commit to user
BAB III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian tentang SIPA dan SIEM ini, peneliti menggunakan penelitian jenis kualitatif, khususnya penelitian kualitatif deskriptif dan kualitatif
interpretatif. Penelitian kualitatif interpretatif digunakan untuk menganalisis pesan pada media promosi SIEM dan SIPA, sementara jenis penelitian kualitatif deskriptif
untuk menjelaskan tentang penyelenggaraan SIEM dan SIPA secara umum. Penelitian deskriptif menurut Pawito 2007:84 merupakan jenis penelitian
yang ditulis atau yang diucapkan orang dan mengamati perilaku orang-orang yang diobservasi. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian kualitatif interpretatif
menurut Sugiyono 2009 adalah penelitian yang bertitik tolak pada pandangan
post positivist
dengan menggunakan paradigma interpretatif. Pandangan ini melihat realitas atau objek penelitian bukan sebagai realitas yang terpisah secara parsial dan
dipecah dalam beberapa variabel, namun metode ini lebih bersifat seni kurang terpola sehingga sering disebut sebagai metode artistik karena tidak berpolanya
metode ini. Penelitian interpretatif disebut demikian karena data hasil penelitian lebih
berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini memandang objek sebagai sesuatu hal yang dinamis, juga sebagai hasil konstruksi
pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh, sebab setiap bagian pada objek tersebut memiliki satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti melihat hubungan antar variabel bersifat interaktif
33
commit to user
dan saling mempengaruhi sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan mana variabel dependennya Sugiyono, 2009:7-11.
Lebih lanjut mengenai penelitian kualitatif, Sutopo 2002 menyatakan bahwa penelitian kualitatif bersifat induktif. Artinya data di lapangan merupakan sumber
utama bagi penyusunan simpulan teori sebagai hasil akhir penelitian. Keterbukaan ini juga sudah terlihat pada teknik pengumpulan datanya dengan jenis sampling yang
digunakannya. Selain sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka tersebut, penelitian
kualitatif juga memandang berbagai masalah selalu di dalam kesatuannya, tidak terlepas dari kondisi yang lain yang menyatu dalam suatu konteks. Sutopo 2002: 42
menjelaskan bahwa berbagai variabel yang dikaji dalam penelitian tidak bisa dipelajari dan dipahami secara terpisah dari keterkaitannya di dalam konteks
keseluruhannya. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut
Kriyantono 2008:55 adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. penelitian kuantitatif tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. Yang diutamakan oleh periset adalah keluasan data sehingga hasil riset merupakan representasi dari seluruh populasi.
Sikap peneliti terhadap data pada penelitian kuantitatif adalah objektif dan memisahkan diri. Artinya periset tidak boleh membuat batasan konsep atau alat ukur
sesuai dengan keinginannya sendiri. Semuanya harus objektif dan diuji terlebih dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas
dan validitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep dan variabel yang
commit to user
diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam
setting
yang terkontrol, lebih sistematik dan terstruktur dalam sebuah desain riset. Desain ini sudah harus ditentukan sebelum
riset dimulai. Secara umum, penelitian kuantitatif memiliki ciri-ciri Kriyantono, 2008:56 :
a. Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap realitas terpisah
dan ada diluar dirinya. Alat ukurnya harus diuji keobjektifannya. b.
Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori
dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak
hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dahulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang
operasional sehingga menghasilkan instrument yang kurang valid. c.
Riset harus dapat digeneralisasikan. Hal ini karena riset kuantitatif menuntut
sampel yang
representative dari
seluruh populasi,
operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliable. d.
Prosedur riset rasional-empiris, artinya riset berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan
dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.
Dari pemaparan tentang jenis penelitian tersebut, maka peneliti kembali menyatakan bahwa penelitian tentang rancang bangun pesan SIEM dan SIPA paling
tepat dapat dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
commit to user
kualitatif ini, peneliti membuat desain penelitian. Desain penelitian adalah perencanaan dari keseluruhan penelitian yang hendak dikaji. Hal ini terkait dengan
cara berpikir, cara menggambarkan dan memvisualisasikan rencana penelitian. Desain penelitian mencakup empat area utama: strategi,
conceptual frameworks,
pertanyaan tentang siapa dan apa yang akan diteliti, dan alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisa materi-materi empiris Punch, 1998:149. Desain menempatkan peneliti pada situasi dunia empiris. Tujuan penggunaan metode
penelitian kualitatif sebagaimana yang disampaikan oleh Strauss dan Corbin 1990 adalah untuk menemukan dan memahami makna dibalik fenomena yang sedikit telah
diketahui. “
Qualitative methods can be used to uncover and understand what lies behind a
ny phenomenon about which little is yet known”.
2. Lokus Penelitian