1949 – 1953 Aliansi Kepada Komunisme Internasional

BAB II POLITIK LUAR NEGERI CINA 1949 – 1976

1. 1949 – 1953 Aliansi Kepada Komunisme Internasional

Kebijakan luar negeri pada masa ini sangat di pengaruhi oleh kondisi internal dalam negeri RRC dan hubungan RRC dengan Uni Soviet dan Amerika Serikat. Pada masa awal berdirinya pada tahun 1949, kebijakan luar negeri RRC dicurahkan pada usaha-usaha dalam level internasional untuk mendukung konsolidasi kekuatan, penyatuan wilayah, dan pencegahan terhadap bahaya dari luar negeri. Dimana pada waktu itu masih terdapat beberapa daerah yang dikuasai oleh sisa-sisa Pemerintahan Nasionalis. Kekuatan pokok Pemerintah Nasionalis sendiri berhasil melarikan diri dengan meyeberang ke Pulau Taiwan Mei 1950, yang kemudian bahkan Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat dikerahkan ke Selat Taiwan untuk melindungi Pemerintahan Nasionalis Cina, sehingga untuk sementara RRC tidak dapat menjamahnya. 1 Dalam usahanya itu RRC pertama-tama mengadakan pendekatan dengan Uni Soviet. Kunjungan Mao Tse Tung ke Moscow untuk mengadakan perundingan dengan Perdana Menteri Josef Stalin, empat bulan setelah RRC diproklamasikan, kunjungan ini menjadi kebijakan luar negeri RRC yang pertama. 2 1 WD Sukisman, Sejarah Cina Kontemporer dari Revolusi Nasional Melalui Revolusi Kebudayaan Sampai Modernisasi Sosialis, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 1992, hal. 47 2 Aa Kustia Sukarnaprawira, China, Peluang Atau Ancaman, Jakarta, Restu Agung, 2009, hal. 178 Dalam perundingan ini, RRC dan Uni Soviet menandatangani perjanjian saling membantu, serta bantuan dana dan tenaga ahli untuk RRC dan janji Uni Soviet Universitas Sumatera Utara untuk mengembalikan kota-kota pelabuhan Dairen dan Port Arthur yang diuasai Uni Soviet selambat-lambatnya pada tahun 1952. Kunjungan ini juga menunjukkan hasrat Mao untuk mengkonsolidasikan RRC dengan kekuatan komunis dunia dan menyebarkan paham komunis ke negara sekitarnya. RRC menjadikan kemenangan Partai Komunis Cina melawan Jepang dan kaum nasionalis di negaranya sebagai model perjuangan untuk negara-negara lain, untuk melawan kekuatan-kekuatan kolonialis dan imperialis dengan menganjurkan perjuangan revolusi bersenjata di negara-negara non-komunis. Sesuai dengan teori “Dua Blok” yang digunakan oleh Uni Soviet, yang untuk pertama kalinya diperkenalkan dalam rapat Komitern pada bulan September 1947. 3 Oleh sebab itu pada akhir tahun 1949 sampai awal 1950-an RRC berkontribusi pada pemberontakan-pemberontakan di beberapa negara-negara asia termasuk Burma, Filipina, Indonesia, Malaya setidaknya dengan bantuan material yang terbatas. 4 Ditengah kesibukkan dengan urusan dalam negerinya itu, terjadilah suatu ketegangan di semenanjung Korea. Yang menjadi masalah adalah bahwa sejak Akibat berbagai peristiwa di atas dan kampanye penolakan terhadap penerimaan rezim komunis RRC di dunia internasional yang dilakukan oleh Amerika Serikat, RRC menjadi terpencil. Sekembalinya dari Moskow Mao Tse Tung mulai mencurahkan perhatiannya dalam penertiban dan pengembangan dalam negeri, antara lain penyusunan konstitusi dan gerakan land reform. Semua lahan milik tuan tanah disita oleh negara untuk dibagikan secara merata kepada para petani dan penggarap. 3 Lilian Craig Harris, China’s foreign Policy Toward The Third World, Praegers Publishers, New York, 1985, Hal. 31 4 Ibid, Hal. 27 Universitas Sumatera Utara berakhirnya perang dunia semenanjung Korea terbagi menjadi dua negara, yaitu Republik Rakyat Korea di bagian utara yang komunis dan Republik Korea di bagian selatan yang liberal, dimana pada bulan juni 1950 Korea Selatan menjalin Perjanjian Pertahanan Bersama dengan Amerika Serikat yang kemudian membawa serta dibuatnya negara tersebut menjadi pangkalan militer Amerika Serikat. 5 Pada saat yang bersamaan dengan Perang korea, RRC juga mengerahkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk menguasai Tibet, tepatnya pada oktober 1952 dalam rangka mencapai keutuhan wilayah. Pada masa-masa ini juga, walaupun pimpinan RRC masih sangat curiga terhadap negara-negara non-komunis, tetapi nampaknya ada sedikit perubahan, yang terlihat dari dukungan secara lisan RRC terhadap rencana Iran untuk menasionalisasi konsesi minyak milik asing; dan Setelah ketegangan semakin meningkat terjadilah bentrokan senjata pada tanggal 25 Juni 1950 yang kemudian membawa Amerika Serikat dan PBB mengirimkan pasukan dan mengutuk Korea Utara sebagai aggressor. Uni Soviet yang kebetulan sedang memboikot sidang PBB tidak sempat menggunakan hak veto. Kondisi ini mendapat tentangan keras dari RRC. Ketika bentrokan semakin membesar dan sudah mendekati perbatasan RRC – Korea Utara, maka RRC mengerahkan sejuta tentara sukarelawan untuk masuk ke Korea Utara dan melawan pasukan Amerika. Kondisi ini juga membuat PBB mengutuk RRC sebagai negara agresor. Minimnya bantuan Uni Soviet dalam Perang Korea membuat Mao Tse Tung kecewa kepada Stalin apa lagi setelah salah satu anaknya tewas dalam perang itu. Di samping itu rencana penyerahan kembali Dairen dan Port Arthur yang dalam perjanjian akan diserahkan dari Uni Soviet ke RRC pada tahun 1952, terpaksa ditunda dengan alasan keamanan. 5 Sukisman, op. cit, Hal. 53 Universitas Sumatera Utara untuk kebijakan-kebijakan anti Inggris oleh Mesir pada tahun 1951, serta mengadakan Konferensi Perdamaian Asia Pasifik yang juga diikuti beberapa negara Amerika Latin pada tahun 1952. Perang Korea sendiri mengalami kejenuhan, selain masing-masing menderita korban dalam jumlah yang besar, mereka juga bersepakat mengakui kembali garis bujur 38 derajat sebagai garis perbatasan, sehingga pada tanggal 27 Juli 1957 tercapai gencatan senjata. 6

2. 1954 – 1959 Hidup Berdampingan Secara Damai