Sumber-Sumber Tertulis Sumber-Sumber Tertulis dan Non Tertulis untuk Membantu

109 sebagai komponen wujud nyatanya yaitu dapat mempromosikan sejarah maritim yang ada di Rembang menjadi paket sejarah pariwisata Kabupaten Rembang, maka ada dua hal yang akan dicapai yaitu peningkatan pendapatan daerah dan akan mengharumkan citra nama Kabupaten Rembang. Selain komponen pendidikan dan kepariwisataan ada dua komponen masyarakat dan pemerintah dalam bagan di atas yang dilambangkan dengan garis putus-putus dengan maksud dari seluruh kegiatan yang dilakukan MSI dan FOKMAS tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat mau mendukung jika mereka mempunyai kesadaran Sejarah atau peduli terhadap sejarah daerahnya. 5 Maka disini yang menjadi pokok penting kuncinya adalah “kesadaran”. Memang Ada baiknya jika kesadaran sejarah ditanamkan pada diri seseorang sejak usia dini sehingga setelah terjun ke masyarakat nanti, kesadarannya terhadap sejarah semakin kuat.

4. Sumber-Sumber Tertulis dan Non Tertulis untuk Membantu

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dan Siswa Sekolah Dasar Terhadap Sejarah Maritim di Kabupaten Rembang.

a. Sumber-Sumber Tertulis

Menurut hasil wawancara saya dengan Bpk. Drs. Edi Winarno, M.Hum ketua MSI Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat 110 Rembang pada hari jumat jam 09.00 WIB tanggal 04 Juni 2010, beliau mengatakan Sumber-sumber tertulis yang dapat dijadikan untuk membantu meningkatkan kesadaran Masyarakat dan Siswa Sekolah Dasar adalah: “ ya …., bisa dari buku, majalah-majalah, koran, atau artikel- artikel yang ada sejarahnya, khususnya yang berkaitan dengan sejarah kemaritiman di Rembang, sering ada kok majalah- majalah atau koran-koran yang membahas mengenai sejarah kemaritiman di Rembang. Sedangkan kalau dari bukunya sendiri ada tim kami yang menyusun buku-buku mengenai cerita-cerita sejarah yang ada di Rembang dan juga Lasem, di dalamnya dimasukkan unsur-unsur tentang kejayaan masa lampau, hal itu diharapkan agar khalayak umum yang membaca, kesadarannya dapat meningkat, minimal tahu budayanya sendiri, dan diharapkan sikap nasionalisme mereka dapat terbentuk sehingga mau mengembangkan potensi yang ada diwilayahnya sendiri ”. Selain yang telah disebutkan diatas untuk meningkatkan kesadaran sejarah, ternyata Pemkab Rembang telah mengeluarkan sebuah buku yang telah diseminarkan pada hari kamis 18 desember 2003 di Pendopo Kabupaten Rembang, yang berjudul “ Menggali Warisan Sejarah Kabupaten Rembang untuk pengembangan obyek wisata”. Hasil dari seminar itu, buku-buku tersebut dibagikan kepada para perangkat desa yang ada di wilayah Kabupaten Rembang untuk kemudian agar disosialisasikan kepada para penduduk. Sumber-sumber dalam bentuk tertulis yang sering digunakan untuk mengungkap sejarah Rembang ataupun Lasem yang dapat dijadikan untuk meningkatkan kesadaran sejarah misalnya seperti: 1 Babad Lasem yang tidak diketahui tahun dan nama pengarangnya. 111 2 Cerita Lasem yang dikarang oleh R.M. Panji Kamzah tahun 1858. 3 Sejarah Rembang dikarang oleh mbah guru yang diterbitkan di Lasem tahun 1989 tanpa penerbit. 4 Lasem dan sejarahnya dikarang oleh Sunardi dkk Tim Paluppi Kabupaten Rembang, diterbitkan tahun 2005. Isinya menceritakan tentang kebesaran Lasem dari menjadi bagian wilayah kekuasaan Majapahit hingga diduduki oleh Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Tujuan penulisan dari buku ini adalah mampu membangkitkan kesadaran sejarah serta dapat menumbuhkan rasa bangga dan rasa hormat kepada para pendahulu kita yang telah berusaha berjuang dan membangun dan mengembangkan wilayah Rembang dan sekitarnya, di dalam untaian peristiwa-peristiwa kesejahteraan masa lampaunya. 5 Seminar IPS dengan tema “Pengayaan Pembelajaran IPS Melalui Kajian Sejarah Lokal” yang diselenggarakan oleh MSI Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat Rembang tahun 2010. 6 Sejarah Rembang Selayang Pandang, dikarang oleh Kusaeri dkk. Buku ini selesai ditulis pada saat hari jadi kota Rembang pada tanggal 30 Juli 2010.

b. Sumber-Sumber Non Tertulis