Indische Partij IP URAIAN MATERI
Belanda bersikap tegas terhadap IP. Permohonan yang diajukan kepada Gubernur Jenderal agar IP mendapat pengakuan sebagai badan hukum
pada tanggal 4 Maret 1913 ditolak dengan alasan bahwa organisasi tersebut berdasarkan politik dan mengancam keamanan Hindia Belanda.
Bahkan pemerintah tetap menganggap IP sebagai partai terlarang. Pada peringatan ulang tahun ke-100 kemerdekaan Belanda dari
penjajah-an Perancis, di Bandung dibentuk Komite Bumiputra. Komite ini mengirim telegram kepada Ratu Belanda yang berisi antara lain
permintaan dibentuknya majelis perwakilan rakyat yang sejati serta adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Salah seorang tokoh
Komite Bumiputra yaitu Suwardi Suryaningrat, menulis sebuah artikel yang berjudul “Als ik een Nederlander was” Seandainya Saya Seorang
Belanda, yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Adanya sesuatu yang ironis, di saat Belanda akan merayakan
kebebasannya dari penjajah Perancis dilain pihak tenyata Belanda menjajah bangsa Indonesia. Kegiatan Komite ini dianggap oleh Belanda
sebagai aktivitas yang membahayakan sehingga pada tahun 1913 ketiga tokoh IP dijatuhi hukuman pengasingan di negeri Belanda. Saat di
Belanda, mereka aktif dalam perkumpulan Perhimpunan Indonesia. Dengan pengasingan tokoh-tokoh utama IP membawa pengaruh
terhadap aktivitas organisasi tersebut sehingga para pengikutnya bubar. Namun
propaganda IP
tentang “Nasionalisme
Indonesia” dan
kemerdekaan menjadi bagian dari semangat bangsa di kemudian hari, terutama dalam organisasi-organisasi setelah IP.