Analisis pelaksanaan manajemen pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (pplp) pencak silat jawa tengah tahun 2012 mohamad
commit to user
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh:
MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
(2)
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Oleh:
MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan Tesis Magister Ilmu Keolahragaan
Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing
Pembimbing I Prof. Dr. H.M.Furqon H,M.Pd ... ... 2013 NIP 196007271987021001
Pembimbing II Dr.Agus Kristiyanto,M.Pd ... ... 2013 NIP 194801181976031002
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal...2013
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana UNS
Dr. Agus Kristiyanto., M.Pd NIP 19651128199003100
(3)
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
Disusun Oleh MOHAMAD ALI MASHAR
A 121108022
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua
Sekretaris
Anggota Penguji
Dr.Sapta Kunta Purnama,M.Pd
Prof. Dr.Kiyatno,dr.,PFK.,M.Or., M.Pd
1. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd
2. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
---- ---Mengetahui Ketua Program Studi
Ilmu Keolahragaan Direktur Program Pascasarjana
Dr. Agus Kristiyanto., M.Pd NIP 19651128199003100 Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS NIP 196107171986011001
----
(4)
---commit to user
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Nama : Mohamad Ali Mashar NIM : A 121108022
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN PELAJAR ( PPLP ) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal -hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Februari 2013
(5)
commit to user
MOTTOSesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh -sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmul ah hendaknya kamu mengharap. (QS. Al-Insyiroh: 6-8)
(6)
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan k epada:
Istri tercinta. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, doa, dan dukungannya.
Anak-anakku tercinta. Terima kasih telah menjadi pendorong semangat dan cahaya dalam hidupku.
(7)
commit to user
KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat -Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN PELAJAR ( PPLP ) PENCAK SILAT PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012” dapat diselesaikan dengan lancar oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pih ak yang telah membantu, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di universitas tercinta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS ,selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti Program Pascasarjana Jurusan Ilmu Keolahragaan.
3. Dr.Agus Kristyanto,M.Pd , selaku Ketua Program studi Magister Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ijin,dan masukan yang berharga selama penulis mengerjakan tesis dan selama mengikuti Program Pascas arjana Jurusan Ilmu Keolahragaan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(8)
commit to user
viii
4. Prof.Dr. H.M.Furqon H,M.Pd , selaku pembimbing I yang telah memberi arahan, saran-saran, bimbingan secara seksama, teliti dan penuh kesabaran pada peneliti.
5. Dr. Agus Kristiyanto,M.Pd , selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan dan masukan berharga hingga selesainya penulisan tesis ini.
6. Segenap dosen dan pengelola program Studi Magiste r Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan administrasi demi suksenya penyelesaian studi. 7. Kepala PPLP Pencak Silat Jawa Tengah yang telah memberi ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang ditelitinya.
8. Segenap pelatih, pengelola, dan siswa atlit PPLP Pencak Silat yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan lancar.
9. Semua pihak yang tidak da pat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tesis ini.
Surakarta, Februari 2013 Penulis
(9)
commit to user
DAFTAR ISI Hal.JUDUL ... ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ………... iii
KATA PENGANTAR ………. iv
PERSEMBAHAN ……… ……… v
PERYATAAN……….. vi
DAFTAR ISI... ... vii
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN………. ix
DAFTAR GAMBAR……… ……… x
ABSTRAK……… xi
ABSRACT………. x
I. PENDAHULUAN... ... 1
A. Latar Belakang... ... . 1
B. Identifikasi Masalah... . 10
C. Pembatasan Masalah... ... 12
D. Perumusan Masalah... ... 12
E. Tujuan Penelitian ……… … 12
F. Kegunaan Penelitian... ... 13
II. KAJIAN TEORI... ... 14
A. Deskripsi Teoritik... .. 14
1. Manajemen………. 14
2. Manajemen Pendidikan dan Latihan………. 28
3. Manajemen Perekrutan……….. 30
4. Program Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga (PPLP). 37 5. Manajemen Sarana dan Prasarana……….. 39
6. Manajemen Keuangan……… 43
B. Penelitian Relevan... ... 49
(10)
commit to user
x
A. Tempat dan waktu Penelitian... 51
B. Metode Penelitian... 51
C. Unit Analisis………... 53
D. Instrumen Penelitian……... 53
E. Teknik Pengumpulan Data... .. 56
F. Teknik Analisis Data... ... 57
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 59
A. Temuan Penelitian... ... 59
B. Pembahasan………... 123
V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 139
A. Kesimpulan... ... 139
C. Saran... ... 140
DAFTAR PUSTAKA... ... 145
(11)
commit to user
DAFTAR TABELHal.
Tabel 3.1 Kisi-kisi yang dipertanyakan dalam Pelaksanaan
(12)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal. Lampiran 1 Pedoman wawancara……... 147 Lampiran 2 Hasil wawancara……… … 156 Lampiran 3 Struktur Organisasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah…… 157 Lampiran 4 SK Penetapan Atlet, Pelatih dan Pengurus PPLP ... 158 Lampiran 5 Program Latihan PPLP Pencak silat Jawa tengah…….. 159 Lampiran 6 Biodata atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah………. 160 Lampiran 7 Dokumentasi………... 161 Lampiran 8 Riwayat Hidup... ... 162
(13)
commit to user
Mohamad Ali Mashar. A 121108022. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pusat Pembinaan Dan Latihan Pelajar ( PPLP ) Pencak silat Jawa Tengah Tahun 2012. Tesis . Pembimbing I : Prof.Dr.H. M. Furqon H.,M.Pd . Pembimbing II : Dr. Agus Kristyanto,M.Pd. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Proses Tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan ( PPLP) pencak silat Jawa Tengah. (2) Perencanaan program di pusat pembinaan dan pelatihan olahraga pencak silat di PPLP Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora. (3) Mengetahui sarana dan prasaran yang dibutuhkan tel ah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar (4) mengetahui pelaksanaan manajemen keuangan di PPLP Pencak silat Jawa Te ngah.
Penelitian dilaksanakan di Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Unit anlisisnya adalah Organisasi pengembangan pembinaan dan latihan olahraga Pelajar (PPLP).Tehnik pengambilan data melalui studi dokumentasi dan wawancara,dengan instrument penelitian sendiri disediakan dengan bimbingan wawancara,dan tape recorder untuk merekam hasil wawancara dan kamera untuk pengambilan gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan manajemen Pusat pembinaan dan latihan olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa tengah pada umumnya sudah baik.
( a ) Proses perekrutan atlet sudah dilaksanakan dengan baik.
( b ) Perencanaan Program di Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP) sudah perjalan dengan baik.
( c ) Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana telah dilaksanakan dengan baik, namun kelemahannya media pendukung fasilitas atlet PPLP belum lengkap sepenuhnya.
( d ) Pelaksanaan manajemen keuangan telah dilaksanakan dengan baik. mengingat alokasi dana dari APBN dan ABPD yang terbatas, sehingga pengelolaan hanya memaksimalkan dana yang ada.
(14)
commit to user
xiv ABSTRACT
Mohamad Ali Mashar, A121108022, 2013. The Analysis of Management Conduction of Contruction and Student’s Training Center (CCST) Pencak silat Centra Java in 2012 ,Thesis. First Counselor: Prof. Dr.H.M.Furqon H, M.Pd. Second Counselor: Drs.Agus Kristiyanto,M.Pd. Sports Science Study Program, Post-graduate Program, Surakarta Sebelas Maret University
This research aim to for : (1) to description of execution of step process performed within athlete recruitment in construction center and athletic practice of student (PPLP) Pencak silat Jawa tengah, (2) to description planning of program in construction center and athletic practice of student (PPLP) Pencak silat jawa tengah is matching with the one which expected by Kemenegpora,(3) to description execution of facilities and basic facilities management in center construction of athletic practice of student (PPLP) Pencak silat jawa tengah matching with its requirement of him, (4) to description execution of monetary management.
This research is executed in on duty Young man and Athletics at Unit Organizer of Construction to Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP) Pencak silat jawa tengah. This Research use descript ive method. Its analysis unit is chief Organizer of Development of Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP). Technique intake of data through documentation study and interview, with research instrument alone provided with guidance of interview, and tape of recorder to record result of and interview of camera digital to take picture.
The results of research indicate that execution of management Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP) Pencak silat jawa tengah in general uncommitted better.
(a) Process recruitment is fully executed better.
(b) Planning of program in Center Construction and Athletic Practice of Student of Pencak silat jawa tengah less walk better.
(c) Management facilities have been executed better, but its weakness, medium of facilities supporter of achievement of athlete PPLP not yet complete fully. (d) The monetary of management its planning have been executed better, but
considering fund allocation of APBN and of APBD limited, so that organizer only maximizing existing fund.
(15)
(16)
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini prestasi olahraga Indonesia mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan. Misalkan saja di Sea Games 2005 di Philipina, Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke -5 (lima) dari 11 negara peserta A sia Tenggara. Prestasi tersebut jauh dari prestasi sebelumnya. Padahal Indonesia selalu menempati 3 (tiga) besar bahkan sering menempati peringkat pertama di pesta olahraga 2 (dua) tahunan tersebut yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, dan 1997. Penyebab penurunan prestasi olahraga tersebut salah satunya adalah pembinaan dan pengembangan prestasi yang tidak sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan.
Pembinaan prestasi olahraga seharusnya dilakukan secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan. Sebagaimana tercantum dalam Undang -undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 20 ayat 3 yang berbunyi
“Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan ber kelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahu an dan
teknologi keolahragaan”.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 20 05,(Jakarta: Menegpora,
2005), h. 18
Proses pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga tersebut tentunya membutuhkan atlet-atlet yang memiliki potensi y ang tinggi. Untuk mendapatkan atlet
(17)
berpotensi maka perlu adanya pembinaan dan pengembangan prestasi di usia produktif yakni tingkat usia sekolah. Pembinaan olahraga di Indonesia seyogianya harus selalu ada peningkatan seiring dengan penerapan berbagai pe rkembangan ilmu dan pengetahuan di bidang olahraga. Pemanfaatan penemuan model -model latihan dan berbagai pemanfaatan hasil penelitian selayaknya telah diterapkan oleh pembina atau pelatih. Sejalan dengan itu pemerintah selalu berupaya maksimal untuk melaksanakan pembinaan berkesinambungan dengan mempertimbangkan beberapa sektor yang sangat vital.
Pembinaan olahraga di Indonesia menurut Harsuki dkk telah diarahkan dan dilakukan dengan berbagai arah melalui: (1) s ekolah-sekolah atau pelajar (mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi), (2) induk -induk cabang olahraga, (3) organisasi dan perkumpulan olahraga, dan (4) organisasi di masyarakat Harsuki dkk (Jakarta; Kantor Menpora, 1996), h. 30 . Arah tersebut berguna untuk mengidentifikasi khalayak sasa ran sehingga memudahkan mobilisasi sumber daya untuk pembinaan dalam jangka panjang. Berdasarkan arah tersebut di atas maka akan diperoleh model pembinaan yang tepat diterapkan di Indonesia guna mencapai sistem pembinaan olahraga nasional secara optimal.
Upaya pemerintah telah dilakukan dengan mendirikan model pembinaan di kalangan pelajar yang disebut dengan Diklat pelajar di beberapa propinsi di Indonesia dengan objek sasaran pelajar terutama siswa yang disebut dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Pelajarlah sebagai sumber daya manusia yang tepat
(18)
commit to user
mendatang. Hal ini didasari pada kuantitas jumlah pelajar di Indonesia cukup besar sehingga memiliki peluang yang sangat besar munculnya atlet -atlet yang potensial apabila dibina secara berjenjang dan berkesinambungan.
Pembinaan olahraga melalui Diklat dikalangan pelajar merupakan suatu strategi jitu untuk membangun kembali kejayaan masa lalu di bidang prestasi olahraga. Pembinaan olahraga disekolah diawali melalui mata pelajaran Penjas, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ekstrakurikuler, diharapkan muncul bibit -bibit atlet yang kemudian diarahkan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) tersebut. Pembinaan ini juga mengarah pada jenjang yang lebih baik ke sekolah khusus olahraga seperti SLTP/SMA Ragunan. Lembaga olahraga pelajar tersebut merupakan wadah pembibitan olahraga yang ditujukan untuk merangsang minat pelajar agar dapat meningkatkan dan mengembangk an keterampilan dibidang olahraga.
Jenjang lebih lanjut untuk PPLP adalah Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM). PPLP merupakan suatu program pemerintah yang dikemas dengan tujuan untuk mengembangkan prestasi olahraga jangka panjang. Berdirinya PPLP diharapkan dapat sebagai wadah penjaringan untuk pembinaan atlet muda berbakat yang kelak menjadi poros dan pusatnya mencari atlet berprestasi. Sejauh ini ternyata diklat yang didirikan dengan visi dan misi yang baik dalam mengembangkan tugas moral yang besar, ternyata masih memiliki kontribusi yang kecil terhadap munculnya atlet berprestasi. Kondisi ini perlu diamati dan dicari faktor-faktor apa saja yang terbukti kurang memiliki kontribusi terhadap prestasi .
(19)
Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olah raga Pelajar (PPLP) sejak 1984 merupakan wadah yang sangat potensial untuk membina olahragawan potensial diusia sekolah. Penempatan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang tersebar diseluruh wilayah n usantara tentunya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembinaan daerah sesuai dengan cabang olahraga prioritas yang dikemas secara berjenjang dan berkelanjutan. Sebagai pusat berhimpun dan berlatih olahragawan pelajar berbakat olahraga, maka Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan alternatif pembibitan olahragawan pelajar, diawali pendirian dan perintisannya tahun 1984 dengan empat cabang olahraga yaitu Atletik, Bulutangkis, Sepaktakraw dan Tinju yang tersebar pada 8 provinsi di Indonesia dan kemudian pada tahun 1995 dikembangkan menjadi 16 provinsi dengan penambahan 4 cabang olahraga yaitu Sepak bola, Dayung ,pencak silat dan Panahan.
Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) telah dirintis pada tahun 1980 an, oleh Direktorat Keolahragaan Diklus epora Depdikbud di delapan Provinsi dengan cabang olahraga yaitu sepakbola, bulutangkis, tinju, atletik, dan sepaktakraw. Namun menurut data terakhir tahun 2009 PPLP telah tersebar di 33 Provinsi dengan jumlah 138 PPLP dan 43 PPLPD yang pendanaannya lewat APBD di daerah penyelenggara. Secara keseluruhan atlet PPLP yang terdaftar hingga tahun 2009 mencapai jumlah 1449 orang dengan rincian 949 atlet putra dan 500 atlet putri serta didampingi oleh 329 pelatih. Sedangkan cabang olahraga yang dibina di PPLP adalah atletik, anggar, angkat besi, bola voli, bola basket, balap sepeda, dayung,
(20)
commit to user
gulat, judo, karate, loncat indah, pencak silat, panahan, renang, sepakbola, sepaktakraw, senam, tenis, tenis meja, tinju, taekwondo, wushu, golf, kempo.
Dalam perjalanan usian ya yang sudah relatif lama, PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia. PPLP merupakan suatu bagian dari sitem pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi pembinaan prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah. PPLP memiliki posisi yang sangat strategis dalam meletakkan pondasi pembangunan prestasi olahraga di Indonesia mengingat para siswa PPLP berada pada usia potensial dalam rangka pengembangan bakat siswa di bidang olahraga. Dalam perjalanan usianya yang sudah relative lama, PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia.
PPLP memiliki kedudukan penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara menyeluruh. Secara organisatoris proses pembinaan prestasi PPLP ada keterkaitan antara Pendidikan Jasmani di sekolah dengan dengan pres tasi olahraga. Ditinjau dari konsep teoritik keplayihan olahraga, usia siswa PPLP berada pada lantai ke dua (level dua) dalam pyramida pembinaan olahraga. Di sisi lain pelaksanaan PPLP harus berhubungan dengan Departemen Pendidikan Nasional serta pihak -pihak lain seperti
(21)
Induk organisasi olahraga dan lain sebagainya. Untuk hal tersebut suatu koordinasi yang baik sangat diperlukan, agar pelaksanaan program PPLP dapat lebih maksimal sesuai dengan latar belakang dibentuknya PPLP tersebut.
Melihat keadaan di atas salah satu upaya pemerintah dalam mendongkrak atau membangun tatanan pembinaan olahraga di Indonesia sebagai dasar untuk pembinaan berjangka, dilakukanlah berbagai upaya. Diantaranya adalah dengan mendirikan berbagai pusat -pusat pembinaan olahraga dika langan pelajar yang merupakan cikal-bakal atlet berprestasi. Ini menunjukkan bahwa Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan salah satu pilihan alternatif yang cukup menjanjikan sebagai wadah untuk menampung olahragawan guna dilatih leb ih efektif dalam peningkatan prestasinya. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ini juga sebagai wadah untuk menghimpun atlet dengan minat olahraga yang tinggi dengan potensi bakat untuk dikembangkan memerlukan sebuah proses. Keberadaan pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar menjadi sangat penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkatan prestasi olahraga yang memang didambakan oleh masyarakat dengan mengedepankan proses pemberdayaan. Pemberdayaan dimaksudkan untuk memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Hal itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen dengan prinsip memberikan kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing -masing Pusat Pembinaan dan Latihan
(22)
commit to user
Dalam melaksanakan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) tidak terlepas dari pada manajemen. Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pembinaan dan latihan secara keseluruhan karena tanpa pengelolaan manajemen yang baik, akan terasa sangat sulit Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) diwujudkan secara optimal.
Manajemen pada hakikatnya adala h bagaimana seorang pimpinan mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang ditanamkan didalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan profi t sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan .
Memang disadari bahwa turunnya selama ini prestasi olahraga Indonesia memang tidak lepas dari aspek -espek seperti rendahnya perhatian pemerintah terhadap dunia olahraga Indonesia, terbatasnya sarana dan prasarana yang ada dalam melakukan latihan untuk be rprestasi. Pengelolaan manajemen keolahragaan yang belum begitu baik mungkin dikarenakan belum ada ahli manajemen keolahragaan yang mengurusinya atau masih ada sebagian orang yang mengelola keolahragaan ini adalah untuk mementingkan diri sendiri, campur ta ngan politik demi kepuasannya untuk mencapai sesuatu.
Bagaimana mungkin mendapatkan prestasi yang tinggi kalau masalah -masalah keolahragaan kita seperti di atas masih di temui, terutama tanpa didukung
(23)
sarana dan prasarana olahraga yang lengkap untuk berpr estasi. Walaupun atlet memiliki kemampuan dan semangat yang tinggi, pelatih yang berpengalaman dan sertifikasi tingkat Internasional, pengelolaan manajemen organisasi olahraga yang belum baik, dan tanpa adanya dukungan dari pemerintah maka prestasi belum d apat diraih.
Dalam penyelenggaraan program yang didalamnya merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya saling keterkatan, karena pada hakekatnya seluruhnya saling mempengaruhi. Dalam satu PPLP memiliki berbagai permasalahan, berbagai keunggulan dan kelemahan selalu terjadi, baik yang telah ada ataupun di masa mendatang. Namun demikian, disamping beberapa keunggula-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa celah yang harus dan dapat diperb aiki serta ditingkatkan. Masalah rekrutmen, masalah proses latihan siswa adalah contoh issu yang masih perlu diperhatikan. Permasalahan manajamen, sarana prasarana serta administrasi latihan juga perlu mendapat perhatian yang lebih khusus . Kesemua permasa lahan tersebut bukanlah permasalahan yang sederhana, melainkan permasalahan yang bersifat komplek dan harus diketahui secara nyata sehingga akar permasalahan dapat diperoleh, sehingga pemecahan masalahanya dapat dilakukan secara tepat.
Disamping beberapa keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa kelemahan yang harus dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan. Keunggulan yang ada akan di pertahankan bahkan harus terus
(24)
commit to user
tujuan program PPLP. Permasalahan -permasalahan tersebut hanya dapat diperoleh melalui penelitian yang mencakup pelaksanaan manajem en yang di lakukan. penelitian ini berguna untuk menemukan berbagai permasalahan -permasalahan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya. penelitian ini penting dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian serta kendala yang selanjutnya berguna untuk mencari solusi yang tepat guna.
Tetapi karena terdapat berbagai keterbatasan maka tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia, maka penelitia n ini dilakukan di provinsi Jawa Tengah. Adapun penelitian dilakukan dengan mengkaji dan mengetahui gambaran tentang pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah melalui pendekatan evaluatif . Terdapat beberapa alasan tentang pemilihan lokasi diantaranya;
Pertama; Provinsi Jawa Tengah dikarenakan bahwa prestasi PPLP Pencak Silat Jawa
tengah sebagai barometer pencak silat Indonesia , dimungkinkan adanya peruba han manajemen yang men uju pada sukses prestasi. Kondisi ini tentunya harus dipersiapkan jauh-jauh hari, karena pencapaian prestasi me lalui proses yang panjang dan sistem penyelenggaraan yang baik.
Kedua; Tingginya kepedulian pemeri ntah daerah dalam membina cabang olahraga
terbukti pemerintah daerah membiayai 12 cabang olahraga melalui APBD. Termasuk cabang pencak silat yang dibiayai oleh dana APBN, sehingga hal ini merupakan kekuatan yang sangat besar.
(25)
Ketiga; Terdapat kenaikan peri ngkat yang sangat sigfnikan pada POPNAS IX ke
POPNAS X, sehingga menjadi sorotan publi k termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga. Adapun perubahan peringkat terseb ut pada POPNAS IX provinsi Jawa tengah, khususnya cabang pencak silat . .
Ketiga alasan tersebutlah yang menjadi pemicu ketertarikan peneliti untuk meneliti pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat didefenisikan berbag ai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola rekruitmen pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah ?
2. Pihak mana saja yang terlibat dalam rekruitmen pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
3. Bentuk tes apa saja yang dilakukan untuk menyeleksi pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
4. Komponen apa saja yang mendukung keberhasilan dalam suatu pertandingan atau perlombaan?
(26)
commit to user
6. Bagaimanakah perencanaan program pada pusat Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Penca silat Jawa Tengah ?
7. Apakah para pelatih memiliki kemampuan untuk menyusun program latihan di Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
8. Kompetensi apa saja yang harus dipenuhi pelatih atlet Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
9. Bagimanakah peran guru dalam pencapaian prestasi belajar siswa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
10. Bagaimana peran pelatih dalam pencapaian prestasi siswa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
11. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh sis wa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
12. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai ol eh siswa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
13. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh siswa siswa dari Pusat Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah dengan sentra-sentra dan sekolah khusus olahragawan lainnya ?
14. Hambatan dan kendala apa saja yang ada dalam pencapaian prestasi olahraga dan akademik siswa Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
15. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah ?
(27)
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan indentifikasi masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji dan diungkapkan yang disesuaikan dengan pokok -pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang digariskan. Adapun permasalahannya dibatasi pada 1) Pada pelaksanaan perekrutan atlet pelaj ar di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah 2) Pada pelaksanaan perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah 3) Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan Atlet pelajar. 4) Pada pelaksanaan manajemen keuangan .
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimanakah proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 2. Apakah perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga
Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang
diharapkan Kemenegpora?
3. Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan
(28)
commit to user
4. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
pelaksanaan manajemen pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan proses tahapan yang dilakukan dalam
perekrutan atlet di dipusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah.
2. Mendeskripsikan perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di pusat pembinaan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah yang sesuai dengan kebutuhan atletnya.
4. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen keuangan.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dihara pkan dapat membedakan berbagai manfaat kepada berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara empiris.
(29)
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kasanah dan wacana ilmiah dalam pengembangan PPLP pencak silat Jawa Tengah .
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Menegpora penelitian ini dapat dijadikan sumber evaluasi pelaksanaan PPLP pencak silat Jawa Tengah (2) Bagi KONI Pusat Penelitian ini nantinya berguna untuk mendapatkan data pelaksanaan manajemen pela tihan olahraga prestasi serta profil prestasi siswa Ragunan; (3) Bagi Induk organisasi Olahraga atau Pengurus Besar (PB) cabang olahraga dapat mengadakan pembinaan lebih lanjut atlet yang berprestasi mulai dari proses rekruitmen.
(30)
commit to user
14 BAB II
KAJIAN TEORI
A.Deskripsi Teoritik
1. Manajemen
Manajemen merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan hasil melalui orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbin bahwa manajemen adalah sebagai proses mendapatkan hasil secara efisien dan me lalui orang lain Stephen P. Robbin,(New Jersey: Prentice -Hall International,Inc.,1988),h.6.Kemudian Foillet dalam Handoko mengungkapkan bahwa manajemen adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain T. Hani Handoko, (Yogyakarta: FE UGM, 2001).
Hal ini menunjukkan bahwa para pengurus organisasi mencapai tujuan -tujuan organisasi melalui pengaturan orang -orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlikan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaannya sendirian.
Hasibuan mengungkapkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber -sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tententu Malayu, S.P. Hasibuan, Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 9. Sedangkan Farrel dkk merumuskan pengertian menajemen sebagai suatu set aktivitas yang dirancang untuk mencapat suatu tujuan organisasi dengan penggunaan sumberdaya secara efekt if dan efisien dalam merubah lingkungan.
(31)
comprehension, analysis and aplication , ( Boston USA: Richard D. Irwin, Inc.,
1995), h 4.
Manajemen berhubungan erat dengan organisasi, dimana menajemen berlangsung didalam organ isasi. Sebagai suatu proses sosial, manejemen melatakkan fungsinya pada interaksi antar person, baik yang berada didalam maupun diatas posisi opersional seorang dalam organisasi. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen menpunyai unsur -unsur kerjasama dan men garah pada sasaran yang ingin dicapai dan hanya diterapkan pada kelompok orang yang mempunyai tujuan yang jelas. Untuk menghasilkan tujuan tersebut didukung oleh manajemen sebagi fungsi. Fungsi manajemen menurut Fayol dalam Hess dan Siciliano, mengemukakan bahwa fungsi manajemen adalah perencanaan pekerja an yang akan dilaksanakan, pengorganisasian pekerjaan dan tempat kerja yang memastikan bahwa peker jaan dilaksanakan secara produkt if, memerintah atau memimpin dan mengarahk an para pekerja, mengkoordinasik an usaha semua orang yang melakukan pekerjaan itu, mengendalikan atau memonitoring untuk memastikan kin erja konsisten dengan rencana.
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu pemahaman tentang penerapan aturan dalan suatu organisasi dengan mengacu pada tujua n dari suatu organisasi tersebut. Manajemen menurut Wahjosumirdjo adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota -anggota serta pendayagunaan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
(32)
commit to user
dan Permasalahannya (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), h. 93. Sedangkan
Gibson dkk menyatakan bahwa manajemen merupakan kemampuan pimpinan (manajer) dalam mendayagunakan orang lain melalui kegiatan menciptakan dan mengembangkan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien James L. Gibson, James H, Donnelly JR., and John M. Ivancevich,
Manajemen (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997), h. 4 . Hal ini menunjukkan b ahwa
pemberdayaan segala sumberdaya merupakan konsep dasar dalam pengembangan manajemen. Sumberdaya yang ada disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan karanteristik sumberdaya yang ada. Tujuan seyogianya telah ditetapkan sebagai dasar acuan dalam menjalankan roda organisasi.Robbin menyatakan bahwa manajemen adalah sebagai proses mendapatkan hasil secara efisien dan melalui orang lain Stephen P. Robbin, Management: Concep and Application (New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc., 1988), h. 6. Selanjutnya Stoner dalam Handoko
mengungkapkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha -usaha pada anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta:BPFE, 1992), h. 8. . Lebih lanjut Fatah menyatakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung : PT Remaja
(33)
mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tententu Malayu S.P Hasibuan, h.9.Hal ini menujukkan bahwa menajemen membutuhkan suatu kerjasama anta bagian, bahu membahu dalam menjalankan perputaran suatu organisasi, sehingga diharapkan kegiatan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Oleh sebab itu manajemen merupakan suatu alat pelaksana utama dalam administrasi.
Dari berberapa defenisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu aktiv itas dengan memberdayakan sumberdaya yang ada dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Pemanfaatan fungsi dan tugas dari sumber daya yang ada sesuai dengan keberadaannya dalam organisasi akan mendukung s uatu organisasi berjalan sehat, dan pada gilirannya tercapai tujuan yang telah ditetapkan terdahulu. Sehingga peran seorang pemimpin menjadi penting dalam mengoptimalkan seluruh aspek sumberdaya dengan mengacu pada prinsip -prinsip manajemen.
Jika diuraikan lebih rinci bahwa manajemen pada hakekatnya bagaimana seorang pemimpin mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi. Kemampuan mengelola sumber daya inilah yang menjadi tugas dari seorang manajer. Sedangkan fungsi -fungsi manajemen menurut Hasibuan, dibagi menjadi; 1) perencanaan , 2) pengorganisasian, 3) menggerakkan, 4) pengawasan , h.3.
(34)
commit to user
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke -20 menyebutkan lima fungsi manajemen tersebut, yaitu: merancang, men gorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Manajemen. Wikipedia
Indonesia.Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia . 2007. h 3.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen)
Namun saat ini, kelima fungsi terse but yang hanya digunakan menjadi empat fu ngsi, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Penjabaran dari ke empat fungsi manajemen tersebut, fungsi yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan su mber yang dimiliki.
Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan antara lain yaitu membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan yang lebih kecil, manajer akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibut uhkan untuk melaksanakan tugas seperti, apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas -tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas t ersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Sedangkan yang ke tiga yaitu: pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggo ta kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha -usaha organisasi. Fungsi keempat adalah pengendalian. Pengendalian adalah suatu proses pengawasan
(35)
jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Luther Gullick, dalam karyanya Papers on the Science of Administration mengatakan
bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah; (a) planning (perencanaan), (b)
Organizing (pengorganisasian), (c) staffing (pengadaan tenaga kerja), (d) directing
(pemberian bimbingan), (e) coordinating (pengkoordinasian), (f) reporting
(pelaporan), dan (g) budgeting (penganggaran). Rangkaian fungsi -fungsi ini lebih terkenal dengan akronimnya . James, Rankin, Christopher Ingersoll. Athletic
Training Management. Concept and Applications . (Mosby, 1995). h. 2
Menurut Koontz dan O’Donnel mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen
didalam bukunya Principles of Management. Yaitu: (a) planning (perencanaan), (b)
organizing ( pengorganisasian), (c) staffing (pengadaan tenaga kerja), (d) directing
(pemberian bimbingan), dan (e) controlling (pengawasan). Sedangkan yang di ungkapkan oleh George Terry mengklasifikasikan fungsi -fungsi manajemen sebagai; (a) planning (perencanaan), (b) organizing (pengorganisasian), (c) actuating (penggerakan), dan (d) controlling (pengawasan Harsuki. Perkembangan Olahraga
Terkini Kajian para Pakar, Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2003. h. 71 ).
Sehingga dapat disimpulkan fungsi -fungsi manajemen menurut pendapat para ahli di atas adalah merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan pengawasan dan evaluasi yang performa sesuai deng an yang telah direncanakan sebelumnya.
(36)
commit to user
Perencanaan merupakan tahap permulaan yang mutlak diperlukan karena banyak sekali tujuan dalam organisasi yang tidak tercapai akibat perencanaan yang kurang baik. Akan tetapi perencanaan itu tidak saja dilakukan pada permulaan kerja melainkan perlu terus menerus dilakukan selama proses berlangsung. Oleh karena itu perencanaan dapat didefinisikan sebagai
“Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal
-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan” Sondang, Siagian. Filsafat
Administrasi, (Jakarta : CV Haji Masagung. 1990). h 108.
Di dalam sebuah perencanaan diperlukan syarat -syarat yang diungkapkan oleh Luther M. Gullick sebagai berikut ; (1) Tujuan harus dirumuskan secara jelas , (2) Perencanaan harus sederhana dan realistis , (3) Memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap usaha -usaha yang direncanakan , (4) Bersifat fleksibel, (5) Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam. Ke dalam berarti seimbang antara bagian -bagian dalam perencanaan tersebut. Sedangkan ke luar berarti seimbang antara tujuan dan fasililtas yang tersedia , (6) Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumberdaya ya ng tersedia Sulipan. Manajemen
Sekolah. 2007. h 5. (http://www.geocities.com).
Proses perencanaan dapat ditinjau dari tiga segi. Dengan perkataan lain, fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara yaitu:
1. Mengetahui sifat sifat atau ciriciri suatu rencana yang baik. Setelah ciri -ciri diketahui lalu diusahakan, agar supaya rencana yang dibuat memenuhi
(37)
2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan. Seperti yang per nah dilakukan oleh
Rudyard Kipling, sastrawan Inggris dalam hidupnya mempunyai enam
pelayan yang baik yang bernama: (a) What, (b) Where, (c) When, (d) Who, (e) Why, (f) How. Para ahli manajemen telah meminjam konsep ini dan menerapkannya di bidang perencan aan.
3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan teknik -teknik ilmiah. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pemecahan dengan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques
of problem-solving) pimpinan dapat pula menciptakan suatu rencana yang baik.
Dengan perkataan lain, pembuatan suatu rencana dapat dipan dang sebagai masalah yang harus terpecahkan dengan sistematis, serta didasarkan kepada tujuh langkah tertentu. Sondang Siagian, h. 109.
Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa
perencanaan (planning) adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian disini berarti proses pembagian tugas -tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan Sulipan. h 7.
(38)
commit to user
Jadi pengorganisasian meliputi penciptaan struktur, mekanisme dan prosedur kerja, uraian kerja serta penempatan personil pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Karena organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapk an, maka susunan, bentuk serta besar kecilnya organisasi
harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Sondang
mengungkapkan bahwa pengorganisasian sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan Sondang Siagian, h. 116.
Heidjrachman mengungkapkan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan untuk
mencapai tujuan oleh sekelompok orang, dilakukan dengan membagi -bagi tugas, tanggung jawab, dan wewenang di antara mereka, ditentukan siapa yang menjadi pemimpin dan siapa yang dipimpin, serta saling berinteraksi secara efektif. Heidjrachman,Dasar-dasar Manajemen (Yogyakarta: UPP AMP YKPN 1996), h. 35. Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian yaitu;
1 Asas Koordinasi. Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan
pemeliharaan tata hubungan agar tercipta tindakan yang sama d alam rangka mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus maka diperlukan tiga syarat pokok; adanya wewenang tertinggi yang berfungsi sebagai pemberi arah, adanya kesediaan bekerja sama antara
(39)
filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh semua anggota.
2 Asas Hirarki. Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam organisasi. Didalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas, we wenang dan tanggung jawab. Di dalam hirarki ini diperlukan adanya; kepemimpinan, pendelegasian wewenang dan pembatasan tugas Heidjrachman, h.36.
Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa proses pengelompokan pembagian tugas -tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
3. Penggerak (Motivating)
Penggerakan (motivating) di defenisikan: Keseluruhan proses pemberian mot if bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis Sondang, Siagian. h.128.
Fungsi organik penggerakan ini merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen. Dapat ditinjau dari segi Filsafat Administrasi dan Managemen, fungsi organik merupakan fungsi yang terpenting, karena pelaksanaan fungsi ini, manusia sebagai objek langsung. Sondang berpendapat bahwa untuk masa sekarang, istilah yang paling tepat diperg unakan untuk menunjukkan fungsi organik administrasi dan manajemen yang langsung menyangkut manusia-manusia di dalam organisasi adalah istilah Motivating Sondang, Siagian, h. 128
(40)
commit to user
Untuk membedakan pelaksanaan fungsi motivating pada tingkat
administrasi dan managemen dapat dikatakan bahwa "administrative
motivating" bersifat menyeluruh dan menyangkut semua orang di dalam
organisasi. S edangkan managerial motivating adalah lebih bersifat khusus dan lebih menonjolkan pemberian motif kepada para pelaksana operatifnya saja.
Hal ini sesuai dengan teori Maslow mengemukakan 5 keb utuhan manusia, diantaranya: 1) kebutuhan fisiologis ( physiological needs) merupakan kebutuhan pokok manusia untuk mememelihara kelangsungan hidupnya, seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, air, seks dan sebagainya; 2) kebutuhan rasa aman (safety need) merupakan ingin dilindungi, seperti keamanan dalam bekerja, keamanan hidup dan sebagainya; 3) kebutuhan sosial ( social needs) merupakan kebutuhan untuk diterima dan dihargai oleh orang l ain, saling mencintai, saling menghargai, bekerja sama, tolong -menolong dan sebagainya; 4) Kebutuhan penghargaan (eksteem needs) merupakan kebutuhan akan harga diri, percaya diri, prestise, dan kekuasaan; dan 5) kebutuhan aktualisasi diri ( self actualization) merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimal sehingga mampu yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Sudibyo, Psikologi
Olahraga (Jakarta: PT. Abem Kosong Anem, 1989), h. 24. Disamping kebutuhan
secara umum manusia, terdapat kebutuhan tertantu bagi pelatih olahraga. Kebutuhan pelatiha adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Kebutuhan yang berkaitan dengan pekerjaannya adalah kebutuhan upah, keamanan kerja, pergaulan, kesempatan untuk maju, keadaan pekerjaan yan g menyenangkan dan kepercayaan untuk melakukan pekerjaannya.
(41)
Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus dipuaskan lebih dahulu yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang da n papan, 2) Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang atau benda, 3) Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan berparti sipasi, 4) Kebutuhan prestise yakni kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 106 .
Pelaksanaan fungsi Motivating dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut; (1) Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi; (2) Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut; (3) Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organ isasi dalam menjalankan kegiatan -kegiatan organisasi; (4) Jelaskan kebijaksaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam saha pencapaian tujuan; (5) Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi; (6) Jelaskan peranan apa yang dih arapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh setiap orang; (7) Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan ke giatan-kegiatan yang diperlukan; (8) Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian; (9) Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang -orang yang kurang mampu bekerja; (10) Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal -maksimalnya.Sondang Siagian, h. 134
(42)
commit to user
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau tidaknya seorang pimpinan mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan, tergantung atas kemampuannya melaksanakan fungsi Motivating ini.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya Sondang, Siagian,h. 135.
Menurut Heidjrachman fungsi pengendalian ( controlling) merupakan peristiwa pembandingan antara pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, membuat koreksi -koreksi jika pelaksanaan berbeda atau menyimpang dari rencana Heidjrachman. h. 169.
Heidjrachman juga mengungkapkan bahwa fungsi pengendalian penting dalam kegiatan manajemen karena dengan pengendalian yang baik atau efektif merupakan jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana akan tercapai Sondang, Siagian.h.169 . Kata pengendalian memiliki beberapa konotasi, yaitu: Mengecek atau memverifikasi, mengatur, membandingkan dengan standar, melatih seseorang atau kelompok untuk bertanggung jawab, dan membatasi kegiatan aga r tidak menyimpang dari rencana .h.170.
Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan, pengecekan serta usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi penyelewengan atau pemyimpangan dapat ditempuh usaha -usaha perbaikan. Jadi pengawasan mempunyai tiga fungsi yaitu; (1) Mengkoordinasikan kegiatan yang
(43)
bahkan mencegah adanya kesalahan atau penyimpangan dari rencana yang telah disusun, (2) Membandingkan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. (3) Mencatat semua hasil pengawasan untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan pelaporan.
Di dalam melakukan pengawasan orang harus menggunakan kriteria tertentu. Ada beberapa prinsip pengawasan yang harus diperhatikan; (1) Pengawasan harus bersifat menyeluruh. Pengawasan harus meliputi seluruh aspek program: personel, pelaksanaan program, material, hambatan-hambatan dan lain-lain, (2) Pengawasan dilakukan oleh semua orang yang terlibat dalam program. Pengawasan bukan hanya dilakukan oleh pimpinan atau petugas -petugas yang ditunjuk tetapi semua petugas pelaksanaan program mempunyai tang gung jawab melakukan pengawasan, (3) Pengawasan harus bersifat diagnostik. Pengawasan tidak bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan personel, tetapi untuk menemukan kelemahan -kelemahan atau penyimpangan-penyimpangan program yang dapat menghambat tercapainya tujuan.
Dari pernyataan dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan (controlling) adalah pengawasan merupakan proses pengamatan dar i pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Manajemen Pendidikan dan Latihan
(44)
commit to user
untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuannya, nilai serta sikap dan keterampilannya Burhanuddin Salam,
Pengantar Pedagogik, Dasar-dasar Ilmu Mendidik (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.
10. Kemudian Atmodiwirio menyatakan pendidikan adalah pembelajaran yang dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan datang atau meningkatkan seseorang untuk dap at menerima tanggung jawab dan/atau tugas-tugas baru Subagio Atmodiwirio, Manajemen Pelatihan(Jakarta: Ardadizya, 2002), h. 35.
Manajemen Pendidikan menurut Pidarta adalah memadukan sumber -sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan y ang telah ditentukan sebelumnya. Yang dimaksud dengan sumberdaya adalah ketenagaan, pendanaan, sarana dan prasarana termasuk informasi, dalam artian meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, penggerkan dan pengendalian sebagi fungsi -fungsi menajemen Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 4. Sedangkan Harsono menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang -ulang, dengan lama kelamaan bertambah jumlah bebannya Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam
Coaching, (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1988), h. 101.
Kemudian Bompa mengatakan bahwa latihan adalah cara untuk mencapai tujuan perbaikan sistem organisma dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraga Tudor O. Bompa, Theory and Metodology of Training, (Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company, 1986), h. 2.
(45)
yang dilakukan secara teratur, se ksama, sistematis, serta berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun, dengan pembebanan latihan ( training) yang selalu meningkat dan bertahap setiap tahun Depdiknas, Pedoman dan Modul
Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar, (Jakarta:
Depdiknas, PPKJ, 2000), h. 103.
Dalam upaya pencapaian prestasi yang optimal, tidak ada jalan lain kecuali dengan latihan dengan mengulang garakan demi gerakan dalam rangka penguasaan skill yang berakhir pada pengalaman gerak dan kualitas fisik. Lebih lanj ut agar prestasi atlet dapat dicapai seoptimal mungkin, perlu adanya tahapan dalam latihan meliputi: 1) Pemanduan/pemilihan calon olahragawan, 2) latihan yang intensif dan 3) evaluasi hasil latihan. h. 44.
Program latihan yang direncanakan dan disusun se orang pelatih akan baik jika hasil evaluasi yang dilakukan mengalami peningkatan.
Pemanduan bakat bagi calon olahragawan meliputi; 1) umur, Antromometrik, Kapasitas organik dan fungsional, mekanis/teknik, distribusi substansi dalam hal ini fungsi paru dan jantung, psikologis. Latihan dalam hal ini tentunya didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman pelatih secara filosofis dan prktisnya. Sedangkan evaluasi hasil latihan dilakukan meliputi 1) pemeriksaan kesehatan periodik, 2) kapasitas organis dan fungsiona l, 3) mekanis/teknik, 4) distribusi subs tanbsi tertentu, dan 5) psikologis. h. 44-46.
(46)
commit to user
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas tentang latihan maka dapatlah disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kerja fisik yang dilakukan secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, sebagai dasar perbaikan organisme dan keterampilan dengan lama kelamaan bertambah jumlah bebannya dengan upaya mengoptimalkan prestasi. Dengan kata lain bahwa, manajemen pendidikan dan latihan ditujukan dalam mencapai tuj uan pendidikan pada umumnya juga perbaikan keterampilan olahraga sebagai dasar optimalisasi prestasi. Didalamnya ditentukan oleh sumberdaya manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku secara serempat.
3. Manajemen Perekrutan
Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai oleh atlet yang mempunyai bakat
besar dan memperoleh pembinaan yang baik secara berjenjang dan
berkesinambungan. Pembinaan prestasi secara berjenjang mempunyai implikasi terhadap pentingnya evaluasi yang har us dilaksanakan secara berkala sejak tahap penjaringan atlet sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program pelatihan dan prestasi yang dicapai.
Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil biologis khusus dengan ciri -ciri kemampuan biomotorik dan ciri -ciri psikologis yang baik. Bompa mengemukakan dalam (Diknas;2003) beberapa kriteria utama mengidentifikasi bakat yaitu; (1) Kesehatan, (2) Kualitas biomotorik, dan (3) Keturunan, (4) Fasilitas olahraga dan iklim, dan (5) Ketersediaan ahli. Teknik Pemanduan Baka t Olahraga, (Jakarta; Dirjen Olahraga Depdiknas 2003). h.10.
(47)
penyaringan dan pemilihan adalah untuk menemukan dari sejumlah besar anak yang berkaitan dengan faktor -faktor prestasi utama. h. 10 Penentuan faktor-faktor prestasi utama ini sangat penting bagi pengembangan lebih lanjut. Faktor -faktor ini merupakan indikator tingkat prestasi tertentu dan tingkat kecendrungan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan faktor -faktor prestasi yang dapat diketahui dengan pasti tanpa terlalu banyak bekerja dan dapat diperoleh informasi yang diperlukan.
Anwar Pasau dalam (Diknas;2003) mengemukakan kriteria penilaian untuk pemilihan atlet berbakat, yaitu:
1) Aspek biologis
Potensi/kemampuan dasar tubuh (Fundamental Motor Skill) Fungsi organ-organ tubuh
Postur dan struktur tubuh 2) Aspek psikologis
Intelektual/kecerdasan/IQ Motivasi
Kepribadian Kerja persarafan 3) Umur
Umur secara kronologis (Chonologis age) Umur dari segi psikologis (Psychologis age) 4) Keturunan
(48)
commit to user
1) Memiliki fisik yang sehat, tidak cacat tubuh, diharapkan postur tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang diminati.
2) Memiliki fungsi organ-organ tubuh, kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, koordinasi, kelincahan dan power yang sesuai kebutuhan cabang olahraga.
3) Memiliki gerak dasar yang baik.
4) Memiliki intelegensi dan emosional yang baik 5) Memiliki intregritas yang tinggi
6) Memiliki karakteristik bawaan sejak lahir yang dapat mendukung pencapaian prestasi yang prima. Antara lain watak kompetitif tinggi, kemauan keras, pemberani dan semangat tinggi. Parameter Test SMP/SMA Negeri Ragunan , (Jakarta: Deputi Prestasi dan IPTEK Olahraga, Kemenegpora 2006). h. 6. Perekrutan adalah kegiatan yang diarahkan bagaimana mendapatkan jumlah dan jenis. Yang dilihat dalam penelitian ini adalah diadopsi dari prekrutmen pegawai. Pegawai yang tepat yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kegiatan yang lebih spesifik antara lain adalah penentuan jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan, apa syarat -sayaratnya, dari mana mendapatkan calon tenaganya, pensleksiannya dan pengangkatannya.
Rendall. S. Schuler dan Susan E. Jac son mengatakan bahwa langkah -langkah pertama yang harus ditempuh dalam pelaksanaan rekrutmen adalah menentukan tujuan rekrutmen seperti:
(49)
atau apakah kita sebenarnya membutuhkan karyawa n yang punya rekrutmen jangka pendek?
2) Apakah kita membutuhkan seseorang dengan keterampilan kerja yang prima, apakah kita memerlukan orang -orang yang punya niat sungguh -sungguh untuk belajar?
3) Apakah kita siap membayar mahal karyawan yang kita rekrut, atau kah kita ingin karyawan yang digaji rendah?
4) Apakah kita sebenarnya menginginkan orang -orang yang berbeda dari karyawan kita yang sekarang untuk mendapatkan perspektif baru, ataukah kita ingin mempertahankan status saja? Randall. S.Schuller E. Jacson
Manajemen Sumber Daya Manusia menghadapi abad -21, (Jakarta: Erlangga,
1997). h.232.
Suatu organisasi atau perusahaan dalam menentukan perekrutan tentu mempunyai alasan-alasan yang mendorong menurut Sondang P. Siagian. Ada beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan perekrutan pegawai yaitu:
1) Berdirinya organisasi baru
2) Adanya perubahan kegiatan organisasi
3) Terciptanya pegawai-pegawai dan kegiatan-kegiatan baru 4) Adanya pegawai yang pindah ke organisasi lainnya
(50)
commit to user
6) Adanya pegawai yang berhenti karena memasuki usia pension 7) Adanya pegawai yang meninggal dunia.
Dari alasan-alasan tersebut di atas, maka diadakannya pe rekrutan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin calon -calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pegawai yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Sondang P. Siagian Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bina aksara, 1994).h.4.
Pada prinsip-prinsipnya yang disebut dengan perekrutan adalah mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk menjadi pegawai pada dan organisasi tertentu. Sehingga rekrutmen juga dapat di definisikan sebagai serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Ambar. T. Sulistiyari & Rosidah, Manajemen Sumber
Daya Manusia Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik ,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003).h.134.
Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Bernada & Rissel, rekrutmen merupakan proses penemuan dan penarikan para pelamar yang t ertarik dan memiliki kualifikasi terhadap lowongan yang dibutuhkan. Jhon, H. Benardin dan Joya E, A Russel,
Human Resource Management (Singapore: Mc. Graw-Hill, mc, 1993). h.201.
Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) dalam hal ini untuk menentukan dan pengambilan calon atletnya dilakukan beberapa tes parameter yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga
(51)
1. Kriteria bagi atlet yang akan di tes
1.1 Harus sehat fisik dan men tal berdasarkan pemeriksaan dokter.
1.2 Satu hari sebelum pelaksanaan tes, atlet yang bersangkutan cukup istirahat dan cukup tidur.
1.3 Makan terakhir 2 jam sebelum tes mulai dilaksanakan.
1.4 Atlet diharuskan berpakaian dan bersepatu olahraga pada saat menjalani tes.
1.5 Sebelum memulai aktivitas tes, atlet melakukan pemanasan selama kurang-lebih 15 menit.
1.6 Atlet diharuskan untuk menjalankan tes dengan sungguh -sungguh 2. Kriteria bagi pelaksana tes
2.1 Mengetahui jenis-jenis alat ukur yang akan digunakan. 2.2 Memahami prosedur pelaksanaan pengukuran.
2.3 Dapat mengoperasikan dengan benar berbagai peralatan yang akan digunakan dalam pengukuran.
3. Kriteria sarana dan prasarana pelaksanaan tes
3.1 Alat tes yang digunakan telah ditera atau memenuhi standar. 3. 2 Tempat pelaksanaan tes harus aman dan nyaman bagi atlet. 3.3 Tersedia peralatan medic untuk kepentingan PPPK.
3.4 Tersedia formulir -formulir yang dibutuhkan untuk merekam hasil tes. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan (Jakarta: Kemegpora, 2005).h. 2.
Jenis pengukuran yang disusun dalam Panduan Penetapan Parameter Tes terdiri atas alat ukur yang digunakan untuk mengukur:
(52)
commit to user
1) Tinggi dan berat badan;2) Ketebalan lemak; 3) Volume paru-paru; 4) Kapasitas paru maksimal; 5) Fleksibilitas togok; 6) Keseimbangan statis; 7) Daya tahan otot perut;
8) Daya tahan tubuh bagian atas; 9) Daya ledak otot tungkai; 10) Kekuatan peras otot tangan;
11) Kekuatan ekstensor otot punggung; 12) Kekuatan ekstensor otot tungkai; 13) Kekuatan menarik otot bahu; 14) Kekuatan mendorong otot bahu; 15) Kekuatan otot perut;
16) Kekuatan otot lengan; 17) Kecepatan lari; 18) Kelincahan;
19) Daya tahan anaerobik; 20) Kapasitas aerobik;
21) Kapasitas aerobik maksimal; 22) Kesegaran jasmani.
Dari pendapat para ahli di atas sehingga perekrutan dapat disimpulka n bahwa perekrutan adalah sebagai sebuah proses pencarian bakat untuk menemukan dari sejumlah besar dan jenis anak yang berkaitan dengan faktor -faktor prestasi utama yang diinginkan.
4. Program Pusat Pembinaan dan Latihan dan Olahraga (PPLP)
Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) adalah tempat untuk berhimpunnya olahraga pelajar potensial berbakat untuk dikembangkan potensinya
menjadi olahragawan pelajar berprestasi Deputi Iptek Olahraga, Pedoman
Pengelolaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahrag a Pelajar (PPLP), (Jakarta:
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga KEMENEGPORA 2006), h.8.
(53)
penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara menyeluruh. Secara organisatoris proses pembinaan prestasi pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) ada keterkaitan antara pendidikan jasmani di sekolah dengan prestasi olahraga.
Disisi lain pusat pembinaan dan latihan olahra ga pelajar (PPLP) merupakan sebuah program Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga yang dalam implementasinya diperlukan adanya koordinasi dengan berbagai pihak terkait yang memiliki kompetensi dan wewenang khusus terhadap subyek dari program tersebut. Koordinasi dalam organisasi pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) sangat diperlukan untuk mendapatkan dukungan yang optimal dari berbagai pihak terkait sebagai pengguna siswa berprestasi Deputi Iptek Olahraga. h.13.
Latihan, kompetisi, Akademik d an kesejahteraan merupakan program dari Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Deputi Iptek Olahraga. h.25. 1. Latihan
1.1) Pelaksanaan latihan disesuaikan dengan program yang telah ditetapkan
1.2) Pelaksanaan program latihan pada PPLP harus disesuaikan dengan
kemampuan individu/perorangan 2. Kompetisi
2.1) Kompetisi cabang olahraga antar PPLP dilaksanakan secara periodik; 2.2) Setiap kegiatan kompetisi nasional cabang olahraga antar PPLP wajib
diikuti oleh semua PPLP;
2.3) Pemerintah Daerah yang ditetapkan sebagai sebagai penyelenggara bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kompetisi antar PPLP dengan
(54)
commit to user
2.4) Tata cara kompetisi diatur dalam petunjuk pelaksanaan 3. Akademik
3.1) Usia atlet pelajar PPLP pada jenjang akademis maksimal usia 16 tahun SMA atau sederajat
3.2) Nilai rata-rata raport calon Olahragawan pelajar PPLP 6,0 4. Kesejahteraan
4.1) Setiap olahragawan pelajar PPLP berhak mendapatkan pelayanan akomodasi. Konsumsi, kesehatan, ua ng saku, dan penghargaan lain. 4.2) Tata cara perolehan ke sejahteraan diatur dalam juknis Deputi Iptek Olahraga. h.26.
Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) menjadi sangat penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkat an prestasi olahraga yang memang didambakan oleh mayarakat, tetapi juga tidak mengabaikan prestasi akademik sebagai upaya menyongsong masa depan.
Seiring dengan semangat Undang -undang Nomor 32 tahun 2005 tentang Otonomi Daerah, dimana lembaga yang menangan i pembinaan olahraga pelajar sangat beragam , maka dipandang perlu adanya suatu pedoman sebagai acuan dan petunjuk dalam pengelolaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5. Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang menunjang proses belajar mengajar dan relatih permanen seperti, gedung, ruang kelas, asrama, meja dan kursi serta peralatan media pembelajaran sebagai kegiatan proses belajar mengajar. Sedangkan proses latihan olahraga sarana meliputi lapangan olahraga, ruang kelas sebagai proses latihan teori dan lainnya. Prasarana meliputi fasilitas yang
(55)
halaman, taman, dan infr astuktur.
Manajemen sarana dan prasarana diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang proses belajar mengajar dan latihan olahraga. Selain optimalisasi pemanfaatannya juga perawatannya. Sedangkan
kegiatannya meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpangan
inventarisasi dan penghapusan serta penataan Mulyasa E, Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, Dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK , (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. 2004), h. 49-50.Dengan manajemen sarana dan prasarana, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan rapai serta kenyamanan bagi para siswa, baik pada proses belajar mengajar atau latihan serta tempat tinggal/asrama serta proses belajar dan mengajar serta latihan olahraga yang lebih efisien dan efektif.
Sarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang menunjang proses belajar dan berlatih, sarana bisa berbentuk permanen seperti, gedung, ruang kelas, asrama, meja dan kursi serta peralatan media belajar sebagai kegiatan proses bel ajar mengajar. Sedangkan proses latihan olahraga sarana meliputi lapangan olahraga, ruang kelas sebagai proses latihan, teori dan lainnya. Prasarana meliputi fasilitas yang secara tidak langsung mendukung proses belajar mengajar meliputi kapur tulis, hala man, taman, dan infrastuktur. Prasarana olahraga meliputi peralatan untuk latihan
penunjang prestasi olahraga, Adhyaksa mengemukakan “di sadari bahwa turunnya
(56)
commit to user
prasarana olahraga, minimnya kompetisi yang rutin serta kurangnya penghargaan terhadap atlet-atlet yang berprestasi Adhyaksa Dault, Hal Aktual Keolahragaan
Indonesia, (Jakarta: Majalah Forum Olah raga Diknas 2004), h.13.
Dalam undang-undang keolahragaan Indonesia, yang masih digodok, pasal yang mengetengahkan perlindungan hukum terhadap pasilitas olahraga karena kita sangat menyadari betapa banyak kekurangan yang kita miliki berkenaan dengan infrastruktur olahraga, termasuk tanah lapang, taman bermain, yang selama beberapa tahun terakhir ini tergusur oleh kepentingan lainnya, seperti untuk mendirikan fasilitas perumahan dan fasilitas ekonomi, misalnya untuk pusat -pusat pertokoan dan lain-lain.
Harsuki mengemukakan bahwa Prasarana olahraga adalah merupakan wadah untuk melakukan kegiatan olahraga Harsuki, Perkembangan Olahraga Terkini,
Kajian Para Pakar, (Jakarta :PT RajaGrafindo Persada, 2003) h. 379
. Dengan demikian untuk menyongsong Hari depan ola hraga Indonesia perlu disiapkan wadah yang mencukupi jumlahnya sehingga seluruh masyarakat dapat memperoleh kesempatan yang sama untuk berolahraga sehingga dapat mendapatkan
kebugaran dan kesehatan sesuai dengan konsep “sport for all”,
Deputi bidang prestasi dan IPTEK olahraga mengemukakan bahwa sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Sedangkan prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau p enyelenggaraan keolahragaan. Deputi Iptek Olahraga, h.10.
(57)
sarana prasarana pendidikan . Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk Mencapai tujuan dal am pendidikan . misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya ; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya. Juhairiyah, Administrasi Sarana dan
Prasarana pendidikan.2007. h.2 (http://Juhairiyah@yahoo.co.id).
Lebih jelasnya bahwa dalam prasarana dan sarana di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dapat di artikan seba gai berikut:
1) Prasarana dan sarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) wajib memenuhi jenis, jumlah dan standar Nasional.
2) Standarisasi prasarana dan sarana olahraga yang dipergunakan untuk Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) harus disesuaikan dengan standar Nasiona Deputi Iptek Olahraga, h.18.
Manajemen sarana dan prasarana juga termasuk kedalam manajemen fasilitas olahraga. Harsuki berpendapat bahwa manajemen fasilitas adalah suatu pros es perencanaan, pengadministrasian, koordinasi, dan penilaian pelakasana harian dari fasilitas olahraga Harsuki, h.160. Senada dengan itu Direktorat fasilitas Olahraga DIKNAS mengemukakan Manajemen fasilitas adalah proses penilaian perancanaan, pengadministrasian, koordinasi Pedoman Manajemen Organisasi Olahraga (Jakarta: Direktorat Fasilitas Olahraga Prestasi Direktorat Jendral Olahraga Departemen
(1)
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat
pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah
sudah berjalan dengan baik ,dengan adanya pantauan altlit berpre stasi dalam tiap
kejuaran POPDA tingkat kota/kabupaten dan provinsi serta informasi keseluruh
DISPORA kota/kabupaten, terbukti dengan hasil prestasi yang diperoleh oleh atlit
PPLP pencak silat Jawa tengah dari tahun ketahun mening kat dengan predikat juara
umum.
2. Perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sesuai dengan yang diharapkan
KEMENPORA,
Berdasarkan temuan di atas, dapat digambarkan pelaksanaan perencanaan program di
Pusat Pembinaan dan La tihan Olahraga Pelajar Pencak silat Jawa Tengah adalah
sudah berjalan dengan baik, sudah menunjukkan tercapainya sasaran sesuai yang
diharapkan KEMENPORA. Yaitu Pendirian Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga
pelajar (PPLP) sebagai salah satu alternatif unt uk melakukan pembinaan dan
pengembangan olahragawan pelajar potensial berbakat dan minat yang tinggi
dibidang olahraga untuk dikembangkan guna mencapai prestasi optimal, baik sebagai
olahragawan regional mewakili daerah maupun menjadi salah satu tumpuan pa sokan
(2)
commit to user
olahragawan nasional untuk mewakili bangsa dan negara dalam event olahraga
internasional
3. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan Atlet
pelajar, hal ini karena para pengelola , pelatih,atlit bisa memaksimalkan dan
mengeefisienkan sarana yang ada dan bisa memanfaatkan alat sesuai dengan
kebutuhan para siswa PPLP
4. Pelaksanaan manajemen keuangan sudah berjalan sebagaimana mestinya,
dilihat pengelolan dana dan pelaporan keuangan dengan melihat kebutuhan yang ada
walau masih adanya kendala keuangan tapi masih bisa diatasi oleh pengelola.
B. Saran
Dari hasil penelitian, dapat disarankan bagi pengembangan konsep
kepemimpinan Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga pada PPLP Provinsi Pencak
silat Jawa Tengah, khususnya dalam pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah
1. Untuk kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa
Tengah
a. Kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sebagai pengelola dan
pimpinan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Bertanggung
jawab terhadap keberhasilan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) yang dipimpinnya. Dengan demik ian kepala Balai Pelatihan Pemuda
(3)
commit to user
dan Olahraga
PPLP hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola PPLP dengan menerapkan
manajemen yang benar dan melalui penambahan pengetahuan cara
meningkatkan prestasi olahr aga dan akademik yang formal dan secara
kelompok kegiatan pengelolaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) dapat dilaksanakan secara terpadu, terarah dan teratur.
b. Pada hakekatnya tujuan dari proses pembinaan dan pelatihan adalah membantu
mengembangkan potensi menjadi olahragawan pelajar berpres tasi secara
optimal. Jadi tugas Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) bukan saja memberikan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan berolahraga pr estasi, tetapi juga membimbing
para atlet pelajar menuju kearah kedewasaan dengan menyelenggarakan
kegiatan ekstrakurikuler asrama.
c. Sehubungan dengan pendanaan, hendaknya ketua kepala Balai Pelatihan
Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahr aga Pelajar (PPLP).
Berusaha mencari tambahan dana untuk proses pembinaan dan sponsor atau
orang tua asuh yang mau membantu mengembangkan prestasi olahraga di
Pencak silat Jawa Tengah . Ketua kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga
Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) juga harus berusaha
memanfaatkan untuk kebutuhan yang benar -benar bisa menunjang bagi
terciptanya situasi berlatih dan melatih yang lebih baik untuk meningkatkan
mutu pembinaan. Begitu juga dengan fasilitas, peralatan latihan yang ada di
(4)
commit to user
PPLP, kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) berusaha terus menerus mendorong membina
dan membimbing termasuk merencanakan, mengorganisir, menilai, mengawasi
para pelatih supaya memanfaat kan sarana prasarana latihan yang tersedia.
2. Untuk Pelatih PPLP Pencak silat Jawa Tengah
Pelatih adalah sebagai patner kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga
Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dalam pelaksanaan pembinaan
atlet pelajar. Diharapkan untuk berperan lebih aktif lagi dalam manajemen Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Partisipasi aktif ini dapat mereka
wujudkan dalam bentuk peningkatan kemampuan professional di bidangnya masing
-masing, memberikan masukan a tau ide-ide bagi kepala Balai Pelatihan Pemuda dan
Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Dengan
melaksanakan tugas secara disiplin, membangkitkan motivasi dan memberikan
pelayanan yang lebih baik lagi kepada para atlet pelajar. Jika kegiatan-kegiatan
tersebut telah terlaksana sebagaimana mestinya, maka manajemen Pusat
Pembinaan
dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) secara khusus dan pencapaian tujuan
pembinaan secara umum akan dapat dicapai.
3. Untuk Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Kementrian
Pemuda dan Olahraga
Selanjutnya, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga
Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga beserta jajarannya, supaya lebih
(5)
commit to user
meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, koordina si, perhatian
dan kerjasama dalam berusaha membina dan mengembangkan personal
Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) secara keseluruhan.
Saran : Bagaimana supaya PPLP ini menjadi awal canda dimuka pembinaan
atlet pelajar di Kabupaten/Kota se tiap provinsi, bagaimana ini dapat disikapi
oleh Kemenegpora
Kondisi PPLP Pencak silat Jawa Tengah saat ini, kalau gedung-gedung kita
ini cukup baik, tetapi bagaimana ini lebih kita tingkatkan menjadi lebih baik supaya
atlet-atlet PPLP lebih enak tidurnya dan nyaman dan konsentrasi dalam pelajaran dan
latihan, ya kondisinya kalau dibilang cukup bisa dilihat kenyataanya langsung saja,
menurunnya prestasi PPLP bagaimana,, prestasi nya tergantung cabangnya karate
meningkat, bola menurun, atletik meningkat, tak raw meningkat, panahan belum stabil
prestasinya, secara general menurun
Perencanaan PPLP yang ideal, Will political pemerintah ini harus benar -benar
pokus terhadap olahraga bahwa melalui olahraga ini jati diri bangsa ini bisa terangkat,
jati diri daerah anak bangsa ini bisa terangkat. Kalau will political pemerintah ini
baik, bagus saya rasa apa yang kita harapkan bisa tercapai dan terealisasi, dan yang
kedua adalah pendanaan pembinaan kita ini masih bajat orientit, orientasinya masih
mengikuti anggaran, jadi bukan anggaran yang mengikuti program.
Jadi maunya ada pemikiran baru maunya dengan kemauan politic yang kuat
pemerintah Pencak silat Jawa Tengah ini kedepannya olahraga ini jangan selalu di
nomer 2 kan, karena ini juga menyangkut SDM. Makin bugar oran g tersebut maka
SDM nya secara otomatis akan semakin baik dan bekerja akan maksimal 6 cabang
Kontribusi PPLP sangat luar biasa terutama cabang Gulat 4 orang di Nasional 1 orang
adalah PPLP Pencak silat Jawa Tengah , Atletik 14 orang muncul di PON 10 orang
(6)