58 Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Jagad desain
komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu Karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan
lahirnya industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga berhadapan
pada konsekuensi sebagai produk missal dan konsumsi massa. Terkait dengan itu, Sutanto 2005;15-16 menyatakan desain komunikasi visual
senantiasa berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat dicerap orang banyak dengan pikiran maupun perasaannya. Rupa yang
mengandung pikiran atau makna, karakter serta suasana yang mampu diciptakan diraba dan dirasakan oleh khalayak umum atau terbatas.
Dari sudut pandang Sanyoto 2006;8 desain komunikasi visual memiliki pengertian secara menyeluruh, yaitu rancangan sarana komunikasi yang
bersifat kasat mata.
4. Unsur Semiotika Komunikasi Visual
Menurut Sumbo Tinarbuko dalam bukunya “Semiotika
Komunikasi Visual ”, unsur semiotika dalam desain komunikasi visual
adalah tanda, kode, dan makna.
a. Tanda
Tanda menurut Saussure merupakan kesatuan dari penanda dan petanda. Walaupun penanda dan petanda tampak sebagai entitas yang
terpisah namun keduanya hanya ada sebagai komponen dari tanda. Little John 1996;24 mengatakan bahwa tanda adalah basis dari seluruh
komunikasi. Manusia dengan perantara tanda bisa melakukan komunikasi dengan sesamanya. Tandalah yang merupakan fakta dasar
dari bahasa. Artinya kedua hal dari tanda itu tidak dapat dipisahkan, jika pemisahan berlaku maka
hanyalah akan menghancurkan „kata‟ tersebut. komunikasi akan menjadi suatu ilmu untuk mengungkapkan pemaknaan
dari tanda yang diciptakan oleh proses komunikasi itu sendiri. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
59
b. Kode
Pada proses praktik bahasa, sebuah pesan yang dikirim kepada penerima pesan diatur melalui seperangkat konvensi atau kode, yang
didefinisikan Umberto Eco dalam A Theory of Semiotic sebagai “…. Aturan yang menjadikan tanda sebagai tampilan yang konkret dalam
sistem komunikasi”. Fungsi teks-teks yan menunjukkan pada sesuatu mengacu pada sesuatu dilaksanakan berkat sejumlah kaidah, janji, dan
kaidah-kaidah alami yang merupakan dasar dan alasan mengapa tanda- tanda itu menunjukkan pada isinya. Tanda -tanda ini menurut Jakobson
merupakan sistem yang dinamakan kode. Kode pertama yang berlaku pada teks-teks ialah kode bahasa
yang digunakan untuk mengutarakan teks yang bersangkutan. Kode bahasa itu dicantumkan dalam kamus dan tata bahasa. Selain itu, teks-
teks tersusun menurut kode-kode lain yang disebut kode sekunder, karena bahannya ialah sebuah sistem lambang primer, yaitu bahasa
sedangkan struktur cerita, prinsip-prinsip drama, bentuk argumentasi, sistem metrik, itu semua merupakan kode-kode sekunder yang digunakan
dalam teks-teks untuk mengalihkan arti.
c. Makna
Saussure menyebut bahwa makna tidak dapat ditemukan pada unsur itu sendiri, melainkan pada keterkaitan dengan unsur lain. Makna
menurut Shimp 1997;108 adalah tanggapan internal yang dimiliki atau diacu seseorang terhadap rangsangan dari luar. Makna hadir akibat
adanya suatu rangsang dari luar diri manusia dan pesan dalam komunikasi merupakan suatu rangsang dari luar. Pesan-pesan tersebut
terdiri dari seperangkat tanda-tanda yang kemudian ditanggapi di dalam diri manusia dan menghasilkan suatu pemaknaan. Semua makna budaya
diciptakan dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol mengacu pendapat Spradley dalam Tinarbuko 2008;85 adalah objek atau
peristiwa apapun yang menunjuk pada sesuatu. Semua symbol melibatkan tiga unsur: pertama, simbol itu sendiri. Kedua, satu rujukan
atau lebih. Ketiga, hubungan antar simbol dengan rujukan. Semuanya itu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
60 merupakan dasar bagi keseluruhan makna simbolik. Sementara itu,
simbol sendiri meliputi apapun yang kita rasakan atau alami. Upaya mendayagunakan lambang-lambang visual berangkat dari
premis bahwa bahasa visual memiliki karakteristik yang bersifat khas bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu pada
pengamatnya. Hal demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan dengan bahasa verbal. Dalam hal bentuk atau visualisainya, desain
komunikasi visual berhadapan dengan sejumlah teknik, alat bahan dan keterampilan. Ungkapan yang baik, akan lebih bernilai apabila didukung
dengan teknik yang memadai dan ditunjang kepiawaian dalam mewujudkannya. Untuk mengembangkan pendekatan semiotik atas
budaya modern dibutuhkan teori konotasi. Dalam teori konotasi terdapat konsep tentang mitos, metafora, dan retorika. Tetapi sistem konotasi
menggunakan denotasi untuk berbicara tentang sesuatu hal lain Tinarbuko, 2008;88.
Makna denotatif meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata, atau hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas dalam
penandaan tahap denotatif. Misalnya ada gambar manusia, binatang, pohon, rumah dengan warna merah, kuning, biru, dan putih. Pada tahap
denotatif hanya informasi data yang disampaikan Piliang dalam Tinarbuko, 2008;53. Sedangkan makna konotatif meliputi aspek warna
yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan sudut pandang suatu kelompok masyarakat, contoh: gambar wajah
tersenyum dapat diartikan suatu kebahagiaan ataupun ekspresi penghinaan, untuk memahami makna konotatif, maka unsur-unsur yang
lain harus dipahami pula Tinarbuko, 2008;63 Visual dapat lebih permanen dari pada bahasa suara yang
bergerak dalam waktu serta lebih mudah dipisahkan dari keadaan komplesitasnya. Ketiga, bahasa visual mempunyai kesempatan amat kuat
nilai simbolisnya. Banyak orang enggan mengubah namanya kedalam ejaan baru karena tulisan lebih dianggap sebagai simbol visual
pribadinya, bukan sebagai sistem visualisasi bunyi. Dan kini ada sebuah perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
61 sistem yang dapat mewakili keinginan banyak orang untuk
memvisualisasikan dirinya yaitu dengan menggabungkan unsur visual dan suara visualisasi bunyi yang kita kenal saat ini dengan video
berdurasi iklan televisi. Selain kata-kata, unsur rupa sangat berperan dalam kegiatan
berkomunikasi saat ini. Komunikasi visual yang dalam bentuk kehadirannya seringkali perlu ditunjang dengan suara, pada hakikatnya
adalah suatu bahasa. Tugas utamanya membawa pesan dari seseorang, lembaga maupun dari kelompok masyarakat tertentu kepada kelompok-
kelompok yang lain. Sebagai bahasa, efektivitas penyampaian pesan tersebut menjadi pemikiran utama seorang yang ingin menyampaikan
suatu pesan melalui bentuk visualisasi. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di bidang informasi visual melalui
lambang-lambang kasat mata mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir di segala sektor kegiatan, lambang-lambang atau simbol-
simbol visual hadir dalam bentuk gambar, sistem tanda, display produk bahkan dalam membuat iklan yang berdurasi iklan televisi.
Gambar merupakan salah satu wujud lambang atau bahasa visual yang didalamnya terkandung struktur rupa seperti: garis, warna,
gerak gambar dan komposisi. Keberadaanya di kelompokkan dalam kategori bahasa komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi visual
adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan
adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dipakai untuk menyampaikan arti, makna atau pesan. Metodologi dalam desain
komunikasi merupakan sebuah proses kreatif Kusrianto, 2007;10. Jadi komunikasi visual merupakan ilmu yang mempelajari pemaknaan tanda
pada unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi visual. Teori proses makna dikemukakan oleh Wendell Johnson dalam
Sobur, 2004;258 yang menawarkan sejumlah implikasi bagi komunikasi antar manusia, antara lain.
commit to user
62 1. Makna ada dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata
melainkan pada manusia. penggunaakan kata-kata tidak secara sempurna, dan lengkap menggambarkan makna yang dimaksudkan.
Demikian pula, makna yang didapat pendengar dari pesan-pesan akan sangat berbeda dengan makna yang ingin dikomunikasikan.
Komunikasi adalah proses yang digunakan untuk mereproduksi, di benak pendengar, apa yang ada dalam benak seseorang Reproduksi
ini hanyalah sebuah proses parsial dan selalu saja bisa salah. 2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis. Banyak dari kata-kata yang
digunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata- kata ini terus berubah, dan ini khususnya terjadi pada dimensi
emosional dari makna. Bandingkanlah, misalnya, makna dari kata- kata berikut bertahun-tahun yang lalu dan sekarang, hubungan di
luar nikah, obat, agama, hiburan, dan perkawinan di Amerika Serikat, kata-kata ini diterima secara berbeda pada saat-saat ini dan
dimasa-masa yang lalu. 3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi
mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.
Obsesi seorang paranoid yang selalu merasa diawasi dan teraniaya merupakan contoh makna yang tidak mempunyai acuan yang
memadai. 4. Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan
erat dengan gagasan bahwa makna membutuhkan acuan adalah masalah komunikasi yang timbul akibat penyingkatan berlebihan
tanpa mengaitkannya dengan acuan yang konkret dan dapat diamati. Bila berbicara tentang cinta, persahabatan, kebahagiaan,
kebaikan, kejahatan, dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, tidak akan bisa
berbagi makna dengan lawan bicara. Mengatakan kepada seorang anak untuk “manis” dapat mempunyai banyak makna.
Penyingkatan perlu dikaitkan dengan objek, kejadian, dan perilaku perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
63 dalam dunia nyata: “berlaku manislah dan bermain sendirilah
sementara ayah memasak”. Bila telah membuat hubungan seperti
ini, akan bisa membagi apa yang dimaksudkan dan tidak membiarkan keseluruhan tindak komunikasi berubah.
5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas. Karena itu kebanyakan kata
mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila sebuah kata diartikan berbeda oleh dua orang yang sedang
berkomunikasi. Bila ada keraguan, sebaiknya bertanya dan bukan membuat asumsi. Ketidaksepakatan akan hilang bila makna yang
diberikan masing-masing pihak diketahui. 6.
Makna dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang diperoleh dari suatu kejadian event bersifat multiaspek dan sangat
kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang
tetap tinggal dalam benak seseorang. Karenanya, pemahaman yang sebenarnya pertukaran makna secara sempurna barangkali
merupakan tujuan ideal yang ingin dicapai tetapi tidak pernah tercapai.
Kaitan teori proses makna ini dengan fokus penelitian adalah membantu memberikan pemahaman dalam proses pengungkapan makna
pesan tanda verbal dan tanda visual pada video iklan politik versi “Pesan
Ramadhan Jokowi-JK untuk keluarga Indonesia ” sehingga makna
pesan dalam tanyangan video iklan politik tersebut dapat dimaknai secara benar dan tentunya dapat diterima dengan benar pula oleh audiens
pemirsa.
5. Iklan