lxxii ‘Ils se regardèrent. Thérèse vit le flacon dans les mains de Laurent, et
Laurent aperçut l’éclair blanc du couteau qui luisait entre les plis de la jupe de Thérèse.’ TRXXXII300
‘Mereka saling pandang. Thérèse melihat botol berisi racun di tangan Laurent, dan Laurent melihat kilatan pisau diantara lipatan rok Thérèse.’
TRXXXII300
E. Dampak Agresi.
1. Depresi. Pada akhirnya, Thérèse dan Laurent dapat menikah, tetapi kehidupan Laurent dan
Thérèse tidak mengalami kebahagiaan setelah berhasil mewujudkan mimpi mereka. Mereka selalu dihantui wajah Camille setiap malam yang mengakibatkan mereka
tidak berani untuk tidur. Mereka mengalami depresi setiap malam. Depresi mereka mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari. Mereka
duduk di dekat perapian dan mengobrol sampai menjelang pagi untuk menghindari tidur. Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks sebagai berikut :
‘Ils luttaient d’ailleurs contre le sommeil autant qu’ils pouvaient. Ils s’asseyaient aux deux coins de la cheminée et causaient de mille riens, ayant
grand soin de ne pas laisser tomber la conversation.’ TRXXII203 ‘Mereka berusaha untuk tetap terjaga dari tidur. Mereka duduk di dua sisi
perapian dan bercakap-cakap tentang seribu macam hal yang tidak berarti. Mereka menjaga agar pembicaraan jangan sampai terputus.’ TRXXII203
lxxiii 2. Cidera
Laurent mengalami cidera berupa luka gigitan di lehernya. Dia mengalami cidera itu saat berusaha mengangkat Camille di atas perahu. Pada saat Laurent
mengangkat tubuh Camille, Camille sempat menggigit leher Laurent hingga
berdarah. Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks sebagai berikut : ‘Comme il penchait la tête, découvrant le cou, sa victime, folle de rage et
d’épouvante, se tordit, avança les dents et les enfonça dans ce cou.’ TR XI112
‘Ketika Laurent memiringklan kepalanya, lehernya terbuka. Camille berontak, mencakupkan giginya kepada leher Laurent. Dengan berteriak kesakitan, Laurent
melemparkan Camille ke dalam sungai, sebagian daging lehernya terbawa gigi korbannya.’ TR XI112
Ibu Raquin mengalami cidera saat dilempar dengan keras oleh Laurent ke atas ranjang. Wanita itu pingsan. Laurent melempar Ibu Raquin karena Ibu Raquin
memandangnya dengan penuh kebencian. Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks sebagai berikut :
‘Et il la jeta brutalement sur le lit. L’impontente y tomba évanouie.’ TRXXVI243
‘Dan dengan kasar dia melempar Ibu Raquin ke ranjang. Perempuan tua lumpuh itu pingsan.’ TRXXVI243
Thérèse mengalami keguguran pada saat Laurent memukuli perutnya. Thérèse sengaja membiarkan perutnya dipukuli Laurent karena dia tidak mau melahirkan
lxxiv anak seorang pembunuh Camille. Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks
sebagai berikut : ‘…comme il levait le pied contre elle, elle présenta le ventre. Elle se laissa
frapper ainsi à en mourir. Le lendemain, elle faisait une fausse couche.’ TRXXX278
‘…ketika suaminya mengangkat kaki hendak menendangnya, dia menyodorkan perutnya. Thérèse membiarkan suaminya memukuli perutnya
sehingga dia sendiri merasa hampir mati. Keesokan harinya dia keguguran.’ TRXXX278
Luka cidera dialami oleh François setelah dilempar keluar jendela oleh Laurent. Kucing itu mengalami patah tulang pinggul karena membentur dinding di seberang
jalan rumah Ibu Raquin. Kucing itu berjalan sempoyongan menahan sakit di tubuhnya. Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks sebagai berikut:
‘François s’y aplatit, s’y cassa les reins, et retomba sur le vitrage du passage. Pendante toute la nuit, la misérable bête se traina le long de la gouttière, l’échine
brisée, en poussant des miaulements rauques.’ TRXXX282 ‘François sekarat membentur tembok, tulang pinggulnya patah, lalu jatuh ke
dinding kaca Passage. Kucing itu berjalan menyusuri atap sepanjang malam, dengan tulang punggung patah sambil mengeong parau.’ TRXXX282
3. Kematian. Camille akhirnya mati tenggelam setelah dilempar Laurent dari atas perahu. Jasad
Camille ditemukan dengan kondisi yang memprihatinkan karena penuh dengan luka-luka akibat berbenturan dengan batu sungai. Tubuh Camille telah membusuk
lxxv dan kelihatan sangat kurus. Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks sebagai
berikut : ‘Laurent regardait Camille. Il n’avait pas encore vu un noyé si épouvantable.
Le cavadre avait, en outre, un air étriqué, une allure maigre et pauvre.’ TRXII129-130
‘Laurent menatap Camille. Dia belum pernah melihat mayat orang tenggelam semengerikan itu. Terlebih lagi mayat itu kurus, memberi kesan orang yang kurus
dan memelas.’ TRXII129-130
Pada akhirnya Laurent dan Thérèse mengalami kematian setelah meminum racun. Hal ini mereka lakukan untuk menebus dosa karena telah membunuh Camille.
Pernyataan ini dapat dilihat pada kutipan teks sebagai berikut : ‘Thérèse prit le verre, le vida à moitié et le tendit à Laurent qui l’acheva d’un
trait. Ce fut un éclair. Ils tombèrent l’un sur l’autre, foudroyés, trouvant enfin une consolation dans la mort.’ TRXXXII301
‘Thérèse mengambil gelas dan meneguknya setengah, kemudian memberikannya kepada Laurent yang segera menghabiskannya. Kejadian itu
secepat kilat. Seperti tersambar petir, mereka jatuh saling menimpa yang lain. Mereka akhirnya menemukan pengobat hati dalam kematian.’
TRXXXII301
F. Wujud-Wujud Agresi.