Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi Anak di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan tahun 2015

(1)

(2)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya, Rumiani Manurung adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2012. Saat ini saya sedang menjalankan penelitian dengan judul “Hubungan Asupan Makanan dengan Status Gizi pada anak di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Medan”. Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah CRP (Community

Research Programme).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan makanan dengan status gizi pada anak di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Medan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan adik-adik untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Saya akan mengukur berat badan dan tinggi badan adik sebanyak dua kali. Saya juga meminta kesediaan adik untuk mengisi formulir daftar makanan dengan jujur dan apa adanya. Jika adik bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti persetujuan adik. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, adik dapat bertanya langsung kepada saya atau dapat menghubungi saya di nomor 085760861207.

Identitas pribadi adik sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Atas perhatian dan kesediaan adik, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Asupan Makanan dengan Status Gizi pada anak di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah, Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Oktober 2015 Responden


(4)

A. Data Pribadi Nama : Umur : Tanggal Lahir :

ITEM PENGUKURAN

Pertama Kedua Rata-rata

Tinggi Badan(m)* Berat Badan (kg)*

IMT(kg/݉2)* *diisi oleh peneliti


(5)

B. Asupan Makanan

RIWAYAT GIZI 24 JAM

Hari ke-1

Waktu & Menu Bahan makanan Jumlah berat (gr) Urt Pagi :

Selingan : Siang :

Selingan : Malam :

Selingan :


(6)

Hari ke-2

Waktu & Menu Bahan makanan Jumlah berat (gr) Urt Pagi :

Selingan : Siang :

Selingan : Malam :

Selingan :


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rumiani Manurung Tempat/ tanggal lahir : Parapat/ 7 Februari 1994 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Jamin Ginting Gg.Sentosa No.8, Padang Bulan, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. TK Kencana Parapat 1999-2000

2. SDN 091463 Parapat 2000-2006

3. SMPN 1 Parapat 2006-2009

4. SMA Swasta Cahaya Medan 2009-2012 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012-sekarang

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian dan Seminar Update Kedokteran SCORE PEMA FK USU 2014

2. Peserta Seminar Nasional Tropical Medicine FK USU 2015

Riwayat Organisasi

1. Staf Magang SCORE PEMA FK USU periode 2012-2013

2. Sekretaris Manager Divisi Project Officer of Office SCORE PEMA FK USU periode 2013-2014


(12)

(13)

MASTER DATA Frequencies

Statistics

umur Status gizi Konsumsi Energi Konsumsi Protein

N Valid 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0

Mean 14.7429 1.0857 1765.1029 69.4400

Median 14.0000 1.0000 1683.6000 67.6000

Minimum 13.00 1.00 1278.00 49.40

Maximum 18.00 2.00 2384.20 97.30

Frequency Table umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 13.00 12 34.3 34.3 34.3

14.00 6 17.1 17.1 51.4

15.00 7 20.0 20.0 71.4

16.00 2 5.7 5.7 77.1

17.00 5 14.3 14.3 91.4

18.00 3 8.6 8.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Status gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid normal 32 91.4 91.4 91.4

kurus 3 8.6 8.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Konsumsi Energi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1278.00 1 2.9 2.9 2.9

1337.70 1 2.9 2.9 5.7

1371.50 1 2.9 2.9 8.6

1410.70 1 2.9 2.9 11.4

1503.40 1 2.9 2.9 14.3

1506.70 1 2.9 2.9 17.1

1507.20 1 2.9 2.9 20.0

1538.80 1 2.9 2.9 22.9

1551.00 1 2.9 2.9 25.7

1553.70 1 2.9 2.9 28.6

1555.40 1 2.9 2.9 31.4

1634.00 1 2.9 2.9 34.3

1639.00 1 2.9 2.9 37.1

1641.00 1 2.9 2.9 40.0

1653.00 1 2.9 2.9 42.9

1654.00 1 2.9 2.9 45.7

1672.70 1 2.9 2.9 48.6

1683.60 1 2.9 2.9 51.4

1693.10 1 2.9 2.9 54.3


(14)

1752.00 1 2.9 2.9 60.0

1771.00 1 2.9 2.9 62.9

1830.00 1 2.9 2.9 65.7

1839.50 1 2.9 2.9 68.6

1957.20 1 2.9 2.9 71.4

1962.00 1 2.9 2.9 74.3

2022.30 1 2.9 2.9 77.1

2038.00 1 2.9 2.9 80.0

2057.20 1 2.9 2.9 82.9

2100.00 1 2.9 2.9 85.7

2146.40 1 2.9 2.9 88.6

2149.40 1 2.9 2.9 91.4

2308.00 1 2.9 2.9 94.3

2368.30 1 2.9 2.9 97.1

2384.20 1 2.9 2.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Konsumsi Protein

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 49.40 1 2.9 2.9 2.9

50.00 1 2.9 2.9 5.7

53.60 1 2.9 2.9 8.6

56.30 1 2.9 2.9 11.4

56.70 1 2.9 2.9 14.3

57.10 1 2.9 2.9 17.1

57.50 1 2.9 2.9 20.0

59.80 1 2.9 2.9 22.9

63.00 1 2.9 2.9 25.7

63.30 2 5.7 5.7 31.4

63.40 1 2.9 2.9 34.3

63.60 1 2.9 2.9 37.1

64.50 1 2.9 2.9 40.0

64.60 1 2.9 2.9 42.9

65.20 1 2.9 2.9 45.7

67.60 2 5.7 5.7 51.4

67.90 1 2.9 2.9 54.3

68.80 1 2.9 2.9 57.1

69.00 1 2.9 2.9 60.0

69.80 1 2.9 2.9 62.9

70.40 1 2.9 2.9 65.7

71.10 1 2.9 2.9 68.6

74.60 1 2.9 2.9 71.4

75.80 1 2.9 2.9 74.3

80.20 1 2.9 2.9 77.1

80.40 1 2.9 2.9 80.0

81.30 1 2.9 2.9 82.9

85.00 1 2.9 2.9 85.7

86.30 1 2.9 2.9 88.6

87.90 1 2.9 2.9 91.4

88.10 1 2.9 2.9 94.3

90.00 1 2.9 2.9 97.1


(15)

Total 35 100.0 100.0 Crosstabs

case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Kecukupan Energi *

Status gizi 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%

Tingkat Kecukupan Energi * Status gizi Crosstabulation Status gizi

Total

normal Kurus

Tingkat Kecukupan Energi Cukup Count 15 1 16

% within Status gizi 46.9% 33.3% 45.7%

Kurang Count 17 2 19

% within Status gizi 53.1% 66.7% 54.3%

Total Count 32 3 35

% within Status gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .203a 1 .653

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .207 1 .649

Fisher's Exact Test 1.000 .566

Linear-by-Linear Association .197 1 .657

N of Valid Cases 35

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.37. b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Kecukupan Protein *

Status gizi 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%

Tingkat Kecukupan Protein * Status gizi Crosstabulation Status gizi

Total

normal Kurus

Tingkat Kecukupan Protein Lebih Count 8 1 9

% within Status gizi 25.0% 33.3% 25.7%

Cukup Count 24 2 26

% within Status gizi 75.0% 66.7% 74.3%

Total Count 32 3 35


(16)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .100a 1 .752

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .095 1 .758

Fisher's Exact Test 1.000 .603

Linear-by-Linear Association .097 1 .756

N of Valid Cases 35

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .77. b. Computed only for a 2x2 table

Output Kecukupan Protein

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Kecukupan Protein *

Status gizi 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%

Tingkat Kecukupan Protein * Status gizi Crosstabulation Count

Status gizi

Total

normal kurus

Tingkat Kecukupan Protein lebih 18 1 19

cukup 14 2 16

Total 32 3 35

Tingkat Kecukupan Protein * Status gizi Crosstabulation Status gizi

Total

normal kurus

Tingkat Kecukupan Protein lebih Count 18 1 19

% within Status gizi 56.3% 33.3% 54.3%

cukup Count 14 2 16

% within Status gizi 43.8% 66.7% 45.7%

Total Count 32 3 35

% within Status gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .580a 1 .446

Continuity Correctionb .024 1 .876

Likelihood Ratio .584 1 .445

Fisher's Exact Test .582 .434

Linear-by-Linear Association .564 1 .453


(17)

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.37. b. Computed only for a 2x2 table


(18)

Almatsier, S., 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Amelia, A.R., Aminuddin, Fatimah., 2013. Hubungan Asupan Energi dan Zat

Gizi dengan Status Gizi Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Tahun 2013 [artikel penelitian]. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Anjani, R.P., 2013. Perbedaan Pengetahuan Gizi, Sikap, Asupan Zat Gizi pada

Dewasa Awal [artikel penelitian]. Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro.

Arimurti, T., 2010. Hubungan antara Asupan Energi, Karbohidrat, dan Protein

dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 tahun. [skripsi].

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Arisman, 2003. Gizi Dalam Daur Kehidupan Edisi Dua. Jakarta: UMM Pres. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007. Rencana Aksi Nasional

Pangan dan Gizi 2006-2010. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional. Available from:

www.bappenas.go.id/get_file_server/node/10655/ [Accessed 5 April 2015].

Banowinata, Y., Dwi, Silvia., 2012, Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak

dan Karbohidrat dengan Status Gizi Pelajar di SMP N 1 Kokap Yogyakarta [artikel penelitian] Fakultas Ksehatan UNRIYO.

Barasi, E.M., 2007. At A Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.

Budianto, H.A.K., 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Pres.

Budiarto, E., 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Dahlan, M.S., 2009. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Tabel Angka Kecukupan Gizi

2004 Bagi Orang Indonesia. Available from: http://gizi.depkes.go.id/download/AKG204/pdf. [Accessed 2 Mei 2015].


(19)

Drummond, K.E., Brefere, L.M., 2007. Nutrition for Foodservice and Culinary

Professionals. USA: Drummond Brefere.

Eastwood, M., 2003. Principles Of Human Nutrition. 2 � ed. USA: Blackwell.

Hanum, F., Ali, Yayat., 2014. Hubungan Tinggi BAdan Ibu dengan Status Gizi Balita. Jurnal Gizi dan Pangan. 9(1):1-6.

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,

Direktorat Bina Gizi.

Khomsan, 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Silitonga, M.A.M., 2013. Hubungan Status Gizi dengan Onset Menars pada Siswi

Usia 11-14 tahun di SMP Negeri 1 Pintu Pohan Tahun 2013 [skripsi].

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Angka Kecukupan Gizi yang

Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak: Jakarta : Departemen Kesehatan.

Muchlis, N., Veni, Nurheida, 2011. Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan

Status Gizi Balita di Kelurahan Tamalung [artikel penelitian]. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

Purwaningrum, S. & Yuniar W., 2012. Hubungan Antara Asupan Makanan dan

Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesma Sewon I, Bantul. Dalam; JURNAL KESMAS UAD.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta: 190-193.

Regar, E., Rini., 2012. Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan Makronutrien dengan Status Gizi Anak di Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur Tahun 2012. eJKI. 1(3):184-189.

Riset Kesehatan Dasar, 2013. Riskesdas 2013 dalam Angka. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Setyowati, R.D., 2008. Sistem Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Konsumsi,

Status Gizi serta Ketahanan Fisik Siswa Pusat Pendidikan Zeni Kodiklat TNI AD Bogor Jawa Barat [skripsi]. Fakultas Pertanian Institut Pertanian


(20)

Sudigdo, S., 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagungseto.

Sugiarta, F., 2012. Asupan Makanan dan Status Gizi Anak dengan Palsi

Serebralis [skripsi] Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Sumantri, A., 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Supariasa, I.D.N., Bakri B., dan Fajar I., 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Susanti, D.A., 2012. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi pada

Remaja Panti Asuhan dan Pondok Pesantren [skripsi]. Fakultas

Kedokteran Unversitas Diponegoro.

Yuniastuti, 2008. Gizi Dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

WNPG, 2004. Angka Kecukupan Gizi dan Angka Label Gizi. Jakarta: Widyakarya Pangan dan Gizi.

World Health Organisation (WHO), 2005. Nutrisurvey for Windows. Available from: http://www.nutrisurvey.de. [Accessed 20 April 2015].


(21)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Variabel independen Variebel dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah asupan makanan dan variabel dependen adalah satus gizi.

3.2 Definisi operasional 3.2.1 Asupan Makanan

Definisi Jumlah asupan energi dan protein rata-rata per hari yang didapat dari makanan yang dikonsumsi.

Cara ukur Menggunakan food recall 2x24 jam untuk mendapatkan nilai konsumsi energi dan protein per hari. Kemudian menghitung kecukupan dan tingkat konsumsi energi protein.

Alat ukur Kuesioner food recall 24 jam

Hasil ukur Energi: kkal

Sesudah diketahui tingkat kecukupan energi, untuk keperluan deskriptif maka diklasifikasikan seperti yang ada pada tabel 2.4.

Status Gizi Asupan makanan

 Energi


(22)

Protein: gram

Sesudah diketahui tingkat konsumsi protein, untuk keperluan deskriptif maka diklasifikasikan seperti yang ada pada tabel 2.5.

Skala Ordinal

3.2.2 Status Gizi

Definisi Keadaan gizi anak usia 13-18 tahun yang dinilai dengan membandingkan berat badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter dan disesuaikan dalam tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak

Cara ukur Penilaian status gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri yaitu tinggi badan dan berat badan. Kemudian dihitung nilai BMI.

Alat ukur Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan badan injak jenis manual yang memiliki ketelitian 0,1 kg merk dagang GEA dan pengukuran tinggi badan dengan microtoise yang memiliki ketelitian 1 cm merk dagang OneMed.

Hasil ukur Nilai IMT/umur disesuaikan dengan tabel 2.1 Skala Ordinal

3.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan asupan energi dan protein dengan status gizi.


(23)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam analitik observasional dengan rancangan

cross sectional yang dilakukan di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah, Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan mulai dari Bulan Maret-Desember 2015. Dan pengambilan data penelitian akan dilaksanakan pada Bulan Oktober 2015 bertempat di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jl.Amaliun, Medan.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 13-18 tahun di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah, Medan berjumlah 35 orang.

4.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

total sampling yaitu mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau

sampel yaitu sebanyak 35 orang.

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria inklusinya adalah bersedia sebagai subjek penelitian dan kriteria ekslusinya adalah menderita sakit pada saat penelitian dilakukan.


(24)

4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data primer didapat dengan penilaian asupan makanan dan status gizi. Penilaian asupan makanan dilakukan dengan metode food recall 24 jam. Pada proses food recall 24 jam ini, peneliti akan membagikan kuesioner food recall 24 jam dan meminta responden untuk mengisinya dengan jujur. Kemudian, data diolah dengan program NutriSurvey dan hasilnya akan dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan.

Data primer status gizi didapat dengan pengukuran langsung pada sampel yaitu berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan badan injak jenis manual dengan merk dagang GEA dan pengukuran tinggi badan dengan microtoise merk dagang OneMed. Hasil pengukuran yang didapatkan kemudian akan dihitung IMT dan disesuaikan dengan umur untuk selanjutnya dikelompokkan menurut standar antropometri Kepmenkes 2010 untuk mendapatkan status gizi anak.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian administrasi di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Medan untuk mengetahui data-data umum dari anak panti tersebut.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Pengolahan Data

Data hasil penelitian akan dikelola dan dianalisis secara statistik dengan bantuan program computer windows SPSS (Statistic Package for Social Science). Analisis dan penyajian data dilakukan sebagai berikut :

1. Editing.

Peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dan responden


(25)

2. Coding.

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh penliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry.

Data yang telah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam program computer SPSS.

4. Cleaning.

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data

5. Saving.

Penyimpanan data dan siap untuk dianalisis.

4.5.2 Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Scinces) ver 22.0. Data usia, asupan makanan, dan status gizi dikategorikan dan ditabulasi sederhana.

Data asupan makanan dan status gizi ditabulasi silang dan dianalisa dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test untuk melihat hubungan antar keduanya. Nilai kemaknaan atau confidence interval (α) yang digunakan adalah 0,05. Apabila probabilitas (p) lebih kecil dari α (p<0,05), maka hipotesis nol (Ho) ditolak berarti ada hubungan antara asupan makanan dengan status gizi. Jika p

lebih besar dari α (p>0,05), maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada


(26)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Medan terletak di Jalan Amaliun Gang Umanat, No.5, Medan dan merupakan salah satu cabang dari Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di kota Medan.

Jumlah anak asuh yang terdaftar dipanti asuhan ini adalah 35 orang anak yang berusia 13-18 tahun. Dan memiliki status yang berbeda yaitu antara lain yatim piatu, yatim, piatu, dan fakir miskin.

Panti asuhan ini memiliki struktur organisasi yang terdiri dari penasehat oleh Pimpinan cabang Muhammadiyah Medan Kota. Pembina oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sertan Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Medan. Serta pengelola oleh Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan Kota.

5.1.2.Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anak Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 35 orang anak. Distribusi frekuensi jumlah responden bedasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Jumlah responden berdasarkan usia

No Usia n %

1 13 tahun 12 34.3

2 14 tahun 6 17.1

3 15 tahun 7 20.0

4 16 tahun 2 5.7

5 17 tahun 5 14.3

6 18 tahun 3 8.6


(27)

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah anak berusia 13 tahun yaitu 12 orang (34.3%). Sementara jumlah responden yang paling sedikit adalah anak usia 16 tahun yaitu 3 orang (5.7%).

5.1.3 Data Asupan Energi Responden

Asupan energi adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang dimakan oleh seseorang yang mengandung nilai energi (kkal) pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini, asupan energi dinilai dengan metode food recall 24 jam selama 2 hari dan dihitung dengan menggunakan program nutrisurvey. Distribusi frekuensi asupan energi tercantum pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Asupan Energi Responden

No Asupan energi

n (%)

1 Kurang 19 (54.3)

2 Cukup 16 (45.7)

3 Lebih 0 (0.00)

Jumlah 35 (100)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa asupan energi kebanyakan responden adalah kurang yaitu berjumlah 19 responden. Sedangkan asupan energi cukup berjumlah 16 orang. Pada tabel juga dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki asupan energi yang lebih.

5.1.4 Data Asupan Protein Responden

Asupan protein adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang dimakan oleh seseorang yang mengandung nilai protein(g) pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini, asupan protein dinilai dengan metode food recall 24 jam selama 2 hari dan dihitung dengan menggunakan program nutrisurvey. Distribusi frekuensi asupan protein tercantum pada tabel 5.3


(28)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Asupan Protein Responden

No Asupan protein

n (%)

1 Kurang 0 (0.00)

2 Cukup 16 (45.7)

3 Lebih 19 (54.3)

Jumlah 35 (100)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa asupan protein mayoritas responden adalah lebih yaitu berjumlah 19 responden. Sedangkan asupan protein yang cukup berjumlah 16 orang. Pada tabel juga dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki asupan protein yang kurang.

5.1.5 Status Gizi Responden

Status gizi adalah keadaan yang menggambarkan kecukupan dan penggunaan zat gizi pada tubuh. Dalam penelitian ini, status gizi dinyatakan dalam IMT dan diinterpretasikan sesuai dengan tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Distribusi frekuensi status gizi responden tercntum pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi status gizi responden

No Status gizi n %

1 Kurus 3 8.6%

2 Normal 32 91.4%

Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan anak memiliki status gizi normal yaitu 32 anak (91.4%). Selanjutnya sebanyak 3 anak (8.6%) memiliki status gizi yang kurus.


(29)

5.1.5 Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi

Tabel 5.5 menunjukkan hubungan antara asupan energi dengan status gizi. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan status gizi normal lebih banyak pada responden yang memilki kecukupan energi yang kurang (53.1%). Sedangkan responden dengan status gizi kurus lebih banyak pada responden yang memiliki kecukupan energi yang kurang pula (66.7%). Hasil uji analisa dengan Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p sebesar 1.000 yang berarti tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi.

Tabel 5.5 Hubungan Asupan Energi dengan status gizi responden Status gizi Jumlah Nilai p Kecukupan energi Normal Kurus

n (%) n % n % Cukup 15 (46.9) 1 (33.3) 16 (100) Kurang 17 (53.1) 2 (66.7) 19 (100)

Jumlah 32 (100) 3 (100) 1.000

5.1.6 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi

Tabel 5.6 menunjukkan hubungan antara asupan protein dengan status gizi. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan status gizi normal memiliki kecukupan protein yang cukup (43.8%). Sedangkan responden dengan status gizi kurus lebih banyak pada responden yang memiliki asupan protein yang cukup pula (66.77%).

Hasil uji analisa dengan Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p sebesar 0.582 yang berarti tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi.


(30)

Tabel 5.6 Hubungan Asupan Protein dengan status gizi responden Status gizi Jumlah Nilai p Kecukupan protein Normal Kurus

n (%) n (%)

Cukup 14 (43.8) 2 (66.7) 16

Lebih 18 (56.3) 1 (33.3) 19

Jumlah 32 100 3 100 35 0.582

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hubungan asupan energi dengan status gizi

Tabel 5.5 menunjukkan hubungan asupan energi dengan status gizi. Dapat diketahui bahwa responden dengan asupan energi yang cukup memiliki status gizi yang normal sebanyak 15 orang. Sedangkan responden dengan asupan energi yang kurang dan memilki status gizi kurus sebanyak 2 orang.

Berdasarkan uji hipotesis dari hasil penelitian ini diperoleh nilai p=1.000 (p>0.05) yang berarti tidak ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi anak. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Banownata et al (2012) pada anak SMP N 1 Kokap, Yogyakarta yang didapati bahwa 59.6% responden berstatus gizi normal memiliki asupan energi yang kurang dan hasil uji hipotesis diperoleh nilai p=0.57.

Hal yang sama juga diperoleh dari hasil penelitian Regar dan Rini (2012) diperoleh nilai p=0.358. Hasil penelitian Hanum et al (2014) diperoleh nilai p=0.123 yang artinya tidak ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi. Tidak adanya hubungan asupan energi dengan status gizi dalam penelitian ini diduga karena perhitungan asupan energi yang tidak tepat, salah satunya karena penggunana metode food recall 24 jam yang memiliki beberapa kelemahan. Antara lain responden terkadang tidak mengingat semua asupan makanan yang telah dikonsumsi dan ukuran rumah tangga yang digunakan.


(31)

Hanum et al (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak adanya hubungan asupan energi dengan status gizi diduga karena tingkat kecukupan energi yang diperoleh hanya menggambarkan keadaan konsumsi anak sekarang, sementara status gizi anak sekarang merupakan akumulasi dari kebiasaan makan terdahulu. Sehingga konsumsi hanya pada hari tertentu tidak langsung mempengaruhi status gizi.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arimurti (2010) yang meneliti tentang hubungan antara supan energi, karbohidrat, dan protein dengan status gizi anak sekolah. Dalam penelitiannya diperoleh nilai p=0.004 dan penelitian yang dilakukan oleh Amelia et al (2013) pada santri putri usia 10-18 tahun di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar diperoleh hubungan antara asupan energi dengan status gizi (p=0.022). Selanjutnya penelitian Solihin et al (2013) dalam Hanum et al (2014) melaporkan bahwa tingkat kecukupan energi memiliki hubungan positif dengan status gizi balita secara signifikan. Menurut Almatsier (2002) konsumsi pangan yang mengandung cukup energi dan zat gizi yang dibutuhkan akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

5.2.2 Hubungan asupan protein dengan status gizi

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa responden dengan asupan protein yang lebih memiliki status gizi yang normal sebanyak 18 orang. Sedangkan responden dengan asupan protein yang cukup dan memilki status gizi kurus sebanyak 2 orang.

Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai p=0.582 (p>0.05) yang berarti tidak ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi anak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi et al (2008) dalam Regar dan Rini (2012) pada remaja di lapas anak Kutoarjo Jawa Tengah yang menyatakan bahwa tidak ada korelasi asupan protein dengan status gizi anak.

Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Banowinata et al pada 126 orang siswa SMP N1 Kokap, Yogyakarta Tahun 2012.


(32)

Dalam penelitiannya diperoleh nilai p=0.25 yang berarti tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi.

Tidak adanya hubungan asupan protein dengan status gizi dalam penelitian ini diduga karena penggunaan protein tersebut belum memadai dan efisien untuk proses pertumbuhan linear. Konsumsi protein tidak secara langsung berkaitan dengan tinggi badan akan tetapi tinggi badan merupakan gambaran asupan pangan pada masa lampau (Hanum, 2014).

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Regar dan Rini (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan asupan protein dengan status gizi (p=0.024). Menurut Almatsier (2002) konsumsi pangan yang mengandung cukup energi dan zat gizi yang dibutuhkan akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.


(33)

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebanyak 19 (54.3%) anak memiliki asupan energi yang kurang 2. Sebanyak 19 (54.3%) anak memiliki asupan protein yang lebih

3. Status gizi anak di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan mayoritas adalah normal 32 orang (91.4%)

4. Tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi anak 5. Tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi anak

6.2 Saran 1. Bagi anak

Memberikan informasi kepada anak panti agar meningkatkan asupan makanan mereka terutama sumber energi seperti nasi demi mencapai kecukupan energi yang baik. Dengan demikian akan dapat mencapai status gizi yang normal. 2. Bagi Institusi Panti Asuhan

Agar pihak panti asuhan dapat menyediakan makanan yang cukup bagi anak panti dan senantiasa memperhatikan status gizi anak panti.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih baik lagi agar dapat meminimalisasi bias. Serta dapat meneliti hubungan asupan makanan yang lain seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dengan status gizi anak.


(34)

BAB 2

T INJAUAN PUSTAKA 2.1 Asupan Makanan

2.1.1 Defenisi

Menurut Maretha (2009) dalam Anjani (2013), asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik (Budianto, 2009).

Makanan terdiri dari bermacam-macam zat kimia. Beberapa zat dikenal sebagai nutrien dan terdapat banyak zat lain, terutama dalam bahan makanan nabati. Zat ini memacu pertumbuhan tanaman, melindunginya dari pemangsa dan memperbaiki penampilan atau menambah aromanya. Zat-zat ini (fitokimia) tidak dianggap sebagai nutrien tetapi mungkin aktif secara biologis dan memenuhi efek menguntungkan pada manusia (Barasi, 2007).

Nutrien dibedakan menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien diperlukan dalam jumlah yang besar oleh tubuh sedangkan mikronutrien hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Selanjutnya adalah air yang menjadi komponen esensial dalam diet karena asupan cairan yang cukup merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup. Makronutrien dalam diet mencakup karbohidrat, lemak dan protein. Sedangkan mikronutrien mencakup vitamin dan mineral (Barasi, 2007).

2.1.2 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia yang harganya relatif murah. Karbohidrat tersusun dari berbagai kompleksitas untuk membentuk gula sederhana serta unit yang lebih besar seperti oligosakarida dan polisakarida (Barasi, 2007). Fungsi utamanya adalah sebagai sumber energi dalam bentuk glukosa. Satu gram karbohidat menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat didalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera.


(35)

Sebagian lagi disimpan sebagai bentuk glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian lagi disimpan di jaringan lemak (Almatsier, 2010).

Fungsi lain karbohidrat adalah sebagai penghemat protein artinya ketika karobihdrat tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi. Dan sebaliknya, bila karbohidrat cukup, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun (Yuniastuti, 2008).

Jenis karbohidrat dalam makanan dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida dibagi lagi menjadi glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Galaktosa merupakan gula khusus yang terdapat pada bahan hewani, yaitu air susu. Disakarida dalam bahan makanan yang penting adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Laktosa hanya dijumpai pada susu hewan menyusui dan air susu ibu. Dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yang dapat dicerna (yaitu amilum dan dekstrin) dan tidak dapat dicerna (seperti selulosa, pentosan, dan galaktan). Sedangkan dalam bahan makanan hewani terdapat polisakarida yang dapat dicerna yang disebut glikogen (Anonimus, 2007).

Tabel 2.1 Kelompok karbohidrat

Kelompok Contoh

CHO sederhana

Monosakarida Glukosa, fruktosa

Disakarida Sukrosa, laktosa, maltose Oligosakarida Rafinosa, inulin

CHO kompleks

Zat pati Zat pati yang dapat dicerna

Polisakarida nonpati Selulosa, polisakarida nonselulosa Sumber: Barasi(2007)

2.1.3 Lemak

Lemak meliputi berbagai macam zat yang larut dalam lipid, sebagian besar merupakan trigliserida atau triasigliserol (TAG). Produk turunannya seperti fosfolipid dan sterol (yang paing terkenal adalah kolesterol) juga termasuk dalam


(36)

kelompok ini. TAG dipecah untuk menghasilkan energi dan menyusun cadangan energi utama bagi tubuh dalam jaringan adiposa (Barasi, 2007).

Lemak dan minyak merupkan zat makanan yan penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Dan merupkana sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karobidrat dan protein. Besar energi yang dihasilkan per gram lemak adalah 9 kalori. Fungsi lain lemak dalam tubuh adalah sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh, pelindung kehilangan panas tubuh, pelarut vitamin A, D, E, dan K (Budianto, 2009).

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuhan, mentega, margarin, dan lemak hewan. Sumber lain berasal dari kacang-kacangan, susu, kedelai, kuning telur dan sebagainya (Almatsier, 2010). Lemak hewan ada yang berbentuk padat antara lain lemak susu, lemak sapi, dan berbentuk cair seperti minyak ikan paus, minyak ikan cod, minyak ikan herring (Budianto, 2009).

2.1.4 Protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena mengandung unsur C,H,O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan logam. Tiap gram protein mengandung energi sebanyak 4 kalori (Budianto, 2009).

Protein terdiri atas berbagai rantai dari asam amino tunggal yang tergabung membentuk beraneka ragam protein. Saat dicerna masing-masing asam amino digunakan untuk sintesis asam amino serta protein lainnya yang diperlukan oleh tubuh. Jika asam amino tidak dibutuhkan lebih lanjut, barulah asam amino tersebut dipecah dan digunakan sebagai sumber energi (Barasi, 2007).

Protein ada di semua jaringan tubuh dan merupakan material dasar di kulit, otot, tendon, saraf dan darah. Selain itu, protein juga membentuk antibodi dan enzim yang penting dalam biomolekular (Eastwood, 2003).


(37)

Tabel 2.2 Penggunaan asam amino untuk sintesis produk turunannya.

Asam amino Produk Fungsi

Arginin Nitrat oksida

Keratin

Memelihara fungsi leukosit, tonus vascular

Produksi energy

Glisin Hem

Keratin

Pengangkutan oksigen Produksi energy Tirosin Hormon tiroid dan

melanin Neurotransmitter (adrenalin, noradrenalin, dopamin) Homeostasis Integrasi neuron

Triptofan Asam nikotinat Serotonin (5-hidroksitriptamin)

Fungsi vitamin Fungsi transmitter

Histidin Histamine Transmitter, respon inflamasi Lisin Karnitin Metabolisme lipid

Sistein, glutamate, dan glisin

Glutation Antioksidan

Sumber: Barasi (2007)

2.1.5 Vitamin

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh dalam jumlah yang sangat cukup. Oleh karena itu, harus diperoleh dari asupan makanan (Budianto, 2009).

Vitamin dibagi dalam dua kelompok yaitu vitamin larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dan vitamin larut dalam air (vitamin B dan C). Tiap vitamin memiliki tugas spesifik dalam tubuh (Almatsier, 2010). Vitamin yang berperan dalam pembentukan darah ( asam folat dan vitamin B12), sebagai antioksidan (asam askorbat dan vitamin E), metabolisme protein (vitamin A dan K),


(38)

metabolisme energi (thiamin, riboflavin dan pirodoksin) dan pembentukan tulang oleh vitamin D (Eastwood, 2003). Dan pada dasarnya vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh. Pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim (Almatsier, 2010).

Tabel 2.3. Klasifikasi vitamin dan peranannya Nama Anggota utama dalam kelompok Peranan Vitamin

larut air

Vitamin B kompleks, Vitamin C

Metabolisme, pembelahan sel, antioksidan, kofaktor untuk enzim

Sistem neurotransmitter (zat penghantar impuls saraf) Vitamin

larut lemak

Vitamin A,D,E,K Struktural, integritas sel Homeostasis

Peran antioksidan Sumber: Barasi (2007)

2.1.6 Mineral

Mineral merupakan unsur esensial dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan atas dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro (natrium, klorida, kalium, kalsium fosfor, magnesium dan sulfur) dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari sedangkan mineral mikro (besi, seng, iodium, selenium dll) dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari (Almatsier, 2004).

2.1.7 Air

Air menciptakan media dasar tempat berlangsungnya semua reaksi dalam tubuh. Asupan cairan yang tidak cukup akan cepat menggangu fungsi metabolisme tubuh dan kinerja mekanisme homeostasis. Air mencakup 50-60%


(39)

dari keseluruhan berat badan. Sepertiga adalah cairan ekstraseluler dan dua per tiga berada di intraseluler. Kompartemen ini dipisahkan oleh membran sel dan dapat dilalui oleh air (Eastwood, 2003). Air memiliki berbagai fungsi dalam proses vital tubuh yaitu sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, pelumas, pengatur suhu, dan fasilitator pertumbuhan (Almatsier, 2004).

Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5 ml/kkal (Yuniastuti, 2008). Sumber air dapat diperoleh dari minuman, jus, susu, buah, sayuran, dan makanan lain (Drummond dan Brefere, 2007).

2.2 Kecukupan gizi

Standar kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan ukuran makro yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein (Agus, 2004).

Recommended dietary allowances (RDA) adalah istilah yang digunakan di

Amerika yang merupakan standar berisi kebutuhan rata-rata gizi per hari yang dianjurkan sehingga suatu masyarakat dapat hidup sehat. Sementara di Indonesia dikenal dengan istilah AKG (Angka Kecukupan Gizi). AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis (Anonimus, 2007).

2.2.1 Kecukupan energi

Energi dibutuhkan untuk semua fungsi yang dijalankan oleh tubuh yang meliputi :

1. Aktivitas metabolik pada tingkat seluler, jaringaan, dan organ yang sebagian besar berlangsung di luar kesadaran.

2. Aktivitas sadar yang dilakukan sebagai bagian dari aktivitas fisik dan memerlukan energi dalam jumlah yang berbeda-beda.

3. Pertumbuhan, dalam tahun-tahun awal kehidupan, pada masa remaja, dan selama kehamilan.


(40)

Semua energi yang diperlukan tubuh disuplai melalui asupan makanan. Makronutrien dalam makanan dan minuman menghasilkan energi ketika dipecah. Mineral dan vitamin dalam makanan tidak menghasilkan energi, meskipun beberapa di antaranya bersifat esensial dalam proses biokimia yang menghasilkan energi (Barasi, 2007).

Tingkat Konsumsi Energi (TKE) dapat dihitung dengan cara membandingkan rata-rata konsumsi sehari dengan AKG yang dikoreksi dengan berat badan. Sesudah diketahui tingkat konsumsi gizi, untuk keperluan deskriptif maka dapat diklasifikasikan seperti yang termuat dalam tabel 2.4 (WNPG, 2004).

Tabel 2.4 Klasifikasi TKE

Tingkat Konsumsi Energi Persentase terhadap AKG

Baik 80-110% AKG

Kurang < 80% AKG

Lebih >110% AKG

Sumber : WNPG (2004)

2.2.2 Kecukupan protein

Banyaknya protein dalam tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan basal dan sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan, infeksi, stress dan sebagainya. Kehilangan protein dapat melalui air seni, kotoran dan kulit (Anonimus, 2007).

Tingkat Konsumsi Protein (TKP) dapat dihitung dengan cara membandingkan rata-rata konsumsi sehari dengan AKG yang dikoreksi dengan berat badan. Sesudah diketahui tingkat konsumsi protein, untuk keperluan deskriptif maka dapat diklasifikasikan seperti yang termuat dalam tabel 2.5 (WNPG, 2004).


(41)

Tabel 2.5 Klasifikasi TKP Tingkat Konsumsi Protein

Baik 80-110% AKG

Kurang < 80% AKG

Lebih >110% AKG

Sumber : WNPG (2004)

2.3 Penilaian Asupan Makanan

Penilaian asupan makanan atau survei diet adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Tujuannya adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Sedangkan secara khusus, tujuan dari survei diet adalah menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu, sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

Metode-metode pengukuran konsumsi makanan antara lain : 1. Metode frekuensi makanan (food frequency).

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, dan tahun. Cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi.

2. Metode ingatan pangan 24 jam (24-hours food recall).

Prinsip dari metode ini adalah mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden diminta untuk menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu. Data konsumsi yang dicatat mulai bangun pagi dihari kemarin sampai istirahat tidur malam harinya. Data yang diperoleh


(42)

dari recall 24 jam bersifat kualitatif. Sehingga perlu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga.

3. Metode pendaftaran makanan (food list).

Dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh bahan makanan dan memperhitungkan bahan makanan yang terbuang atau rusak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara.

4. Metode Penimbangan (food weighing).

Petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama satu hari. Jumlah makanan yang dikonsumsi sehari kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM atau DKGJ ( Daftar Konsumsi Gizi Jajanan). Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. Kelebihan dari metode ini adalah bahwa data yang diperoleh lebih akurat.

2.4. Status gizi

2.4.1. Defenisi Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi secara garis besar dibagi dua yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan sangat dipengaruhi oleh tersedianya bahan makanan, makanan dan pendapatan untuk mencukupi keperluan makan. Selanjutnya adalah keadaan kesehatan yang dipengaruhi oleh pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik dan sosial (Supariasa, Bakri,dan Fajar, 2002).

2.4.2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasranya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif. Kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia (Arisman, 2002).


(43)

Beberapa cara dalam melakukan penilaian status gizi yaitu antara lain : 1. Biokimia

Dengan pemeriksaan protein visceral, albumin, transferin serum,

Thyroxine-binding prealbumin (TBPA), fungsi kekebalan. Selain itu dapat juga dengan

memeriksa sensivitas kulit, protein somatik, hematologik dan keadaan hidrasi (Arisman, 2002).

2. Pemeriksaan klinis

Meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan, bagian tubuh yang harus lebih diperhatikan ialah kulit, gigi, gusi, bibir, lidah, mata dan alat kelamin (Arisman, 2002).

3. Pemeriksaan antropometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan di dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal atau majemuk, gen serta faktor lingkungan (iklim, musim, sosial-ekonomi). Tujuan dalam pemeriksaan antropometris ialah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi (Arisman, 2002).

Adapun beberapa indikator dalam pemeriksaan antropometri ialah : a. Tinggi badan

Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang. Namun, harus digabung dengan indikator lain (Arisman, 2002). Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal dan tumbuh sering dengan pertambahan umur (Supariasa, Bakri,dan Fajar, 2002).

b. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan. Agar berat dapat dijadikan satu ukuran yang valid, parameter lain seperti tinggi, ukuran rangka, proporsi lemak, otot, tulang, serta komponen berat patologis harus dipertimbangkan. Dengan kata lain, ukuran berat harus dikombinasikan dengan parameter antropometris yang lain (Arisman, 2002).


(44)

c. Umur

Umur sangat memegang peranan penting dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi gizi yang salah. Oleh sebab itu, penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya yaitu 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2004 ).

Pada anak penentuan status gizi dapat menggunakan indeks massa tubuh berdasarkan usia. Dengan terlebih dahulu menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) anak yaitu membandingkan berat badan dalam kilogram dengan kuadarat tinggi badan dalam meter.

Lalu disesuaikan dengan tabel standar antropometri penilaian status gizi anak di Indonesia untuk mengetahui klasifikasi status gizinya (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2010)

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Status Gizi Anak Berdasarkan IMT Indeks Massa Tubuh

menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 5-18 tahun

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3SD sampai dengan <-2 SD Normal -2SD sampai dengan 1 SD Gemuk >1SD sampai dengan 2SD Obesitas >2SD


(45)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Suhardjo (2003) dalam Susanti (2012), status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur. Dengan demikian status gizi menggambarkan bagaimana keadaan gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien. Dan sebaliknya, status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau zat-zat gizi esensial (Almatsier, 2003).

Di Indonesia, masalah gizi anak masih merupakan masalah yang patut diperhatikan. Hal itu didasarkan pada laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Indonesia tahun 2013 yang menunjukkan bahwa prevalensi pendek pada anak umur 13-15 tahun adalah 35,1% dan umur 16-18 tahun adalah 31.4%. Sedangkan prevalensi kurus pada anak umur 13-15 tahun adalah 11.1% dan umur 16-18 tahun 9.4%. Sementara di kota Medan, hasil yang didapati untuk anak usia yang sama juga sangat mengejutkan yaitu prevalensi pendek dan kurus diatas prevalensi nasional.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan gizi seseorang yaitu faktor penjamu, agen dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selanjutnya faktor-faktor tersebut dikategorikan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung antara lain asupan makanan dan penyakit infeksi. Sementara penyebab tidak langsungnya adalah pelayanan kesehatan dan persediaan makanan di rumah (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2002).

Asupan makanan menjadi penyebab langsung keadaan gizi seorang anak karena asupan makanan merupakan sumber nutrisi yang selanjutnya digunakan secara efisien sebagai sumber energi sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (Departemen Kesehatan RI, 2003). Seorang anak yang sehat akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya dengan asupan


(46)

makan yang cukup. Sementara asupan makanan yang tidak tepat tentu akan menyebabkan gangguan nutrisi (Khomsan, 2006).

Salah satu pilar dari RANPG (Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi) adalah kecukupan gizi. Artinya perlu pelaksanaan program yang bertujuan dalam penyediaan asupan gizi yang cukup. Program tersebut diharapkan mampu menjangkau seluruh anak di Indonesia baik di tingkat rumah tangga maupun di institusi. Panti asuhan merupakan salah satu institusi yang bergerak di bidang sosial. Di panti asuhan tentu memilki visi dalam menyejahterakan anak panti terutama di bidang kesehatan. Untuk itu, dilakukannya program penyelenggaraan makanan yang bertujuan menyediakan asupan makanan yang sehat dan cukup bagi anak panti demi menciptakan status gizi yang baik. Penilaian status gizi dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui keadaan gizi seseorang.

Penelitian Dewi (2008) yang dilakukan pada siswa KODIKLAT TNI AD Bogor yang tinggal di asrama diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan makanan dengan status gizi siswa. Berdasarkan studi pustaka yang saya lakukan, sedikit sekali yang membahas tentang status gizi anak di institusi. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menelitinya pada anak usia 13-18 tahun di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan asupan makanan dengan status gizi anak usia 13-18 tahun di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di Medan pada Tahun 2015?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan asupan makanan dengan status gizi pada anak usia sekolah di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di Medan pada Tahun 2015.


(47)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kecukupan energi pada anak usia sekolah di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di Medan.

2. Untuk mengetahui kecukupan protein pada anak usia sekolah di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di Medan.

3. Untuk mengetahui berat badan dan tinggi badan pada anak usia sekolah di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di Medan.

4. Untuk mengetahui status gizi pada anak usia sekolah di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah di Medan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu yang didapatkan dalam masa kuliah

1.4.2 Bagi Institusi

1. Memberikan informasi kepada anak panti asuhan tentang asupan makanan dan status gizi.

2. Memberi masukan kepada pihak institusi panti asuhan agar senantiasa memantau asupan makanan dan status gizi anak panti

1.4.3 Bagi Ilmu Pengetahuan


(48)

ABSTRAK

Di Indonesia, prevalensi masalah gizi masih cukup tinggi. Asupan makanan dan penyakit infeksi adalah penyebab langsung dari masalah gizi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan asupan energi dan protein terhadap status gizi anak.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 13-18 tahun di Panti asuhan Putera Muhammadiyah Medan pada tahun 2015 sebanyak 35 orang yang diambil secara

total sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan

wawancara tentang asupan makanan dengan metode food recall 2x24 jam dan pengukuran berat badan serta tinggi badan secara langsung. Asupan makananan dinilai dengan program Nutrisurvey dan status gizi dinilai dengan indeks massa tubuh berdasarkan usia.

Hasil penelitian dengan uji Fisher’sExact Test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi. Hal itu didasarkan dari nilai p yang diperoleh dari penelitian. Asupan energy dengan status gizi diperoleh p=0.566 dan asupan protein dengan status gizi diperoleh nilai p=603.

Kata kunci: asupan energi, asupan protein, status gizi


(49)

ABSTRACT

Prevalence of nutritional problem in Indonesia is still quite high. Food intake and infection disease caused nutritional problem directly. This study is aimed to know about the relationship among nutritional status with energy and protein intake.

This was a cross sectional analityc design. The sample in this study are orphans aged 13-18 years old of Putera Muhammadiyah Orphanage at Jalan Amaliun Medan in 2015 that 35 orphans were taken at total sampling. The primary data was collected through interview the food intake by food recall 2x24 hours method and then measured body weight and height directly. The nutritional intake was assessed by Nutrisurvey program and nutritional status was assessed by BMI/Age.

The result with Fisher’s Exact Test showed that both energy and protein intake had not relationship with nutrition stage. It was based on p value from this research. Energy intake with nutritional status had p=1.000 and protein intake with nutritional status had p=0.528.


(50)

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN PUTERA MUHAMMADIYAH

JALAN AMALIUN MEDAN TAHUN 2015

Oleh :

RUMIANI MANURUNG 120100170

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(51)

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN PUTERA MUHAMMADIYAH

JALAN AMALIUN MEDAN TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RUMIANI MANURUNG 120100170

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(52)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN PUTERA MUHAMMADIYAH JALAN AMALIUN MEDAN TAHUN 2015

NAMA : RUMIANI MANURUNG

NIM : 120100170

Pembimbing Penguji I

Nenni Dwi Aprianti Lubis, S.P., M.Si dr.Zaimah Z.Tala, M.S., Sp.GK NIP.197604102003122002 NIP.196705051992032001

Penguji II\

Dr.dr.Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK NIP.197312212003122001

Medan, Januari 2016 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP.195402201980111001


(53)

ABSTRAK

Di Indonesia, prevalensi masalah gizi masih cukup tinggi. Asupan makanan dan penyakit infeksi adalah penyebab langsung dari masalah gizi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan asupan energi dan protein terhadap status gizi anak.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 13-18 tahun di Panti asuhan Putera Muhammadiyah Medan pada tahun 2015 sebanyak 35 orang yang diambil secara

total sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan

wawancara tentang asupan makanan dengan metode food recall 2x24 jam dan pengukuran berat badan serta tinggi badan secara langsung. Asupan makananan dinilai dengan program Nutrisurvey dan status gizi dinilai dengan indeks massa tubuh berdasarkan usia.

Hasil penelitian dengan uji Fisher’sExact Test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi. Hal itu didasarkan dari nilai p yang diperoleh dari penelitian. Asupan energy dengan status gizi diperoleh p=0.566 dan asupan protein dengan status gizi diperoleh nilai p=603.

Kata kunci: asupan energi, asupan protein, status gizi


(54)

ABSTRACT

Prevalence of nutritional problem in Indonesia is still quite high. Food intake and infection disease caused nutritional problem directly. This study is aimed to know about the relationship among nutritional status with energy and protein intake.

This was a cross sectional analityc design. The sample in this study are orphans aged 13-18 years old of Putera Muhammadiyah Orphanage at Jalan Amaliun Medan in 2015 that 35 orphans were taken at total sampling. The primary data was collected through interview the food intake by food recall 2x24 hours method and then measured body weight and height directly. The nutritional intake was assessed by Nutrisurvey program and nutritional status was assessed by BMI/Age.

The result with Fisher’s Exact Test showed that both energy and protein intake had not relationship with nutrition stage. It was based on p value from this research. Energy intake with nutritional status had p=1.000 and protein intake with nutritional status had p=0.528.


(55)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, kasih karunia dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini

dengan baik. Laporan Hasil Penelitian ini berjudul “Hubungan asupan energi dan

protein dengan status gizi anak di Panti asuhan Putera Muhammadiyah Jalan

Amaliun Medan tahun 2015”. Laporan ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah Community Research Program (CRP) dan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan proposal peneltian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar Sp.PD, KEGH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU

2. Ibu Nenni Apriani,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Hasil Peneliian ini. 3. Ibu dr.Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GK dan Ibu Dr.dr.Dina Keumala Sari,

Sp.GK selaku dosen penguji.

4. Dosen-dosen dari Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah membekali saya dengan ilmu statistik.

5. Pimpinan Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan, yang telah memberi izin penelitian.

6. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran USU.

7. Keluarga saya yang telah memberi doa dan dukungan. terutama pada Ibu dan almahrum ayah saya. Saudara saya tercinta Kak Rumiay, Bang Rumianto, Rumini, Rumanita dan Sangap.

8. Teman dekat saya, Dwi Ingan dan Fitri atas berbagai saran, kritik dan dukungannya. Serta teman seperjuangan dalam menyusun KTI yaitu Rio Siahaan dan Mutiara Angelina.


(56)

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun untuk lebih menyempurnakan proposal penelitian.

Medan, Desember 2015 Peneliti

Rumiani Manurung NIM: 120100170


(57)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN….……….

ABSTRAK ……….

ABSTRACT………..

KATA PENGANTAR ……….……….

DAFTAR ISI ……….

DAFTAR TABEL ……….

DAFTAR GAMBAR ………...……….

DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB 1 PENDAHULUAN …….………

1.1.Latar Belakang ………..

1.2.Rumusan Masalah ……….

1.3.Tujuan Penelitian .……….

1.3.1 Tujuan Umum ………. 1.3.2 Tujuan Khusus ……….

1.4.Manfaat Penelitian ………

1.4.1 Bagi Peneliti ……… 1.4.2 Bagi Institusi ……… 1.4.3 Bagi Ilmu Pengetahuan ...………

.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………

2.1 Asupan Makanan ……….

2.1.1 Definisi Asupan Makanan ………. 2.1.2 Karbohidrat ……… 2.1.3 Lemak ……… 2.1.4 Protein ………

i ii iii iv vi ix x xi 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 6


(58)

2.1.5 Vitamin ………..

2.1.6 Mineral ………..

2.1.7 Air ……….. 2.2 Kecukupan Gizi ………...……….

2.2.1 Kecukupan Energi ………..

2.2.2 Kecukupan Protein ………...………..

2.3 Penilaian Asupan Makanan ………..……… 2.4 Status Gizi ………...

2.4.1 Definisi Status Gizi ………... 2.4.2 Penilaian Status Gizi ……….

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……..…… 3.1 Kerangka Konsep Penelitin ……….………..………... 3.2 Definisi Operasional ……….…...

3.2.1 Asupan Makanan ……….…………...

3.2.2 Status Gizi ……….

3.3 Hipotesis ……….……

BAB 4 METODE PENELITIAN ………...

4.1 Jenis Penelitian ……….……….……….... 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….……….. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………..

4.3.1 Populasi ……….………

4.3.2 Sampel ……….………..

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi……….……….…. 4.4 Teknik Pengumpulan Data ……….….…………

4.4.1 Data Primer ……….………. 4.4.2 Data Sekunder ……….……..………. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ….………..

4.5.1Pengolahan Data ………..……. 4.5.2 Analisis Data ………

6 7 8 18 18 19 8 9 9 10 11 12 12 12 15 15 15 15 16 16 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18


(59)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………

5.1 Hasil Penelitian ……….

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……….….. 5.1.2 Karakteristik Responden……..……… 5.1.3 Data Asupan Energi Responden……….. 5.1.4 Data Asupan Protein Responden……….. 5.1.5 Status gizi Responden……… 5.1.6 Hubungan asupan energi dengan status gizi……….. 5.1.7 Hubungan asupan protein dengan status gizi ………

5.2 Pembahasan ………...

5.2.1 Hubungan asupan energi dengan status gizi………. 5.2.2 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi……….

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ………..

6.1 Simpulan ………

6.2 Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN

20 20 20 20 21 21 22 23 23 24 24 25 27 27 27 28


(60)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Kelompok karbohidrat………... 5

2.2 Penggunaan asam amino untuk sintesis produk turunannya………. 7

2.3 Klasifikasi vitamin dan peranannya……….. 8

2.4 Klasifikasi TKE ……… 10

2.5 Klasifikasi TKP ……… 10

2.6 BMI for Age Cuttofs ………. 14

5.1 Jumlah responden berdasarkan usia ……….. 20

5.2 Distribusi Frekuensi Asupan Energi dan Protein Responden ………. 21

5.3 Distribusi frekuensi status gizi responden ……….. 22

5.4 Hubungan Asupan Energi dengan status gizi responden ……….. 22

5.5 Hubungan Asupan Protein dengan status gizi responden ……….. 23


(61)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(62)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Ethical Clearence

2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 4 Riwayat Gizi 24 Jam

5 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan 6 Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

7 Daftar Riwayat Hidup 8 Surat Izin Penelitian

9 Surat Balasan dari Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan


(1)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN….……….

ABSTRAK ………. ABSTRACT………..

KATA PENGANTAR ……….……….

DAFTAR ISI ……….

DAFTAR TABEL ……….

DAFTAR GAMBAR ………...……….

DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB 1 PENDAHULUAN …….………

1.1.Latar Belakang ………..

1.2.Rumusan Masalah ……….

1.3.Tujuan Penelitian .……….

1.3.1 Tujuan Umum ………. 1.3.2 Tujuan Khusus ……….

1.4.Manfaat Penelitian ………

1.4.1 Bagi Peneliti ……… 1.4.2 Bagi Institusi ……… 1.4.3 Bagi Ilmu Pengetahuan ...………

.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………

2.1 Asupan Makanan ……….

2.1.1 Definisi Asupan Makanan ………. 2.1.2 Karbohidrat ……… 2.1.3 Lemak ……… 2.1.4 Protein ………

i ii iii iv vi ix x xi 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 6


(2)

vii

2.1.5 Vitamin ………..

2.1.6 Mineral ………..

2.1.7 Air ……….. 2.2 Kecukupan Gizi ………...……….

2.2.1 Kecukupan Energi ………..

2.2.2 Kecukupan Protein ………...………..

2.3 Penilaian Asupan Makanan ………..……… 2.4 Status Gizi ………...

2.4.1 Definisi Status Gizi ………... 2.4.2 Penilaian Status Gizi ……….

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……..……

3.1 Kerangka Konsep Penelitin ……….………..………... 3.2 Definisi Operasional ……….…...

3.2.1 Asupan Makanan ……….…………...

3.2.2 Status Gizi ……….

3.3 Hipotesis ……….……

BAB 4 METODE PENELITIAN ………...

4.1 Jenis Penelitian ……….……….……….... 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….……….. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………..

4.3.1 Populasi ……….………

4.3.2 Sampel ……….………..

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi……….……….…. 4.4 Teknik Pengumpulan Data ……….….…………

4.4.1 Data Primer ……….………. 4.4.2 Data Sekunder ……….……..………. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ….………..

4.5.1Pengolahan Data ………..……. 4.5.2 Analisis Data ………

6 7 8 18 18 19 8 9 9 10 11 12 12 12 15 15 15 15 16 16 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18


(3)

viii

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 5.1 Hasil Penelitian ……….

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……….….. 5.1.2 Karakteristik Responden……..……… 5.1.3 Data Asupan Energi Responden……….. 5.1.4 Data Asupan Protein Responden……….. 5.1.5 Status gizi Responden……… 5.1.6 Hubungan asupan energi dengan status gizi……….. 5.1.7 Hubungan asupan protein dengan status gizi ………

5.2 Pembahasan ………...

5.2.1 Hubungan asupan energi dengan status gizi………. 5.2.2 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi………. BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ………..

6.1 Simpulan ………

6.2 Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA ……… LAMPIRAN

20 20 20 20 21 21 22 23 23 24 24 25 27 27 27 28


(4)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Kelompok karbohidrat………... 5

2.2 Penggunaan asam amino untuk sintesis produk turunannya………. 7

2.3 Klasifikasi vitamin dan peranannya……….. 8

2.4 Klasifikasi TKE ……… 10

2.5 Klasifikasi TKP ……… 10

2.6 BMI for Age Cuttofs ………. 14

5.1 Jumlah responden berdasarkan usia ……….. 20

5.2 Distribusi Frekuensi Asupan Energi dan Protein Responden ………. 21

5.3 Distribusi frekuensi status gizi responden ……….. 22

5.4 Hubungan Asupan Energi dengan status gizi responden ……….. 22

5.5 Hubungan Asupan Protein dengan status gizi responden ……….. 23


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1 Ethical Clearence

2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 4 Riwayat Gizi 24 Jam

5 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan 6 Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

7 Daftar Riwayat Hidup 8 Surat Izin Penelitian

9 Surat Balasan dari Panti Asuhan Putera Muhammadiyah Jalan Amaliun Medan