133 RTLH ini hanyalah perbaikan rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni,
dan kualitas kehidupan masyarakat penerima bantuan menjadi lebih baik lagi. 3.
Kepentingan kelompok sasaran
Kebijakan pemberian bantuan RS-RTLH Kecamatan Pantai Labu sangat didukung sebagian besar masyarakat. Bantuan ini dianggap dapat meningkatkan
kesehatan, rasa nyaman, dan martabat masyarakat yang dulunya tinggal di rumah yang tidak layak huni. Setiap implementor dan masyarakat yang ditanya mengenai
bantuan ini memberikan respon dan dukungan yang antusias. Masyarakat penerima bantuan seluruhnya merasa sangat terbantu dengan adanya program ini,
dikarenakan kebutuhan mereka akan tempat tinggal yang layak menjadi terpenuhi. Meskipun dalam hal pemilihan penerima bantuan, ada warga yang merasa
keberatan, karena menurutnya masih ada rumah layak huni yang tidak dapat bantuan rehabilitasi. Namun hal ini memang wajar diakrenakan jumlah rumah
yang tidak layak huni sangat banyak sedangkan jumlah bantuan terbatas.
b. Konteks implementasi context of implementation
1. Karakteristik Lembaga dan Penguasa
Program bantuan stimulan seperti pemberian bantuan RS-RTLH sangat dinantikan oleh masyarakat miskin. Oleh karena itu maka pemberian bantuan RS-
RTLH ini mendapat respon yang baik dari masyarakat sekitar, aparat desa maupun kelompok sasaran. Sehingga semua tahapan dapat dilakukan dengan baik
tanpa ada hambatan yang berarti. Secara administrasi, semua tahapan kegiatan, mulai dari tahap pendataan calon penerima bantuan, sosialisasi, hingga tahap
pencairan dana bantuan dapat berjalan dengan dukungan penuh dari masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
134 Walaupun dari sisi kualitas pelaksanaannya masih perlu dievaluasi dan diawasi
agar dapat diperbaiki dikemudian hari. Karena mendapat dukungan penuh dari seluruh warga dan pemerintahan,
maka dari sisi implementasi program pemberian bantuan RS-RTLH di Kecamatan Pantai Labu tidak menmbulkan konflik kepentingan, oleh karenanya pelaksanaan
kegiatan di lapangan secara teknis tidak memiliki banyak hambatan. Hal ini sejalan dengan teori Grindle yang mengisyaratkan bahwa semakin kecil konflik
kepentingan maka akan membuat implementasi kebijakan semakin mudah dilaksanakan.
2. Tingkat Kepatuhan dan Responsifitas Kelompok Sasaran
Dilihat dari sisi kepatuhan, penerima bantuan pada umumnya mau dan patuh terhadap setiap arahan dari pendamping. Hanya saja penerima bantuan tidak
mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Sehingga penerima hanya berpikir bahwa mereka hanya menerima rumah yang sudah jadi saja. Hal yang
terjadi karena terlalu patuh adalah tidak mempertanyakan hak dan kewajibannya, dan cenderung menerima bahwa mereka mendapatkan tidak semua apa yang
menjadi hak mereka. Menurut keterangan dari informan 3 dan informan 4 mereka hanya
menjalankan apa yang menjadi anjuran kepala dusun, kepala desa, dan pendamping. Ketika disuruh melengkapi berkas, mereka melengkapi, ketika
disuruh berkumpul mereka berkumpul. Hampir tidak ada kesulitan yang dialami ketika berhubungan dengan kepatuhan penerima bantuan. Hal ini sesuai dengan
teori Grindle bahwa kepatuhan kelompok sasaran sangat berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
135 keberhasilan implementasi suatu program. Respon dan kepatuhan kelompok
sasaran yang tinggi, membuat implementasi kebijakan semakin mudah dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
136
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Program bantuan RS-RTLH di Kecamatan Pantai Labu dilaksanakan melalui
dua tahap. Tahap yang pertama yaitu persiapan kegiatan yang terbagi lagi menjadi tahap identifikasi dan seleksi, orientasi dan observasi, dan bimbingan
sosial dasar. Tahap yang kedua yaitu tahap pelaksanaan kegiatan yang terbagi lagi menjadi tahap penjajakan lokasi, rapat koordinasi, penetapan lokasi,
seleksi pendamping, pemantapan pendamping, verifikasi calon penerima bantuan, bimbingan teknis, penyaluran bantuan, pelaporan, dan monitoring
dan evaluasi. 2.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada tahap persiapan kegiatan hanya dua tahap yaitu tahap identifikasi dan seleksi, serta tahap
orientasi dan observasi saja yang sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan SOPPedoman teknis yang ada, sedangkan tahap bimbingan sosial dasar
terhadap penerima bantuan tidak dilakukan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan kegiatan, hanya ada enam tahap yang sudah dilakukan dengan
baik sesuai dengan SOP, yaitu tahap penjajakan lokasi, rapat koordinasi, penetapan lokasi, seleksi pendamping, pemantapan pendamping, verifikasi
calon penerima bantuan dan bimbingan teknis saja. Sedangkan yang belum sesuai dengan ketentuan adalah bimbingan teknis, penyaluran bantuan,
Universitas Sumatera Utara