Kepentingan nasional selalu berkaitan erat dengan keamanan, kesejahteraan dan juga power.
15
4.2. Politik Luar Negeri
Untuk dapat menganalisis politik luar negeri suatu negara, diperlukan berbagai tingkat analisis yang dapat memberikan kepada kita perspektif yang
paling berguna dan dari perspektif itu kita menjelaskan dan memahami politik luar negeri suatu negara.
16
15
Budiono Kusumohadidjojo, Hubungan Internasional: Keragka Studi Analitis, Jakarta, Binacipta, 1987, hal. 35
16
K J Holsti, Politik Internasional Kerangka untuk Analisis Jilid 1, Jakarta, Penerbit Erlangga, 1988, hal, 16
Kita tidak dapat memahami politik luar negeri suatu negara sebagaimana layaknya, dengan hanya mengkaji kebutuhan – kebutuhan sosial dan ekonomi
suatu negara, kita juga harus memiliki sejumlah pengetahuan dan juga pertimbangan ideologi dan konfigurasi kekuatan umum, pengaruh dominasi dan
subordinasi di seluruh dunia. Karakteristik utama dari lingkungan luar tidak kalah penting daripada lingkungan internal negara. Oleh karena itu dua tingkat analisis
ini digunakan untuk mendapatkan hasil analisis yang komprehensif untuk menjelaskan dan memahami politik luar negeri suatu negara.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Nasionalitas
Dalam bagian ini, peneliti mencoba menjelaskan faktor-faktor internal atau dengan kata lain kepentingan nasional dari RRC sebagai alat analisis dalam
menjelaskan dan memahami politik luar negeri RRC. Analisis ini meliputi lima faktor, yaitu kebutuhan sosial dan atribut nasional, ideologi, dinamika politik
dalam negeri, tipe rezim, dan faktor birokratis RRC pada masa dimana penelitian ini difokuskan 1949 – 1976. Dimulai dengan melihat faktor pertama yaitu
kebutuhan sosial dan atribut nasional. Beberapa tujuan, keputusan, dan tindakan politik luar negeri dirumuskan
atau diambil untuk memenuhi kebutuhan sosial umum dan memajukan kepentingan khusus dari berbagai kelompok domestik.
17
Lebih penting lagi adalah karakter geografis, demografis, tingkat perkembangan akan dibahas lebih jauh pada bagian sistem internasional, dan
sumber daya suatu negara yang menciptakan kebutuhan sosial dan ekonomi umum yang hanya dapat dipenuhi melalui transaksi dengan negara lain.
Beberapa kebutuhan hanya dapat dijamin oleh tindakan pemerintah terhadap negara lain. Contohnya
adalah bila suatu pemerintahan merundingkan suatu persetujuan tarif dengan negara lain untuk melindungi investasinya atau investasi warga negaranya.
18
17
K J Holsti, Politik Internasional Kerangka untuk Analisis Jilid 2, Jakarta, Penerbit Erlangga, 1988, hal, 105
18
Ibid
Sebagaimana yang kita ketahui, RRC mempunyai luas kurang lebih seperlima dari eluruh luas
dunia atau seperempat dari seluruh luas Asia dan mempunyai perbatasan langsung dengan lima belas negara pada saat itu Hongkong dan Makau masing-masing
masih merupakan daerah protektorat Inggris dan Portugal dengan garis perbatasan yang lebih dari 20.000 kilometer persegi, khususnya yang terpanjang denagn Uni
Universitas Sumatera Utara
Soviet dan dikelilingi oleh tiga kawasan penting yaitu Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik sekalipun setiap kawasan tumpang tindih serta memiliki jumlah
penduduk sekitar 22 dari seluruh penduduk dunia, di samping itu pada saat itu RRC juga masih mempunyai banyak sumber-sumber daya alam yang belum
dimanfaatkan.
19
Selain itu besar negara yang diukur menurut jumlah penduduk juga mempengaruhi kebijakan politik luar negeri. Negara besar lebih banyak merupakan
pemerakarsa konflik daripada negara kecil. Negara besar cnderung melihat diri mereka sebagai mempunyai tugas – tugas dan fungsi – fungsi yang lebih besar
daripada negara kecil. Bila kita mengaitkan tujuan suatu negara dengan unsur kekuatannya, maka suatu negara besar mempunyai keunggulan yang lebih unggul,
Karakteristik geografi dan penyebaran sumber daya alam menentukan kepercayaan diri suatu negara dan ketergantungan terhadap negara
lain, iklim menentukan tumbuhan pangan apa yang dapat ditanam dan lain sebagainya. Berbagai karakteristik di atas tentu saja mempengaruhi kebijakan
dengan mendorong atau membatasi pilihan-pilihan dalam merumuskan kebijakan luar negeri.
Jelaslah diketahui bahwa setiap perkembangan politik internasional di sepanjang perbatasan di kawasan Asia Tenggara, Asia timur, dan Asia Pasifik akan
mempengaruhi RRC, mengingat beberapa daerah di kawasan itu secara historis maupun ekonomi merupakan tempat-tempat yang strategis bagi RRC. Berbagai
kawasan di atas menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh RRC. Seperti bahan mentah, aliran modal, dan teknologi yang diperlukan bagi industry
serta pasar bagi hasil produksi RRC. Mengingat bahwa Mao melancarkan berbagai program pembangunan yang radikal.
19
Partogi, op.cit, hal. 110
Universitas Sumatera Utara
dengan kata lain, semakin besar negara itu, semakin besar kekuatannya, semakin ambisius sasarannya. Makin banyak kepentingan yang haru dibela dan dilindungi.
Kedua faktor ideologi, faktor ideologi menjadi penting dalam menjelaskan politik luar negeri RRC, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
ideologi Marxist-Leninist menjadi sangat penting dan yang paling dominan dalam membentuk kebijakan RRC dalam negerinya pada masa kepemimpinan Mao Tse
Tung. Ideologi merupakan kerangka intelektual yang digunakan oleh para
pembuat kebijakan untuk memperhatikan realitas, untuk menetapkan sasaran jangka panjang suatu perilaku ekstern negara, untuk digunakan sebagai suatu
rasionalisasi dan pembenaran bagi pilihan berbagai keputusan politik luar negeri yang khusus, ideologi juga digunakan untuk member batasan terhadap tahap-tahap
perkembangan sejarah yang mengedepankan strategi politik luar negeri yang khusus, serta membentuk sistem moral dan etika yang membantu menentukan
sikap dan krtiteria penilaian yang tepat untuk menilai suatu tindakan.
20
Faktor ketiga adalah dianmika politik dalam negeri RRC. Dinamika politik dalam negeri RRC tidak pernah berhenti dari pergolakan. Di amping karena
adanya permusuhan pribadi, permusuhan antar kelompok kian mempertajam pertentangan mengingat terdapatnya perbedaan dalam garis pemikiran dan
perjuangan yang dianut masing-masing subjek. Dapat digambarkan bahwa terjadi tarik menarik kepentingan antara Partai Komunis Cina PKC dengan unsur
kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat TPR, serta kekuatan-kekuatan politik lain yang diidentifikasi sebagai: Kelompok Revolusioner Radikal, Kelompok
20
Holsti jilid 2, op. cit, hal. 92
Universitas Sumatera Utara
Pragmatis-Realis dan Kelompok Moderat.
21
Faktor kelima tipe rejim. Tipe rejim politik atau ekonomi pada sebuah negara dapat menjadi sangat penting. RRC dengan sistem politik yang otoriter,
dimana pengambilan keputusan terbatas pada beberapa tokoh tingkat tinggi yang Perlu diingat bahwa individu-individu
merupakan kekuatan politik tersendiri. Keadaan ini sangat mempengaruhi proses perumusan kebijakan. Karena suatu perumusan kebijakan akan menghadapi
tekanan-tekanan untuk penyesuaian dari kekuatan-kekuatan politik yang bertarung. Keempat faktor birokratis, faktor birokratis mempengaruhi psoses
pembuatan kebijakan. Karena tujuan keputusan, dan kebijakan biasanya dibuat dalam hubungan birokratis-politis. Suatu kebijakan merupakan akibat dari
perundingan dari berbagai instansi pemerintah yang dipengaruhi oleh tradisi organisasi dan pertentanga birokratis yurisdiksi. Menurut Agraham Allison dan
Morton Halperin kompleksitas birokratis merupakan karakteristik yang terdapat pada hamper semua negara.
Dalam konteks RRC, struktur perumusan kebijakan luar negeri merupakan interaksi dari tiga lembaga, yaitu negara, partai, dan militer serta lembaga-lembaga
lain yang sifatnya hanya memberikan referensi-referensi di bidangnya masing- masing seperti bidang ekonomi, militer dan lain sebagainya. Kebijakan merupakan
suatu campuran dari bagaimana para birokrat memberikan cirri pada situasi dan posisi apa yang telah mereka tujuan, dengan memperjuangkan persaingan dan
tradisi birokratis. Perlu diingat bahwa pimpinan tertinggi merupakan faktor dominan dalam proses pembentukan kebijakan di RRC. Kualitas dari staf-staf
birokrasi juga mempengaruhi proses-proses perumusan kebijakan terutama kemampuan negosiasi, dan bahasa.
21
Partogi, op.cit, hal. 31
Universitas Sumatera Utara
sering diputuskan berdasarkan analisis-analisis objektif terhadap keadaan eksteren dan interen, akan terdapat imperatif yang kuat untuk menjalankan kebijakan
beresiko tinggi atau memerintahkan perubahan tujuan, peran, orientasi, atau tindakan secara mendadak.
22
4.4. Sistem Internasional