1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki
uang yang nilainya sama dengan harga rumah tersebut. Namun, seiring dengan semakin sulitnya keadaan ekonomi dan banyaknya tuntutan kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat maka pembelian rumah secara tunai semakin sulit dilakukan, terutama bagi masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke
bawah. Dengan demikian, pembelian rumah secara kredit dikalangan masyarakat menjadi pilihan yang sangat menarik.
Penyaluran kredit perbankan pada sektor konsumsi mengalami peningkatan yang drastis sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi sepuluh tahun
lalu. Hal ini terjadi karena banyaknya perusahaan-perusahaan besar bangkrut sehingga sektor korporasi sangat sedikit menyerap kredit dari bank. Bank-bank
kemudian semakin menyadari bahwa peluang di pasar konsumsi semakin besar, dimana resiko yang dihadapi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kredit pada
pasar investasi. Terdapat beberapa jenis sektor konsumsi yang dibiayai dengan kredit oleh
bank, salah satunya adalah sektor perumahan melalui kredit pemilikan rumah KPR. Peningkatan pemberian KPR oleh bank-bank disebabkan masih
banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah. Pada sisi lain, sebagian
Universitas Sumatera Utara
masyarakat tidak mampu membeli rumah secara tunai, sehingga ini menjadi peluang bagi bank-bank untuk memasarkan KPR sebanyak-banyaknya.
Strategi untuk memenangkan persaingan dalam bisnis KPR adalah suku bunga dan pelayanan yang kompetitif www.kompas.com, April 2008. Suku
bunga KPR yang tinggi dapat menyebabkan ekspansi KPR menjadi turun. Pada sisi lain, Bank yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan, pasti dapat
menarik banyak debitur sehingga mampu tumbuh dan berkembang. Pemberian kredit perbankan ke KPR berkembang cepat seiring terjadinya
penurunan suku bunga perbankan selama tahun 2007. Statistik Perbankan Indonesia SPI mencatat jumlah kredit perbankan yang disalurkan ke KPR
meningkat sebesar Rp 15,50 triliun yaitu 60,50 triliun pada tahun 2006 dan 76 triliun pada bulan Agustus 2007 Info Bank, Edisi Januari 2008. Pertumbuhan
KPR juga diprediksi akan naik 10 sampai 15 dari rata-rata pertumbuhan KPR pada tahun 2007 www.kompas.com, April 2008.
Tabel 1.1 Outstanding Kredit Pemilikan Rumah KPR Beberapa Bank Besar
per September 2007 No. Nama
Bank Nilai
Rp Triliun Pangsa Pasar
Pyoy
1. Bank BTN
18.924 21.37 35.75
2. Bank Niaga
8.530 9.63 20.51
3. Bank Central Asia
7.208 8.14
78.59 4. Bank
Panin 4.634
5.23 63.08 5. Bank
Mandiri 4.501
5.08 25.94 6.
Bank Negara Indonesia 4.050
4.57 70.74
7. Bank NISP
3.503 3.96 35.34
8. Bank Internasional Indonesia
3.246 3.66
12.20 9. UOB
Buana 2.571
2.90 38.66 10. Bank
Danamon 1.350
1.52 20.17
Keterangan: Pyoy: pertumbuhan year on year
Sumber: Biro Riset Infobank birI
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat 10 peringkat bank-bank yang memiliki jumlah outstanding
KPR terbesar di Indonesia. Bank yang paling menguasai pangsa pasar dalam memberikan KPR kepada masyarakat adalah PT Bank Tabungan Negara
Persero. Tercatat Bank BTN memiliki pangsa pasar sebesar 21,37 dan nilai ini sangat jauh di atas bank-bank lainnya.
Fokus bisnis Bank BTN dalam bidang KPR sebenarnya banyak dipengaruhi oleh faktor historis, dimana pada awalnya Bank BTN oleh
Pemerintah ditugaskan untuk menjadi satu-satunya bank yang menangani penyaluran KPR kepada golongan masyarakat menengah ke bawah, yaitu melalui
produk KPR Rumah Sederhana KPR RS dan KPR Rumah Sangat Sederhana KPR RSS. Dalam mengemban tugas ini, sebagai sumber pendanaan maka
Bank BTN menggunakan dana subsidi yang bersumber dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI dan Rekening Dana Investasi RDI dari Departemen
Keuangan. Seiring dengan krisis ekonomi dan perubahan kebijakan ekonomi yang
diprogramkan oleh Dana Moneter Internasional IMF, maka subsidi dari KLBI dan RDI untuk pemberian KPR semakin dibatasi sehingga untuk mendukung
bisnisnya dalam penyaluran KPR, maka Bank BTN harus menngandalkan sumber pendanaan lainnya, yaitu dari dana masyarakat.
Berkaitan dengan pergeseran sumber pendanaan, yaitu dari dana subsidi kepada dana komersial, maka Bank BTN juga melakukan pergeseran fokus bisnis
dalam pemberian KPR, yaitu dari KPR RS dan KPR RSS bergeser ke KPR Komersial yang berbunga lebih tinggi. Dalam hal ini, salah satu produk unggulan
KPR komersial Bank BTN adalah Kredit Griya Utama 1KGU 1. Tingkat suku bunga KPR pada Bank BTN variatif, tergantung kepada nilai
KPR. KGU 1 merupakan salah satu produk KPR Bank BTN yang memiliki nilai KPR sebesar seratus juta hingga seratus lima puluh juta rupiah dengan tingkat
suku bunga sebesar 10,75. Pelayanan juga menjadi salah satu keunggulan dari
Universitas Sumatera Utara
Bank BTN, karena Bank BTN adalah bank yang pertama kali dan dikhususkan menangani bisnis KPR di Indonesia selama kurang lebih 34 tahun.
Persaingan antar bank dalam menyalurkan KPR dan perlunya pengelolaan tingkat suku bunga dan pelayanan nasabah yang baik menjadi masalah yang harus
dihadapi PT Bank Tabungan Negara Persero Cabang Medan. Berdasarkan
permasalahan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pemilikan Rumah KPR Pada PT Bank Tabungan Negara Persero Cabang
Medan”.
B. Perumusan Masalah