Pengajaran Sejarah Lokal Sejarah Lokal

27 kemelaratan sosial, demoralisasi, kesehatan, gizi, penyakit, keterbelakangan, gerakan dan protes sosial, hiburan, olah raga, dan rekreasi. 2 Politik Sejarah politik adalah sejarah kegiatan yang berhubungan dengan masalah pemerintahan dan kenegaraan, selain itu juga sejarah politik berbicara masalah kekuasaan. 3 Ekonomi. Sejarah ekonomi adalah sejarah yang menjelaskan tentang segala aktivitas manusia dalam bidang, produksi, distribusi dan konsumsi pada tingkat lokal. 4 Kebudayaan Sejarah kebudayaan berbicara tentang kebudayaan adiluhung, sistem religi, pendidikan, dan bentuk kebudayaan material serta tradisi lokal. 5 Etnisitas Sejarah etnisitas meliputi sejarah etnik yang mendiami suatu lokalitas tertentu. 6 Perjuangan dan kepahlawanan lokal Merupakan sejarah peranan tokoh-tokoh yang dipandang berjasa oleh masyarakat lokal.

3. Pengajaran Sejarah Lokal

Pentingnya pengajaran sejarah lokal ini telah diakui oleh para ahli, 28 Sartono Kartodirdjo dalam Ali Hadara, 2003 mengemukakan, bahwa sering kali hal-hal yang ada di tingkat nasional baru bisa dimengerti dengan baik ketika pemahaman tentang aspek-aspek sejarah lokal dimengerti. Hal tersebut di tingkat yang lebih luas hanya memberikan gambaran dari pola-pola serta masalah-masalah umumnya, sedangkan situasinya yang lebih kongkrit dan mendetail baru bisa dimengerti melalui gambaran sejarah lokal. Selain itu mempelajari sejarah lokal dapat menambah dan memperkaya perbendaharaan tentang sejarah nasional, maka penting untuk memperdalam pengetahuan tentang dinamika sosiokultural dari masyarakat Indonesia yang majemuk ini secara rutin. Dalam hal ini perhatian terfokus pada masyarakat dan siswa sekolah dasar dalam memahami sejarah lokal, khususnya mengenai sejarah maritim di Kabupaten Rembang. Pengajaran sejarah di sekolah sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membingungkan dan cenderung hafalan. Pembelajaran yang demikian ini tidak efektif dan efisien, karena ketrampilan proses cenderung diabaikan. Siswa dengan berfikir intuitif diminta untuk mengira-ngira tetapi perkiraan yang selalu dicek dengan suatu pembuktian, dengan berfikir analitis Nana Syaodih Sukmadinata, 2001:134. Penggunaan pembelajaran yang bersifat lokal, siswa akan dituntut berfikir eksploratif dan inkuiri. Siswa akan belajar dengan menggunakan proses pembelajaran yaitu dengan menguasai suatu 29 pengetahuan dan cara menghubungkan materi yang disampaikan dengan kenyataan yang ada dalam lingkungan. Selama ini guru-guru sejarah di sekolah kurang memperhatikan peranan dan aspek sejarah lokal dalam pengajarannya. Pengajaran sejarah yang selama ini masih bersifat monoton, hendaknya mendapat perhatian khusus untuk lebih ditingkatkan guna penghayatan bagi peserta didik yang merupakan pangkal bagi usaha untuk menumbuhkan kesadaran nasional, kesadaran sejarah ini akan menimbulkan hakekat dan makna sejarah bagi masa kini dan masa yang akan datang. 30 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian