25
satunya ialah masih belum ada pemilihan waktu yang jelas. 2.
Tahap kesadaran historis Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang
sudah maju di mana kesadaran sejarah sudah menggunakan pemikiran perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis. Evaluasi
perkambangan kesadaran sejarah dapat identik dengan proses perkembangan sejarah nasional terutama dalam perkembangan sejarah
Indonesia. Di mana terdapat proses integrasi dari sejarah lokal yang dikenali dengan kesadaran sejarah lokal menuju ke arah sejarah
nasional dengan proses modernisasi edukasi dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.
C. Sejarah Lokal
1. Pengertian
Abdullah dalam Wasino 2005:2 menyatakan bahwa sejarah lokal mempunyai arti khusus, sejarah dengan lingkup spasial di bawah sejarah
nasional, misalnya sejarah Indonesia. Berdasarkan hierarki ini, maka sejarah lokal barulah ada setelah adanya kesadaran sejarah nasional.
Sejarah lokal dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas pada lokalitas tertentu. Jadi
keterbatasan sejarah lokal didasarkan atas unsur wilayah atau unsur spasial Widja, 1089:11. Lingkup spasial atau kewilayahan meliputi wilayah
lokal, bukan nasional, atau regional. Peristiwa-peristiwa lokal memiliki
26
kaitan dengan peristiwa nasional dan ada peristiwa sejarah lokal yang memang khas lokal Wasino, 2005:3.
Taufik Abdullah dalam Wasino 2005:3 membatasi konsep lokal yaitu pada wilayah administratif tingkat propinsi atau sejajar dengan
wilayah administratif yang ada di bawahnya. Dengan demikian lingkup spasial dapat mencakup wilayah desa, kecamatan, kawedanan, kabupaten
hingga propinsi. Kyvig dan Marty dalam Widja 1989:12 menyebutkan, di
beberapa negara barat juga terdapat beberapa istilah untuk sejarah lokal. Disamping itu istilah yang umum, yaitu “local history” sejarah lokal,
dikenal pula istilah seperti “community history” atau “neighborhood history” bahkan belakangan ini ada istilah “near by history”.
2. Aspek-aspek kajian sejarah lokal
Wasino 2005:2-3 menyebutkan bahwa aspek-aspek kajian sejarah lokal meliputi, sebagai berikut:
a. Sejarah umum, yaitu sejarah yang mencakup berbagai aspek
kehidupan masyarakat lokal. b.
Sejarah tematis, yaitu sejarah lokal yang meliputi aspek-aspek: 1
Sosial dan kemasyarakatan. Sejarah sosial mencakup sejarah kelas dan golongan sosial,
demografi, dan kekerabatan, kajian masyarakat perkotaan, kajian masyarakat pedesaan, perubahan sosial dan transformasi sosial:
korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kriminalitas, prostitusi,
27
kemelaratan sosial, demoralisasi, kesehatan, gizi, penyakit, keterbelakangan, gerakan dan protes sosial, hiburan, olah raga, dan
rekreasi. 2
Politik Sejarah politik adalah sejarah kegiatan yang berhubungan dengan
masalah pemerintahan dan kenegaraan, selain itu juga sejarah politik berbicara masalah kekuasaan.
3 Ekonomi.
Sejarah ekonomi adalah sejarah yang menjelaskan tentang segala aktivitas manusia dalam bidang, produksi, distribusi dan konsumsi
pada tingkat lokal. 4
Kebudayaan Sejarah kebudayaan berbicara tentang kebudayaan adiluhung,
sistem religi, pendidikan, dan bentuk kebudayaan material serta tradisi lokal.
5 Etnisitas
Sejarah etnisitas meliputi sejarah etnik yang mendiami suatu lokalitas tertentu.
6 Perjuangan dan kepahlawanan lokal
Merupakan sejarah peranan tokoh-tokoh yang dipandang berjasa oleh masyarakat lokal.
3. Pengajaran Sejarah Lokal