutasoit yang dengan tulus, sabar, dan penuh kasih sayang telah membesarkan, mendidik, membimbing, dan memberikan dukungan yang terbaik baik moril dan material serta yang selalu mendoakan peneliti hingga sampai saat ini. Begitu juga dengan kakakpeneliti, Indah Kesuma Simamora dan Larisma Simamora, serta adik-adik peneliti Agus Prawira Sakti Simamora, Puspita Simamora, Susianti Simamora, dan Okto Nicky Jonathan Simamora terima kasih untuk dukungannya kepada peneliti selama proses pengerjaan skripsi ini. Selain itu peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada yang terhormat:
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.
2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
(2)
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, M.SP selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dengan penuh kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Kepada dosen-dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepada peneliti selama masa perkuliahan.
5. Kepada Bapak Kepala Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang Bapak Drs. Raslan Sitompul yang memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi
6. Kepada Bapak Kepala Bidang Bantuan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang Bapak Parlaungan Harahap,S.E yang telah memberikan informasi terkait penelitian yang peneliti lakukandan meluangkan waktu dalam melaksanakan wawancara dengan peneliti.
7. Kepada semua pegawai Kantor Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang. 8. Kepada Bapak Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Pantai Labu
(pendamping program) Bapak Eka Harka Wibawa yang telah memberikan informasi terkait penelitian yang peneliti lakukandan meluangkan waktu dalam melaksanakan wawancara dengan peneliti.
(3)
10. Untuk kak Dian yang baik dan kak Mega yang telah membantu peneliti dalam urusan administrasi selama perkuliahan.
11. Terima kasih buat kawan main “Danga-Danga”, Andro, Erwin, Jonatan, Rio, Roberto, Dian baik dalam permainan nyata maupun permainan maya. Terimakasih atas keseruan yang telah diberikan
12. Terima kasih untuk kawan-kawan kelompok magang, Rio, Andro, Jonathan, Sani, Jesika, Josua, dan Nia
13. Terima kasih untuk Sulastri dan Lydian Siahaan yang telah membantu dan menemani peneliti dalam proses penelitian ini
14. Terima kasih untuk teman-teman Administrasi Negara 2012 untuk setiap dukungan dan semangat yang diberikan kepada peneliti dalam proses pengerjaan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan baik isi maupun bahasanya. Oleh sebab itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih
Medan, November 2016 Peneliti Wahyu Simamora
(4)
DAFTAR ISI
ABSTRAK .... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI . ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Kerangka Teori... 6
1.5.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 8
1.5.2 Implementasi Kebijakan ... 9
1.5.3 Model yang digunakan dalam Penelitian Implementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Pantai Labu ... 23
1.5.4 Kemiskinan ... 26
1.6 Penelitian Terdahulu ... 39
1.7 Defenisi Konsep ... 41
1.8 Sistematika Penulisan ... 42
BABII METODE PENELITIAN ... 44
2.1 Bentuk Penelitian ... 44
2.2 Lokasi Penelitian ... 44
2.3 Informan Penelitian ... 45
2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45
2.5 Teknik Analisis Data ... 47
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 49
3.1 Profil wilayah Kecamatan Pantai Labu ... 49
3.2 Profil Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang ... 58
BAB IV PENYAJIAN DATA ... 90
4.1 Data Primer ... 90
4.2 Data Sekunder ... 97
BAB V ANALISIS DATA ... 115 5.1 Faktor-faktor yang menghambat Implementasi Kebijakan
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1Jumlah Dusun, Luas Desa dan Persentasenya terhadap Luas
Kecamatan Pantai Labu Tahun 2015 ... 51 Tabel 3.2Status, Klasifkasi dan Letak Geografis Desa di Kecamatan
Pantai Labu Tahun 2015 ... 52 Tabel 3.3Jumlah Penduduk dan Kepadatannya tiap Desa di Kecamatan
Pantai Labu Tahun 2015 ... 54 Tabel 3.4Jumlah Rumah Tangga PPLS Menurut Klasifikasi Kemiskinan
di Kecamatan Pantai Labu ... 55 Tabel 3.5Tingkat Orbitasi dari Kantor Desa ke Ibu Kota Kecamatan dan Ibu Kota Kabupaten di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2015... 56 Tabel 3.6Jumlah Bangunan Rumah menurut Kualitas Bangunannya tiap Desa di Kecamatan Pantai Labu... 58
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model George C Edwards III ... 14
Gambar 2.2 Model Van Meter Van Horn ... 16
Gambar 2.3 Model Grindle ... 18
Gambar 3.1Peta Kecamatan Pantai Labu ... 50