23
8 Penghargaan akan membuat siswa termotivas dalam belajarnya.
9 Model ini menyesuaikan dengan metode problem solving
Sedangkan kelemahan dalam penggunaan pendekatan ini adalah sebagai berikut.
1 Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan
seperti ini. 2
Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan kelas, akan tetapi usaha sungguh-sungguh dan terus menerus
akan dapat terampil menerapkan model pembelajaran ini.
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
Numbered Heads Together NHT pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagen 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut Trianto, 2007:62. Model NHT digunakan guru
sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas. Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran NHT ada 4 fase
yaitu: Penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab. 1
Numbering Penomoran Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok tim yang beranggotakan 3
sampai 5 orang, dan memberi mereka nomor sehingga dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
24
2 Questioning Pengajuan Pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi. Pertanyaan yang diajukan oleh guru dapat amat spesifik dan bentuknya
berupa kalimat tanya. 3
Head Togheter Berfikir Bersama Para siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam tiap timnya itu untuk mengetahui jawaban tersebut.
4 Answering Pemberian Jawaban
Guru menyebut satu nomor tertentu dan siswa yang nomornya sama dengan nomor yang disebut gurunya mengacungkan tangan dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Kelebihan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai
berikut: 1
Siswa akan lebih siap semua; 2
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; Adapun kekurangan dari model pembelajaran Numbered Heads Together
NHT adalah sebagai berikut.
1 Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
2 Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
http:gurupkn.wordpress.comwp-comments-post.php.
25
2.1.5 Pemecahan masalah Problem Solving
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin. Menurut Polya Suherman, 2003:89, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu: memahami masalah,
merencanakan penyelesaiannya, menyelesaikan masalah sesuai rencana kedua dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh looking back.
Urutan langkah-langkah pemecahan masalah menurut John Dewey Sujono, 1988 :216, yaitu :
1 Tahu ada masalah, kesadaran tentang adanya kesukaran, rasa putus asa,
keheranan atau keraguan. 2
Mengenali masalah. 3
Menggunakan pengalaman yang lalu. 4
Menguji secara berturut-turut hipotesa akan kemungkinan-kemungkinan penyelesaian.
5 Mengevaluasi dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti.
Pemecahan masalah merupakan suatu hal yang esential di dalam pengajaran matematika Hudojo, 2005:28, sebagai berikut:
1 Siswa menjadi terampil menyelesaikan informasi yang relevan, kemudian
menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya. 2
Keputusan intelektual akan timbul dari dalam merupakan hadiah interisik bagi siswa.
3 Potensi intelektual siswa meningkat.
4 Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses
melakukan penemuan.
2.1.6 Kemampuan pemecahan masalah