sinematografi bisa disebut motivasi. Pada sebuah pengambilan gambar. shot-shot yang diambil memiliki hubungan motivasi yang berarti setiap
shot memiliki tujuan dalam menyampaikan informasi. sebagai contoh kasus: shot pertama mengambar gambaran umum yang diwakili oleh
gambar masjid, shot selanjutnya lebih menerangkan detil-detil gambar yang terjadi di sekitar masjid.
4. Photogenia
Dengan menggunakan metode photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan dengan lebih dramatis atau romantis. Scene ditampilkan
secara dramatis melalui adegan yang yang menampilkan framing masjid. teknik framing ini memberi kesan gambar yang terekam memiliki
bingkai di bagian tepinya. efek bingkai ini dihasilkan saat pengambilan gambar, teknik pengambilan gambarnya dengan cara meletakkan kamera
di belakang sebuah object yang memiliki lubang, misalnya jendela, pintu dll. Object ini biasa di sebut foreground latar depan. Komposisi gambar
framing tersebut memberikan kesan lebih detail tentang apa yang terdapat pada objek.
5. Aestheticism
Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti
dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa scene ini terjadi pada pagi. Gambar lain
menggambarkan lebih pagi, hal ini dapat dilihat dari warna awan yang masih gelap dan lampu kota yang masih menyala. secara keseluruhan
susunan shot pada scene ini tidak beraturan. sehingga mengurangi nilai estetis pada gambar.
6. Sintax
Dari keenam syarat konotasi diatas, dapat disimpulkan bahwa makna konotasi yang muncul adalah bulan ramadhan adalah momen
yang sangat mereka tunggu. Sebab, tidak seperti bulan-bulan biasanya, di bulan ramadhan, waktu malam terasa panjang untuk digunakan dengan
berbagai rutinitas di masjid dan rumah. Apalagi banyak orang tua yang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
memberi kelonggaran pada anaknya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat saat tengah malam, sholat tarawih, tadarusan di masjid,
membangunkan sahur keliling kampungkompleks perumahan, meru- pakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya.
4. Adegan empat scene 4 : sahur bersama keluarga
Tabel 31. Unit Analisis Unsur Sinematik Sinematografi Scene 4, Shot 1
Unsur Sinematik
Ukuran gambar
Sudut pandang
lensa Pencaha-
yaan warna Pergerakan
kamera
fokus Big close
shot high
angle Tele
photo Low key
warm kuni
g,abu- abu
Cut to selektif
fokus
Tabel 32. Unit Analisis Unsur Sinematik Sinematografi Scene 4, Shot 2
Unsur Sinematik
commit to user
Ukuran gambar
Sudut pandang
lensa Pencaha-
yaan warna Pergerakan
kamera
fokus Close up
high angle
Tele photo
Low key warm
kuni g,abu-
abu Cut to
selektif fokus
Tabel 33. Unit Analisis Unsur Sinematik Sinematografi Scene 4, Shot 3
Unsur Sinematik
Ukuran gambar
Sudut pandang
lensa Pencaha-
yaan warna Pergerakan
kamera
fokus medium
shot three
shot Level
angle wide
photo Low key
warm kuni
g,abu- abu
Steady shot deep
fokus
Tabel 34. Unit Analisis Unsur Sinematik Sinematografi Scene 4, Shot 4
Unsur Sinematik
commit to user
Ukuran gambar
Sudut pandang
lensa Pencaha-
yaan warna Pergerakan
kamera
fokus Big close
up high
angle Tele
photo Low key
warm kuni
g,abu- abu
Cut to selektif
fokus
Tabel 35. Unit Analisis Semiotika Roland Barthes Scene 4 sahur bersama keluarga
Scene Shot visual
verbal narasi
Suara latar
4. 1.