commit to user
Dikaitkan dengan penelitian tentang Kota Solo ini, Kota Solo telah memposisikan dirinya untuk dicitrakan sebagai Kota Budaya. Untuk melihat
apakan pesan pencitraan Kota Solo sebagai Kota Budaya ini sudah sesuai dengan harapan masyarakat Solo dan pemerintah Kota Solo, maka secara khusus peneliti
hendak melakukan analisis tersebut melalui pengamatan terhadap pesan-pesan dalam paket promosi SIEM dan SIPA.
A. Penggunaan Jargon pada even SIEM dan SIPA
Analisis pertama yang penulis ajukan adalah mengenai kategorisasi penggunaan jargon-jargon pada konsep pesan iklan SIEM dan SIPA. Konsep
pesan iklan SIEM dan SIPA di dalam konstruksi pesannya menggunakan jargon- jargon untuk mengingatkan khalayak tentang acara yang akan diselenggarakan.
Menurut KBBI Alwi et.al, dalam Manurung, 2009 yang disebut dengan “jargon” adalah kosakata khusus yang dipergunakan dalam bidang kehidupan
lingkungan tertentu. Pemahaman ini mengandung arti bahwa jargon digunakan dalam sebuah situasi tertentu. Melengkapi yang tertulis di dalam KBBI, Harimurti
Kridalaksana dalam Manurung, 2009 dalam
Kamus Linguistik
menyatakan bahwa jargon adalah kosakata yang khas yang dipakai dalam bidang kehidupan
tertentu, seperti yang dipakai oleh montir-montir mobil, tukang kayu, guru bahasa, dan sebagainya yang tidak dipakai dan sering tidak dipahami oleh orang
dari bidang lain. Sementara itu, dalam
Tesaurus Bahasa Indonesia
dalam Manurung, 2009, jargon disebut juga
“patois”, “slang”, atau “slogan”. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan dari pendapat beberapa sumber tersebut
commit to user
bahwa jargon yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kosakata yang khas yang dipergunakan dalam bidang kehidupan tertentu. Kekhasan ini mengacu pada suatu
tempat, acara atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, berdasarkan pada beberapa konsep tersebut, maka peneliti mengajukan argumentasi bahwa jargon
sama dengan konsep “slogan” sesuai yang dimaksud dalam
Tesaurus Bahasa Indonesia
. Berbicara mengenai slogan, Decrop 2007:505 menyatakan bahwa slogan
dapat pula berarti
headline
. Dalam semua format iklan, khususnya iklan cetak, terdiri dari beberapa komponen. Elemen-elemen kunci dalam iklan cetak adalah
headline
atau slogan itu sendiri, visual, subheadline,
body copy
,
captions, boxes and panels,
dan
logotypes
Decrop, 2007, 506. Dengan demikian, slogan dapat diasumsikan pula sebagai
headline
dari sebuah iklan cetak. Istilah
headline
merujuk pada kata-kata yang digunakan yang posisinya berada di bagian paling utama
leading position
dalam sebuah iklan. Kata-kata tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian dan agar pertama kali dibaca oleh
seseorang. Belch Belch dalam Decrop, 2007:512 menyatakan sebuah penelitian menunjukkan bahwa
headline
merupakan elemen pertama iklan yang dilihat seseorang, baru seteleh itu adalah elemen visual dari sebuah iklan. Sebuah
riset tentang pariwisata menyatakan bahwa 66 masyarakat lebih memperhatikan
headline
dan ilustrasi dari sebuah iklan, sementara hanya 15 dari masyarakat tersebut yang memperhatikan
body copy
iklan. Oleh karena alasan inilah, maka
headline
ditempatkan dengan lebih hati-hati dan biasanya dituliskan dengan tipe huruf yang lebih besar daripada tipe huruf lain dalam sebuah iklan.
commit to user
Penulis kemudian memberikan argumentasi berkaitan dengan temuan- temuan dalam jargon pada penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Jargon sama dengan nama even