Hasil Observasi Peserta Didik

62 ditolak berarti prosentase ketuntasan kelompok eksperimen I lebih dari 80. Dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 53. Hasil perhitungan uji keefektifan pembelajaran kelompok eksperimen II dengan x 2 = 30 dan n 2 = 40 diperoleh z hitung = -0,79057. Dengan kriteria uji pihak kanan, untuk α = 5 diperoleh z 0,45 = 1,64. Karena z hitung z tabel maka disimpulkan bahwa prosentase ketuntasan kelompok eksperimen II tidak lebih dari 80. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 53.

4.2 Hasil Observasi Peserta Didik

Berdasarkan hasil observasi aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen I selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh data sebagai berikut. 1 Pada pembelajaran I Selasa, 3 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 57,5. Aktivitas peserta didik pada pembelajaran I masih rendah. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan dan belum terbiasa untuk bekerja dalam suatu kelompok. 2 Pada pembelajaran II Rabu, 4 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 72,5. Hal ini terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 15. 63 3 Pada pembelajaran III Sabtu, 7 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 85. Hal ini terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 12,5. 4 Pada pembelajaran IV Selasa,10 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 90. Hal ini terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 5. Berdasarkan hasil observasi aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen II selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diperoleh data sebagai berikut. 1 Pada pembelajaran I Selasa, 3 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 60. Aktivitas peserta didik pada pembelajaran I masih rendah. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan dan belum terbiasa untuk bekerja dalam suatu kelompok. 2 Pada pembelajaran II Kamis, 5 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 70. Hal ini terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 10. 3 Pada pembelajaran III Jum’at, 6 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 77,5. Hal ini terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 7,5. 4 Pada pembelajaran IV Selasa,10 Februari 2009 persentase aktivitas peserta didik sebesar 80. Hal ini terlihat bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 2,5. 64 Dari 1, 2, 3 dan 4 jelas terlihat bahwa persentase aktivitas peserta didik dari pembelajaran I ke pembelajaran selanjutnya baik pada pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau NHT selalu mengalami peningkatan. Akan tetapi aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen I pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan pada kelas eksperimen II pembelajaran kooperatif tipe NHT. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14.

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA PEMBELAJARAN MEAs DAN ARIAS MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII

27 141 234

KOMPARASI PEMBELAJARAN SAVI DAN REACT PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

0 20 414

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empa

0 3 127

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empat

0 7 127

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2015/2016.

0 2 25

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (NHT) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK KELAS IX SMP ETIS LANDIA MEDAN T.A 2016/2017.

0 2 30

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 2 UNGARAN.

0 0 1

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 UNGARAN KABUPATE

0 0 2

Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TAI terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 4 Semarang.

0 0 1