commit to user
pemilihan konsep acara secara keseluruhan, pemilihan tema acara, dan melalui pemilihan lokasi pelaksaan acara.
1. Unsur Lokal dalam konsep even
Lokalitas pada konsep acara SIEM digunakan pada nama acara SIEM itu sendiri. SIEM merupakan kepanjangan dari Solo International Ethnic Music.
Lokalitas yang digunakan melalui kata Ethnic Music atau Musik Etnik. Sesuai namanya, Solo International Ethnic Music, acara ini mengusung
musik sebagai tema utama. Seringkali kita mendengar ungkapan “musik adalah bahasa universal”. Maksudnya adalah dengan musik semua orang di seluruh dunia
yang berbeda suku, bahasa dan agama memiliki bahasa yang sama yang dapat dimengerti yakni musik. Pertanyaannya kemudian adalah apakah memang musik
adalah bahasa universal? Dapatkah pula dikatakan bahwa bahasa-bahasa pelbagai bangsa di dunia, sebagai karya tata budaya lisan, juga musik universal? Mendut
menyatakan bahwa mungkin yang dimaksud dengan ungkapantersebut adalah musik diatonik jenis Mozart, orkes simfoni, bentuk sonata, yang sejarahnya lahir
dari musik Eropa Mendut, 2002:37. Bahkan kalngan musikus linguistic pun tidak sepaham dengan ungkapan “musik adalah bahasa universal”. Mereka
merasa lebih demokratis dengan “semua bahasa etnik adalah musik universal”, dengan pemahaman bahwa bahasa etnik adalah bahasa lisan yang auditif untuk
memanjakan telinga. Ungkapan musik sebagai bahasa universal, lanjut Mendut sebenarnya pemaknaanya mengacu pada komponis vokal yang pantas disebut
pemula dan cikal bakal komunikasi bahasa, yakni bayi. Musik universal tanpa guru tanpa sekolah, sebuah makna alamiah muncul dalam tangisan bayi yang baru
commit to user
pertama kali lahir. Bayi manapun di seluruh dunia pun juga memiliki tangisan yang sama. Bayi dari Negeri Cina, Afrika, Asia tidak berbeda.
Berkaitan dengan konsep musik, Djohan melihat bahwa musik sebagai bahasa universal dapat disetujui karena sifat-sifatnya yang universal. Sifat
universal ini maksudnya adalah ada prinsip-prinsip spiritual, etika, dan fisika yang tidak dapat dipisahkan sebagai satu kesatuan budaya. Meskipun di sisi lain,
sumber suara berada di seluruh dunia tidak dapat dibatasi oleh wilayah atau budaya, apalagi jika kita melihat musik dalam konteks Indonesia. Dengan
kebhinekaan suku bangsa dan budayanya, Indonesia memiliki musik daerah yang tak terhitung banyaknya Djohan, 2006:23. Dalam pandangan ini, peneliti
mengamati bahwa konsep Djohan ini adalah konsep yang dianut bagi penyelenggaraan SIEM.
Setelah memahami konsep musik, Danesi 2010 menyatakan bahwa ada bermacam-macam tingkatan seni musik yang mungkin ada. Tingkatan musik
tersebut yakni musik klasik yang digubah dan dimainkan oleh kalangan professional terlatih yang pada awalnya ada di bawah lindungan kaum bangsawan
dan lembaga religius; yang kedua adalah musik tradisional yang dimilki bersama oleh seluruh populasi; serta yang ketiga adalah musik popular yang dibawakan
oleh kalangan professional, disebarkan melalui media elektronik radio, televisi, album rekaman, film dan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Namun, menurut
Danesi bahwa pengkategorian musik ini tidak kaku. Musik klasik, misalnya terkadang diambil oleh komunitas musik tradisional dan pop, demikian pula
sebaliknya Danesi, 2010243. Mengacu kepada pendapat Danesi ini, maka
commit to user
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa jenis musik yang hendak diangkat oleh SIEM adalah jenis musik tradisional. SIEM sebagai wadah perkenalan
musik-musik tradisional dengan level internasional. Fleksibilitas pengkategorisasian musik ini dalam pandangan Danesi,
muncul dalam pelaksanaan SIEM 2010. Setelah dua kali penyelenggaraan acaranya menggunakan nama Solo International Ethnic Music, maka pada
pelaksanaannya yang ketiga, panitia penyelenggara menambahkan nama “Contemporary” pada nama SIEM. Dengan demikian, pada pelaksaan SIEM
ketiga nama even tersebut menjadi Solo International Contemporay Ethnic Music. Kata “kontemporer” dalam KBBI diartikan sebagai pd waktu yg sama; semasa;
sewaktu; pd masa kini; dewasa ini. Sehingga dalam pengamatan peneliti, kontemporer dimaknai sebagai sebuah pengembangan atau modifikasi dari yang
pernah ada sebelumnya. Sehingga dalam konsep acara SIEM secara keseluruhan, eksplisit menggunakan musik tradisional sebagai sarana menyampaikan pesannya.
Sementara untuk pelaksanaan SIPA, tidak menyebutkan secara eksplisit pada nama evennya tentang referensi lokal yang digunakan. Referensi lokal pada
even SIPA muncul dalam pemilihan tema dan pemilihan lokasi penyelenggaraan SIPA.
2. Lokalitas dalam tema even