Pengertian Roman Tokoh dan Penokohan Pengertian Agresi

xxxii

B. Pengertian Roman

Roman yang masuk ke Indonesia kabur pengertiannya dengan novel. Roman mula-mula berarti cerita yang ditulis dalam bahasa Roman, yakni bahasa rakyat Prancis pada Abad Pertengahan, dan masuk ke Indonesia lewat kesusastraan Belanda. Jassin dalam Nurgiantoro 2005 :15-16 berpendapat roman yakni cerita prosa yang melukiskan pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. Pengertian itu mungkin ditambah lagi dengan ‘menceritakan tokoh sejak dari ayunan sampai ke kubur’ dan ‘lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan pelaku, mendalami sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat hidup pelaku roman’. Pengertian roman yang hampir mirip dengan pengertian roman di atas diajukan oleh Surana 1983:25 yang mendefinisikan roman sebagai karangan yang menceritakan kehidupan manusia dengan suka dan duka. Biasanya menceritakan kehidupan-kehidupan pelakunya sejak kecil hingga meninggal.

C. Tokoh dan Penokohan

Istilah ‘tokoh’ menunjuk kepada orangnya atau pelaku cerita. Tokoh adalah pelaku yang mengemban cerita dalam karya fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita Aminuddin 2004 :79. Perwatakan, dan karakter menunjuk kepada sifat dan sikap tokoh yang ditafsirkan para pembaca. Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita; baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa; pandangan hidupnya, xxxiii sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebaginya Suharianto 2005 :20. Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita.

D. Pengertian Agresi

Perilaku manusia memiliki kriteria tertentu agar dapat digolongkan sebagai agresivitas atau perilaku agresif. Perilaku manusia yang sama misalnya menginjak kaki dapat dianggap tidak agresif jika terjadi di dalam bus yang penuh sesak, tetapi dapat juga dianggap agresif jika di dalam bus yang lengang. Dengan demikian, peran kognisi sangat besar dalam menentukan apakah suatu tindakan dianggap agresif atau tidak agresif. Suatu tindakan digolongkan perilaku agresif jika dikaitkan dengan atribusi internal, pelaku dan suatu tindakan dinilai tidak agresif jika ditinjau dalam hal atribusi eksternal. Atribusi internal adalah adanya niat, intensi, motif, atau kesengajaan untuk menyakiti atau merugikan orang lain, misalnya pemain sepak bola yang sengaja menyepak muka lawan mainnya. Atribusi eksternal merujuk kepada perbuatan yang dilakukan karena desakan situasi, tidak ada pilihan lain, atau tidak sengaja, misalnya dokter gigi harus mencabut gigi pasiennya untuk mengobati penyakit si pasien Sarwono 2002 :297. Menurut Myers dalam Sarwono 2002:297 perbuatan agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang sengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Baron dan Richardson dalam Krahé 2005:16 mengusulkan penggunaan istilah agresi untuk mendeskripsikan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk xxxiv menyakiti atau melukai mahluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan tersebut. Agresi menurut Baron dalam Koeswara 1988:5, adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut

E. Tipe-Tipe Agresi