dari recall 24 jam bersifat kualitatif. Sehingga perlu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga.
3. Metode pendaftaran makanan food list.
Dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh bahan makanan dan memperhitungkan bahan makanan yang terbuang atau rusak. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara. 4.
Metode Penimbangan food weighing. Petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi
selama satu hari. Jumlah makanan yang dikonsumsi sehari kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM atau DKGJ Daftar Konsumsi Gizi
Jajanan. Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan. Kelebihan dari metode ini adalah bahwa data yang
diperoleh lebih akurat.
2.4. Status gizi 2.4.1. Defenisi Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi secara garis besar dibagi dua yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya bahan makanan, makanan dan pendapatan untuk mencukupi keperluan makan. Selanjutnya adalah keadaan kesehatan yang dipengaruhi oleh
pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik dan sosial Supariasa, Bakri,dan Fajar, 2002.
2.4.2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi pada dasranya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat
objektif maupun subjektif. Kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia Arisman, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa cara dalam melakukan penilaian status gizi yaitu antara lain : 1.
Biokimia Dengan pemeriksaan protein visceral, albumin, transferin serum, Thyroxine-
binding prealbumin TBPA, fungsi kekebalan. Selain itu dapat juga dengan memeriksa sensivitas kulit, protein somatik, hematologik dan keadaan
hidrasi Arisman, 2002. 2.
Pemeriksaan klinis Meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan,
bagian tubuh yang harus lebih diperhatikan ialah kulit, gigi, gusi, bibir, lidah, mata dan alat kelamin Arisman, 2002.
3. Pemeriksaan antropometri
Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan di dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada
kehamilan tunggal atau majemuk, gen serta faktor lingkungan iklim, musim, sosial-ekonomi. Tujuan dalam pemeriksaan antropometris ialah
besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi Arisman, 2002.
Adapun beberapa indikator dalam pemeriksaan antropometri ialah : a.
Tinggi badan Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh
dan panjang tulang. Namun, harus digabung dengan indikator lain Arisman, 2002. Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal dan tumbuh sering dengan pertambahan umur Supariasa, Bakri,dan Fajar, 2002.
b. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan. Agar berat dapat dijadikan satu ukuran yang valid,
parameter lain seperti tinggi, ukuran rangka, proporsi lemak, otot, tulang, serta komponen berat patologis harus dipertimbangkan. Dengan
kata lain, ukuran berat harus dikombinasikan dengan parameter antropometris yang lain Arisman, 2002.
Universitas Sumatera Utara
c. Umur
Umur sangat memegang peranan penting dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi gizi yang salah.
Oleh sebab itu, penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya yaitu 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari.
Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan Depkes, 2004 .
Pada anak penentuan status gizi dapat menggunakan indeks massa tubuh berdasarkan usia. Dengan terlebih dahulu menghitung Indeks Massa Tubuh IMT
anak yaitu membandingkan berat badan dalam kilogram dengan kuadarat tinggi badan dalam meter.
Lalu disesuaikan dengan tabel standar antropometri penilaian status gizi anak di Indonesia untuk mengetahui klasifikasi status gizinya Keputusan Menteri
Kesehatan RI, 2010 Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Status Gizi Anak Berdasarkan IMT
Indeks Massa Tubuh menurut Umur IMTU
Anak Umur 5-18 tahun Sangat Kurus
-3 SD Kurus
-3SD sampai dengan -2 SD Normal
-2SD sampai dengan 1 SD Gemuk
1SD sampai dengan 2SD Obesitas
2SD Sumber : Kepmenkes, 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang