BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas Tan dan Rahardja, 2007. Kasus kanker di Indonesia dan beberapa Negara
di dunia tiap tahun terus meningkat, WHO memperkirakan pada tahun 2010, kanker akan menjadi penyakit penyebab kematian nomor satu di dunia
mengalahkan serangan jantung. Menurut prediksi WHO, pada tahun 2030 akan ada 75 juta orang yang terkena kanker di dunia Republika Newsroom, 2009.
Menurut Prof. Tjandra Yoga, dalam data Riskesdas 2007, di Indonesia rasio tumor atau kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk.
Riset mengungkapkan bahwa kanker disebabkan oleh terganggunya siklus sel akibat mutasi dari gen-gen yang mengatur pertumbuhan Tan dan Rahardja,
2007. Terjadinya mutasi dari beberapa gen tersebut karena diinduksi oleh suatu mutagen, seperti bahan kimia, radiasi, radikal bebas maupun infeksi dari beberapa
jenis virus kelompok oncovirus Sudiana, 2008. Salah satu indikator terjadinya mutasi adalah adanya mikronukleus. Mikronukleus merupakan hasil mutasi dari
kromosom utuh yang patah dan kemudian tampak sebagai nukleus berukuran kecil di dalam suatu sel Schmid, 1975. Mutasi yang terjadi akibat adanya radikal
bebas berawal dari teroksidasinya asam lemak tak jenuh pada lapisan lipid membrane sel, reaksi ini mengawali terjadinya oksidasi lipid berantai yang
menyebabkan kerusakan membran sel, oksidasi lebih jauh akan terjadi pada protein yang berakibat fatal dengan kerusakan DNA Cook dan Samman, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa laporan menyebutkan bahwa suatu antioksidan, yaitu senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas mempunyai aktivitas antimutagenik
Ghaskadbi, 1992; Shiraki, 1994; Rompelberg, 1995. Sejumlah senyawa fenol terutama flavonoid dan phenolic acid merupakan senyawa antioksidan yang
biasanya terdapat dalam buah dan sayur Madhujith dan Shahidi, 2005. Kekayaan akan flora di Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan
pemakaian tanaman obat untuk kanker, tanaman obat dengan berbagai macam kandungan berpeluang untuk lebih berperan dalam pengobatan kanker Saputra,
2000. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai antikanker adalah Ceremai
Phyllanthus acidus L. Skeels. Ceremai merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa flavonoid, polifenol, tannin dan saponin. Daun ceremai
berkhasiat mengobati kanker, selain itu juga berkhasiat sebagai peluruh dahak, pencahar purgatif, mual dan sariawan Dalimartha dan Agriwidya, 1999.
Diduga efek antikanker yang dimiliki daun ceremai berasal dari kandungan senyawa flavonoid dan polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Agnes
Krismawati 2007, telah melakukan penelitian terhadap kandungan antioksidan ekstrak etanol daun ceremai yang mencapai nilai 70.
Berdasarkan uraian, untuk membuktikan efek antikanker dari daun ceremai Phyllanthus acidus L. Skeels, perlu dilakukan uji efek ekstrak etanol daun
ceremai sebagai antikanker yang dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, dengan siklofosfamid sebagai penginduksi terjadinya mikronukleus, dengan
menggunakan metode mikronukleus secara in vivo. Metode ini digunakan karena tekhniknya mudah, titik akhir penilaian lebih objektif dan dapat
Universitas Sumatera Utara
dipertanggungjawabkan, waktu yang dibutuhkan singkat Krishna dan Hayashi, 2000.
1.2 Perumusan Masalah