Kutai dan Tarumanegara URAIAN MATERI 1. Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia
kaum ksatria yang terdiri atas kaum kerabat M lawarmman. Diluar kedua golongan ini adalah rakyat Kutai pada umumnya yang terdiri atas penduduk
setempat, dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka. Kerajaan T ruman gara berkembang kira-kira bersamaan dengan
kerajaan Kutai pada abad V M, dan berlokasi di Jawa Barat dengan rajanya bernama P r awarman. Keberadaan kerajaan T ruman gara dapat diketahui
melalui 7 buah prasasti batu yang ditemukan di daerah Bogor, Jakarta, dan Banten. Prasasti tersebut adalah prasasti Ciaruteun, Jambu, Kebon Kopi, Tugu,
Pasir Awi, Muara Cianten, dan Lebak. Prasasti itu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta yang digubah dalam bentuk syair.
Agama yang melatari alam pikiran raja adalah agama Hindu. Hal ini dapat diketahui karena pada prasasti Ciaruteun terdapat lukisan 2 tapak kaki raja yang
diterangkan seperti tapak kaki Wisnu. Pada prasasti Kebon Kopi ada gambar tapak kaki gajah sang raja yang disamakan sebagai tapak kaki gajah Airawata.
Pada prasasti Tugu disebutkan penggalian 2 sungai terkenal di Punjab yaitu Candrabhaga dan Gomati. Maksud pembuatan saluran pada sungai ini
diperkirakan ada hubungannya dengan usaha mengatasi banjir Poerbatjaraka, 1952. Dalam prasasti Jambu dijumpai nama negara Tarumayam dan sungai
Utsadana. Negara Tarumayam disamakan dengan Tarumanagara, sedangkan Utsadana identik dengan sungai Cisadane. Pada prasasti ini, P r awarman
disamakan dengan Indra sebagai dewa perang serta memiliki sifat sebagai dewa matahari.
Selain 7 prasasti tersebut, di daerah ini juga ditemukan arca-arca rajarsi dan disebutkan dalam prasasti Tugu serta memperlihatkan sifat Wisnu-Surya.
Akan tetapi Stutterheim berpendapat bahwa arca tersebut adalah arca Siwa. Sedangkan arca Wisnu Cibuaya diduga mempunyai persamaan dengan langgam
seni Palla di India Selatan dari abad VII-VIII M. Dari bukti tersebut dapat dikatakan bahwa Jawa Barat telah menjadi pusat
seni dan agama, dan sesuai pula denganberita Cina yang mengatakan bahwa pada abad VII M terdapat negara bernama To-lo-mo yang berarti Taruma. Dari
peninggalan ini pila dapat diketahui bahwa agama yang dianut oleh para penguasa setempat adalah agama Hindu aliran Wisnu. Bahkan raja dianggap
sebagai titisan dewa Wisnu yang memelihara kehidupan rakyat agar makmur dan tenteram. Pembuatan dan penggalian 2 sungai untuk menahan banjir dan
saluran irigasi menunjukkan bahwa masa itu sudah mengenal tatanan masyarakat agraris.