Kesadaran Sejarah KESADARAN MASYARAKAT DAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP SEJARAH MARITIM KABUPATEN REMBANG.

19 di kabupaten ini. Potensi tersebut nampaknya kurang diperhatian oleh masyarkat dan pemerintah daerah setempat.

B. Kesadaran Sejarah

1. Pengertian

Pengertian kesadaran sejarah historical consciousness tercakup dalam beberapa istilah yang memiliki kandungan arti yang sama seperti terdapat dalam istilah “perasaan sejarah” historical science “pandangan”, “pemikiran” atau konstruksi sejarah historical mindedness Soeryo, 1989:5. Secara harfiah, kesadaran itu berarti pemahaman terhadap sesuatu dengan melibatkan mental, yang menyangkut ide, perasaan, pemikiran, kehendak, dan ingatan yang terdapat pada diri seseorang. Kesadaran itu akan muncul pada diri seseorang jika ia sedang memikirkan sesuatu yang ada di sekitarnya. Sejarah secara sederhana dapat berarti peristiwa yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu di suatu tempat tertentu. Kesadaran sejarah adalah refleksi sikap yang bersumber pada kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan, pada makna serta hakikat sejarah Widja, 1988. Rumusan kesadaran sejarah seperti yang dikemukakan oleh Djoko Soeryo secara teoritis membedakan pengertian kesadaran sejarah sebagai gejala psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah. 20 Kesadaran sejarah bisa dipakai untuk memetakan masa depan, ini terkait dengan pentingnya jika kita mau belajar dan memahami sejarah secara lebih mendalam. Hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh I Gde Widja 1996:8, bahwa pengajaran sejarah bukan hanya sekedar proses transfer nilai-nilai peristiwa masa lampau yang bersifat statis regresif yang hanya memaku murid pada kekaguman peristiwa masa lampau, namun yang utama adalah menggali nilai-nilai dinamik progresif, yaitu rangsangan motivasi untuk mengembangkan nalar historis sebagai bekal menghadapi masa kini dan tantangan masa depan. Kesadaran Sejarah sebagai gejala psikologis dapat didefinisikan sebagai “konstruksi” pemahaman terhadap pengalaman masa lalu. Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai dengan pemikiran perspektif waktu yang secara tajam mampu membedakan dimensi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Konsep pengalaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai juga penyusunan akumulasi pengalaman masalah secara urut dalam memory atau kesadaran. Kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah dapat dikenali dengan simbol-simbol monumental dari proses sejarah baik dalam bentuk spiritual maupun material. Simbol-simbol monumental dari proses sejarah dalam bentuk spiritual, contohnya: jiwa jaman, semangat jaman, nilai-nilai kultural dan seterusnya. Simbol-simbol monumental dalam bentuk material, contohnya bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental candi, lingga dan seterusnya. 21 Simbol-simbol dari proses sejarah merupakan aktualisasi dari hasil kesadaran kolektif pendukung sejarah dalam rentang waktu tertentu. Antara kesadaran sejarah sebagai kesadaran psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah saling berkaitan. Proses perkembangan pemberian arti sejarah diawali dari sejarah, sebagai cerita sampai dari arti sejarah sebagai kenyataan masa lalu kemudian sejarah sebagai ilmu merupakan contoh kongkrit keterkaitan gejala tersebut. Menurut Soedjatmoko, kesadaran sejarah merupakan suatu sikap jiwa dan cara untuk menghadapkan diri dengan kenyataan realitas sosial dalam prespektif hari kini, di dalam prespektif hari lampau tetapi juga perspektif hari depan dalam Moedjanto, 1989:14. Menurut Ruslan Abdul Ghani yang dimaksud kesadaran sejarah itu suatu sikap kejiwaan atau mental attitude dan state of mind yang merupakan kekuatan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah dalam Moedjanto, 1989:13. Menurut keterangan Jan Bakker bahwa kesadaran sejarah adalah keinsyafan seseorang menerima dari nenek moyangnya dari hasil mereka sebagai warisan yang harus dipelihara dan disempurnakan, agar pada gilirannya hasil karya itu diteruskan pada angkatan berikutnya Moedjanto, 1989:14. Keterangan ini dapat diartikan bahwa kesadaran sejarah ada pada diri seseorang bilamana menginsyafi apa yang dimilikinya sekarang adalah warisan dari nenek moyangnya yang berupa 22 berbagai macam bentuk budaya. Atas dasar pengakuan tersebut maka harus berusaha untuk memelihara harta warisan budaya dan mewariskan serta menyempurnakan budaya warisan itu pada generasi berikutnya. Beberapa rumusan tersebut mental attitude yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakikat sejarah sehingga melahirkan dorongan untuk ikut aktif dalam proses dinamika sejarah. Gejala kesadaran sejarah ini tampak dalam bentuk: gejala kognisi yang berupa pengetahuan dan pemahaman sejarah serta gejala konasi berupa kecerendungan, kesedihan atau keinsyafan dalam proses dinamikanya sejarah. Kesadaran sejarah sebagaimana telah diuraikan di atas berkaitan erat dengan bagaimana seorang tersebut memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya. Sebagaimana dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, khususnya pada tujuan pendidikan nasional yang perlu adanya upaya untuk menumbuhkan jiwa patriotic, mempertebal rasa cinta tanah air meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran sejarah bangsa. Rasa cinta tanah air akan muncul apabila seorang memiliki bekal kesadaran sejarah. … 2. Indikator Kesadaran Sejarah Indikator kesadaran sejarah ditemukan oleh beberapa ahli sejarah yang dapat membantu dalam pengukuran tingkat kesadaran masyarakat dan siswa sekolah dasar terhadap Sejarah Maritim di Kabupaten Rembang. 23 Menurut G.Moedjanto, indikator atau unsur-unsur yang terkandung dalam kesadaran sejarah: 1. Keberanian berpijak pada fakta dan realita. 2. Keinsyafan akan continuity Kesinambungan dari change perubahan. 3. Keinsyafan akan keharusan gerak maju yang terus menerus. 4. Berfikir ke masa depan dengan berpijak pada masa lalu 5. Berkarya lebih baik dari hari kemarin dapat mewariskan hasil yang lebih baik Moedjanto,1989:18. Kesadaran sejarah mengisyaratkan bahwa apa yang ada sekarang adalah produk masa lalu, senang atau tidak senang Bangsa Indonesia adalah keturunan bangsa terjajah meskipun bangsa Indonesia berjuang menghasilkan Negara Indonesia yang merdeka. Soedjatmoko menyatakan bahwa kesadaran sejarah merupakan suatu gejala psikologis yang memperlihatkan taraf kematangan tertentu. Dalam kesadaran sejarah memuat unsur-unsur: 1. Pengetahuan tentang fakta sejarah yang terkait dalam hubungan kausal. 2. Logika kesejarahan. 3. Hikmah kebijaksanaan dengan menggunakan masa lalu untuk cermin membangun kehidupan sekarang. 4. Sikap menghadapkan diri dengan kenyataan. 24 5. Adanya dimensi waktu lampau, waktu kini dan waktu yang akan datang yang memperlihatkan bahwa sejarah adalah suatu proses. Jadi kesadaran sejarah mengandung keinsyafan pentingnya sejarah berdasarkan fakta, bahwa kejadian yang satu dengan yang lain terkait oleh hukum sebab akibat, masa lampau menghasilkan masa kini, masa kini menghasilkan masa depan. Dalam kesadaran sejarah terkandung sikap bersedia memanfaatkan masa lampau sebagai sumber ilham menata kehidupan masa kini. Menurut Djoko Soeryo, pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor pribadi yaitu: Lingkungan etnis, sosio- kultural, politik, edukasi, di samping faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan berlangsung sosialisasi, edukasi, kulturasi, enkulturasi dari kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama di lingkungan anak didik Soeryo, 1989:7. Sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis dan cakupan kesadaran sejarah akan dipengaruhi oleh lingkaran masa kehidupan dari anak sampai dewasa. Ada proses evolusi pembentukan kesadaran sejarah yang berlangsung dua tahap: 1. Tahap mitos-legendaris. Kesadaran mito-legendaris terdapat pada masyarakat tradisional yang masih sederhana tingkat kebudayaan dan peradabannya. Pada tingkat ini kesadaran sejarah non historis, salah 25 satunya ialah masih belum ada pemilihan waktu yang jelas. 2. Tahap kesadaran historis Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang sudah maju di mana kesadaran sejarah sudah menggunakan pemikiran perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis. Evaluasi perkambangan kesadaran sejarah dapat identik dengan proses perkembangan sejarah nasional terutama dalam perkembangan sejarah Indonesia. Di mana terdapat proses integrasi dari sejarah lokal yang dikenali dengan kesadaran sejarah lokal menuju ke arah sejarah nasional dengan proses modernisasi edukasi dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.

C. Sejarah Lokal