Pengujian Antikanker Pembuatan Preparat Hapusan Sumsum Tulang Femur

kemudian dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah air suling sampai batas tanda.

3.10.3. Penyiapan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Ceremai EEDC

Pembuatan suspensi EEDC dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 250 mg CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 8 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh masa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel. Ditambahkan sebanyak 1 g ekstrak etanol daun ceremai ke dalam lumpang, kemudian digerus sampai homogen. Dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah air suling sampai batas tanda. 3.10.4 Penyiapan Larutan siklofosfamid LS 0,5 bv Pembuatan LS dilakukan dengan cara sebagai berikut: ditimbang sebanyak 25 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 5 ml, ditambahkan larutan fisiologis [NaCl 0,9 bv] sampai batas tanda.

3.10.5 Pembuatan Serum Darah Sapi SDS

Serum diperoleh dari darah sapi segar. Darah didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit hingga terpisah antara endapan dan cairan yang berwarna bening kekuning-kuningan yang merupakan serumnya, kemudian cairan tersebut dipisahkan dari endapan.

3.10.6 Pengujian Antikanker

Hewan percobaan dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 7 ekor hewan percobaan. Kelompok tersebut adalah: - Kelompok I : Kontrol normal, diberikan larutan CMC 1 selama 7 hari secara oral. Universitas Sumatera Utara - Kelompok II : Kontrol positif, diberikan larutan CMC 1 selama 7 hari secara oral dan setelah hari ke 7, diinduksikan LS dengan dosis 30 mgkg BB. - Kelompok III : Perlakuan, diberikan larutan Suspensi EEDC dengan dosis 200 mgkg BB secara oral selama 7 hari dan setelah hari ke 7, diinduksikan LS 30 mgkg BB. - Kelompok IV : Perlakuan, diberikan larutan Suspensi EEDC dengan dosis 400mgkg BB secara oral selama 7 hari dan setelah hari ke 7, diinduksikan LS 30 mgkg BB. - Kelompok V : Perlakuan, diberikan larutan Suspensi EEDC dengan dosis 800 mgkg BB secara oral selama 7 hari dan setelah hari ke 7, diinduksikan LS 30 mgkg BB. Cara perhitungan dosis dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 56. Setelah 30 jam pemberian siklofosfamid, hewan dibunuh dengan cara dislokasi leher dan diambil sumsum tulang femurnya dengan cara disempritkan dengan spuit yang berisi SDS sebanyak 0,3 ml dan ditampung di dalam mikrotube Khrisna dan Hayashi, 2000.

3.10.7 Pembuatan Preparat Hapusan Sumsum Tulang Femur

Campuran sumsum tulang dan SDS dalam mikrotube disentrifuge dengan kecepatan 1200 rpm selama 5 menit, kemudian supernatannya dibuang. Endapannya disuspensikan kembali dengan dua tetes SDS. Kemudian satu tetes suspensi sel diambil dan diletakkan keatas slide, dengan menggunakan penghapus slide, sel di hapuskan menjadi preparat hapusan. Kemudian slide dikeringkan, difiksasi dengan metanol selama 5 menit. Kemudian di berikan pewarna giemsa dibiarkan selama 10 menit, dibuang zat warna dengan dibilas dengan akuades, Universitas Sumatera Utara hapusan dikeringkan dan diamati di mikroskop dengan perbesaran 10 × 100 dengan bantuan minyak immersi. Jumlah sel mikronukleus dalam 100 sel dihitung. Perhitungan dilakukan sebanyak 2 kali pada setiap hapusan. Ukuran sel mikronukleus lebih kecil dari ukuran nukleus normal Khrisna dan Hayashi, 2000. Gambar sel mikronukleus sumsum tulang mencit dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 54. Data penelitian dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 57.

3.11 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

11 168 80

Formulasi krim menggunakan ekstrak Etanol Danetil Asetat dari daun ceremai (Phyllanthus Acidus(L.)Skeels) Sebagai pelembab Alami

0 13 84

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pneumoniae SERTA BIOAUTO

0 0 17

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID DARI DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus [L.] Skeels.) Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels.).

0 0 15

PENDAHULUAN Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels.).

8 47 29

Formulasi krim menggunakan ekstrak Etanol Danetil Asetat dari daun ceremai (Phyllanthus Acidus(L.)Skeels) Sebagai pelembab Alami

0 0 15

Formulasi krim menggunakan ekstrak Etanol Danetil Asetat dari daun ceremai (Phyllanthus Acidus(L.)Skeels) Sebagai pelembab Alami

0 0 2

Pengaruh Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) terhadap Kadar IgE pada Mencit Model Alergi The Effect of Phyllanthus Acidus [L.] Skeels Leaf Extract on IgE Level in Mice Model of Allergy

0 0 5

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

0 0 16