Peran Golongan Terpelajar, Profesional, dan Pers dalam
Selain golongan terpelajar muncul juga golongan sosial yang bekerja sesuai dengan bidangnya yang disebut sebagai golongan profesional,
misalnya guru, dokter, dan wartawanMereka memiliki ruang gerak sosial yang luas sehingga mendapat kesempatan pergaul-\an yang luas dengan
masyarkat dari berbagai suku dan budaya yang berlainan. Hubungan ini pada akhirnya tidak terbatas pada hubungan kerja, keluarga, namun juga
menciptakan hubungan sosial yang harmonis, sehingga lambat laun muncul integritas nasional.
Selain dua golongan yang telah disebutkan di atas, peran pers dalam pergerakan nasional juga sangat besar. Surat kabar yang diidentifikasi
sebagai surat kabar pertama yang dimiliki dan dierbitkan oleh bangsa Indonesia adalahMedan Priyayi yang diterbitkan oleh R.M. Tirtoadisuryo
tahun 1907. Dan pendiri Medan Priyayi dianggap dianggap sebagai wartawan pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat untuk
membentuk pendapat umum. Seiring dengan meningkatnya kesadaran kebangsaan yang aktualisasinya nampak dari semakin banyaknya
organisasi pergerakan, maka pers nasional juga semakin menempatkan kedudukannya sebagai alat perjuangan pergerakan.Biasanya tokoh
pergerakan terlibat dalam kegiatan jurnalistik, bahkan banyak di antaranya yang memulai aktivitasnya melalui profesi jurnalis.
Hampir semua organisasi pergerakan pada masa itu memiliki dan menggunakan surat kabar atau majalah untuk menyuarakan ide-ide dan
aspirasi perjuangannya.Budi Utomo pada awal pertumbuhannya telah mengambil alih Dharmo Kondo, majalah yang sebelumnya dimiliki dan
diterbitkan oleh orang Cina. Setelah mengalami masa pasang surut dalam perkembangannya,
harian Dharmo
Kondo berubah
nama menjadi Pewarta Oemoem, dan menjadi pembawa suara Partai Indonesia
Raya Parindra. Selain Dharmo Kondo, Budi Utomo pernah juga
menerbitkan BudiUtomo 1920,Adilpalamerta 1929, dan Toentoenan
Desa pada tahun 1930. Sementara itu Sarekat Islam setelah mengadakan kongresnya yang
pertama pada tahun 1931 di Surabaya, menerbitkan Oetoesan Hindia.SI jugamenerbitkan Bendera
Islam, Sarotama,MedanMoelimin, Sinar Djawa, Teradjoe. Indische Partij dibawah pimpinan Tiga Serangkai
menjadikan Het Tijdsichrift dan De
Expres sebagai alat
propagandanya.Melalui kedua media ini, tulisan-tulisan tokoh Indische Partij dimuat. Di antaranya yang terkenal adalah tulisan Suwardi
Suryaningrat yang berjudul Als ik eens Nederlander was Andaikata Aku Seorang Belanda.
Lahirnya PKI 1920 makin menambah jumlah surat kabar partai. Pada akhir tahun 1926, tercatat lebih dari dua puluh penerbitan PKI yang
tersebar di berbagai kota.Di lain tempat, organisasi pergerakan yang ada di negeri Belanda, Perhimpunan Indonesia telah menerbitkan medianya
Indonesia Merdeka yang sebelumnya bernama Hindia Putera.
.
Tulisan- tulisan tokoh PI dalam majalah tersebut banyak berpengaruh terhadap
perjuangan pergerakan di tanah air. Bukan hanya organisasi politik yang menerbitkan pers, tapi
organisasi kedaerahan, organisasi kepemudaan, organisasi yang bersifat sosial keagamaan turut pula menerbitkan surat kabar atau majalah. Para
perkumpulan ini telah menyadari pentingnya sebuah media pers untuk menyampaikan aspirasi perjuangan.Demikianlah peranan pers nasional
sebagai alat perjuangan dengan orientasinya yang mendukung perjuangan pergerakan nasional telah mengambil bagian penting
dariepsidoe perjuangan dalam upaya mencapai kemerdekaan.