Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini prestasi olahraga Indonesia mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan. Misalkan saja di Sea Games 2005 di Philipina, Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke -5 lima dari 11 negara peserta A sia Tenggara. Prestasi tersebut jauh dari prestasi sebelumnya. Padahal Indonesia selalu menempati 3 tiga besar bahkan sering menempati peringkat pertama di pesta olahraga 2 dua tahunan tersebut yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, dan 1997. Penyebab penurunan prestasi olahraga tersebut salah satunya adalah pembinaan dan pengembangan prestasi yang tidak sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan. Pembinaan prestasi olahraga seharusnya dilakukan secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan. Sebagaimana tercantum dalam Undang -undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 20 ayat 3 yang berbunyi “Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan ber kelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahu an dan teknologi keolahragaan”. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 20 05,Jakarta: Menegpora, 2005, h. 18 Proses pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga tersebut tentunya membutuhkan atlet-atlet yang memiliki potensi y ang tinggi. Untuk mendapatkan atlet commit to user berpotensi maka perlu adanya pembinaan dan pengembangan prestasi di usia produktif yakni tingkat usia sekolah. Pembinaan olahraga di Indonesia seyogianya harus selalu ada peningkatan seiring dengan penerapan berbagai pe rkembangan ilmu dan pengetahuan di bidang olahraga. Pemanfaatan penemuan model -model latihan dan berbagai pemanfaatan hasil penelitian selayaknya telah diterapkan oleh pembina atau pelatih. Sejalan dengan itu pemerintah selalu berupaya maksimal untuk melaksanakan pembinaan berkesinambungan dengan mempertimbangkan beberapa sektor yang sangat vital. Pembinaan olahraga di Indonesia menurut Harsuki dkk telah diarahkan dan dilakukan dengan berbagai arah melalui: 1 s ekolah-sekolah atau pelajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, 2 induk -induk cabang olahraga, 3 organisasi dan perkumpulan olahraga, dan 4 organisasi di masyarakat Harsuki dkk Jakarta; Kantor Menpora, 1996, h. 30 . Arah tersebut berguna untuk mengidentifikasi khalayak sasa ran sehingga memudahkan mobilisasi sumber daya untuk pembinaan dalam jangka panjang. Berdasarkan arah tersebut di atas maka akan diperoleh model pembinaan yang tepat diterapkan di Indonesia guna mencapai sistem pembinaan olahraga nasional secara optimal. Upaya pemerintah telah dilakukan dengan mendirikan model pembinaan di kalangan pelajar yang disebut dengan Diklat pelajar di beberapa propinsi di Indonesia dengan objek sasaran pelajar terutama siswa yang disebut dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar PPLP. Pelajarlah sebagai sumber daya manusia yang tepat untuk menjadi sasaran untuk mencari cikal bakal munculnya atlet berprestasi di masa commit to user mendatang. Hal ini didasari pada kuantitas jumlah pelajar di Indonesia cukup besar sehingga memiliki peluang yang sangat besar munculnya atlet -atlet yang potensial apabila dibina secara berjenjang dan berkesinambungan. Pembinaan olahraga melalui Diklat dikalangan pelajar merupakan suatu strategi jitu untuk membangun kembali kejayaan masa lalu di bidang prestasi olahraga. Pembinaan olahraga disekolah diawali melalui mata pelajaran Penjas, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ekstrakurikuler, diharapkan muncul bibit -bibit atlet yang kemudian diarahkan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar PPLP tersebut. Pembinaan ini juga mengarah pada jenjang yang lebih baik ke sekolah khusus olahraga seperti SLTPSMA Ragunan. Lembaga olahraga pelajar tersebut merupakan wadah pembibitan olahraga yang ditujukan untuk merangsang minat pelajar agar dapat meningkatkan dan mengembangk an keterampilan dibidang olahraga. Jenjang lebih lanjut untuk PPLP adalah Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa PPLM. PPLP merupakan suatu program pemerintah yang dikemas dengan tujuan untuk mengembangkan prestasi olahraga jangka panjang. Berdirinya PPLP diharapkan dapat sebagai wadah penjaringan untuk pembinaan atlet muda berbakat yang kelak menjadi poros dan pusatnya mencari atlet berprestasi. Sejauh ini ternyata diklat yang didirikan dengan visi dan misi yang baik dalam mengembangkan tugas moral yang besar, ternyata masih memiliki kontribusi yang kecil terhadap munculnya atlet berprestasi. Kondisi ini perlu diamati dan dicari faktor-faktor apa saja yang terbukti kurang memiliki kontribusi terhadap prestasi . commit to user Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olah raga Pelajar PPLP sejak 1984 merupakan wadah yang sangat potensial untuk membina olahragawan potensial diusia sekolah. Penempatan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP yang tersebar diseluruh wilayah n usantara tentunya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembinaan daerah sesuai dengan cabang olahraga prioritas yang dikemas secara berjenjang dan berkelanjutan. Sebagai pusat berhimpun dan berlatih olahragawan pelajar berbakat olahraga, maka Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP merupakan alternatif pembibitan olahragawan pelajar, diawali pendirian dan perintisannya tahun 1984 dengan empat cabang olahraga yaitu Atletik, Bulutangkis, Sepaktakraw dan Tinju yang tersebar pada 8 provinsi di Indonesia dan kemudian pada tahun 1995 dikembangkan menjadi 16 provinsi dengan penambahan 4 cabang olahraga yaitu Sepak bola, Dayung ,pencak silat dan Panahan. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP telah dirintis pada tahun 1980 an, oleh Direktorat Keolahragaan Diklus epora Depdikbud di delapan Provinsi dengan cabang olahraga yaitu sepakbola, bulutangkis, tinju, atletik, dan sepaktakraw. Namun menurut data terakhir tahun 2009 PPLP telah tersebar di 33 Provinsi dengan jumlah 138 PPLP dan 43 PPLPD yang pendanaannya lewat APBD di daerah penyelenggara. Secara keseluruhan atlet PPLP yang terdaftar hingga tahun 2009 mencapai jumlah 1449 orang dengan rincian 949 atlet putra dan 500 atlet putri serta didampingi oleh 329 pelatih. Sedangkan cabang olahraga yang dibina di PPLP adalah atletik, anggar, angkat besi, bola voli, bola basket, balap sepeda, dayung, commit to user gulat, judo, karate, loncat indah, pencak silat, panahan, renang, sepakbola, sepaktakraw, senam, tenis, tenis meja, tinju, taekwondo, wushu, golf, kempo. Dalam perjalanan usian ya yang sudah relatif lama, PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia. PPLP merupakan suatu bagian dari sitem pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi pembinaan prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah. PPLP memiliki posisi yang sangat strategis dalam meletakkan pondasi pembangunan prestasi olahraga di Indonesia mengingat para siswa PPLP berada pada usia potensial dalam rangka pengembangan bakat siswa di bidang olahraga. Dalam perjalanan usianya yang sudah relative lama, PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia. PPLP memiliki kedudukan penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara menyeluruh. Secara organisatoris proses pembinaan prestasi PPLP ada keterkaitan antara Pendidikan Jasmani di sekolah dengan dengan pres tasi olahraga. Ditinjau dari konsep teoritik keplayihan olahraga, usia siswa PPLP berada pada lantai ke dua level dua dalam pyramida pembinaan olahraga. Di sisi lain pelaksanaan PPLP harus berhubungan dengan Departemen Pendidikan Nasional serta pihak -pihak lain seperti commit to user Induk organisasi olahraga dan lain sebagainya. Untuk hal tersebut suatu koordinasi yang baik sangat diperlukan, agar pelaksanaan program PPLP dapat lebih maksimal sesuai dengan latar belakang dibentuknya PPLP tersebut. Melihat keadaan di atas salah satu upaya pemerintah dalam mendongkrak atau membangun tatanan pembinaan olahraga di Indonesia sebagai dasar untuk pembinaan berjangka, dilakukanlah berbagai upaya. Diantaranya adalah dengan mendirikan berbagai pusat -pusat pembinaan olahraga dika langan pelajar yang merupakan cikal-bakal atlet berprestasi. Ini menunjukkan bahwa Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP merupakan salah satu pilihan alternatif yang cukup menjanjikan sebagai wadah untuk menampung olahragawan guna dilatih leb ih efektif dalam peningkatan prestasinya. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP ini juga sebagai wadah untuk menghimpun atlet dengan minat olahraga yang tinggi dengan potensi bakat untuk dikembangkan memerlukan sebuah proses. Keberadaan pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar menjadi sangat penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkatan prestasi olahraga yang memang didambakan oleh masyarakat dengan mengedepankan proses pemberdayaan. Pemberdayaan dimaksudkan untuk memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP. Hal itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen dengan prinsip memberikan kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing -masing Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP secara lokal. commit to user Dalam melaksanakan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP tidak terlepas dari pada manajemen. Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pembinaan dan latihan secara keseluruhan karena tanpa pengelolaan manajemen yang baik, akan terasa sangat sulit Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP diwujudkan secara optimal. Manajemen pada hakikatnya adala h bagaimana seorang pimpinan mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang ditanamkan didalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan profi t sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan . Memang disadari bahwa turunnya selama ini prestasi olahraga Indonesia memang tidak lepas dari aspek -espek seperti rendahnya perhatian pemerintah terhadap dunia olahraga Indonesia, terbatasnya sarana dan prasarana yang ada dalam melakukan latihan untuk be rprestasi. Pengelolaan manajemen keolahragaan yang belum begitu baik mungkin dikarenakan belum ada ahli manajemen keolahragaan yang mengurusinya atau masih ada sebagian orang yang mengelola keolahragaan ini adalah untuk mementingkan diri sendiri, campur ta ngan politik demi kepuasannya untuk mencapai sesuatu. Bagaimana mungkin mendapatkan prestasi yang tinggi kalau masalah - masalah keolahragaan kita seperti di atas masih di temui, terutama tanpa didukung commit to user sarana dan prasarana olahraga yang lengkap untuk berpr estasi. Walaupun atlet memiliki kemampuan dan semangat yang tinggi, pelatih yang berpengalaman dan sertifikasi tingkat Internasional, pengelolaan manajemen organisasi olahraga yang belum baik, dan tanpa adanya dukungan dari pemerintah maka prestasi belum d apat diraih. Dalam penyelenggaraan program yang didalamnya merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya saling keterkatan, karena pada hakekatnya seluruhnya saling mempengaruhi. Dalam satu PPLP memiliki berbagai permasalahan, berbagai keunggulan dan kelemahan selalu terjadi, baik yang telah ada ataupun di masa mendatang. Namun demikian, disamping beberapa keunggula-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa celah yang harus dan dapat diperb aiki serta ditingkatkan. Masalah rekrutmen, masalah proses latihan siswa adalah contoh issu yang masih perlu diperhatikan. Permasalahan manajamen, sarana prasarana serta administrasi latihan juga perlu mendapat perhatian yang lebih khusus . Kesemua permasa lahan tersebut bukanlah permasalahan yang sederhana, melainkan permasalahan yang bersifat komplek dan harus diketahui secara nyata sehingga akar permasalahan dapat diperoleh, sehingga pemecahan masalahanya dapat dilakukan secara tepat. Disamping beberapa keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa kelemahan yang harus dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan. Keunggulan yang ada akan di pertahankan bahkan harus terus ditingkatkan, sedangkan kelemahannya harus segera d i perbaiki guna pencapaian commit to user tujuan program PPLP. Permasalahan -permasalahan tersebut hanya dapat diperoleh melalui penelitian yang mencakup pelaksanaan manajem en yang di lakukan. penelitian ini berguna untuk menemukan berbagai permasalahan -permasalahan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya. penelitian ini penting dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian serta kendala yang selanjutnya berguna untuk mencari solusi yang tepat guna. Tetapi karena terdapat berbagai keterbatasan maka tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia, maka penelitia n ini dilakukan di provinsi Jawa Tengah. Adapun penelitian dilakukan dengan mengkaji dan mengetahui gambaran tentang pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP pencak silat Jawa Tengah melalui pendekatan evaluatif . Terdapat beberapa alasan tentang pemilihan lokasi diantaranya; Pertama; Provinsi Jawa Tengah dikarenakan bahwa prestasi PPLP Pencak Silat Jawa tengah sebagai barometer pencak silat Indonesia , dimungkinkan adanya peruba han manajemen yang men uju pada sukses prestasi. Kondisi ini tentunya harus dipersiapkan jauh-jauh hari, karena pencapaian prestasi me lalui proses yang panjang dan sistem penyelenggaraan yang baik. Kedua; Tingginya kepedulian pemeri ntah daerah dalam membina cabang olahraga terbukti pemerintah daerah membiayai 12 cabang olahraga melalui APBD. Termasuk cabang pencak silat yang dibiayai oleh dana APBN, sehingga hal ini merupakan kekuatan yang sangat besar. commit to user Ketiga; Terdapat kenaikan peri ngkat yang sangat sigfnikan pada POPNAS IX ke POPNAS X, sehingga menjadi sorotan publi k termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga. Adapun perubahan peringkat terseb ut pada POPNAS IX provinsi Jawa tengah, khususnya cabang pencak silat . . Ketiga alasan tersebutlah yang menjadi pemicu ketertarikan peneliti untuk meneliti pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP pencak silat Jawa Tengah .

B. Identifikasi Masalah