38
2.2 Kerangka Berpikir
Adapun beberapa faktor yang berpengaruh dalam upaya memaksimalkan pencapaian hasil belajar yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa atau anak
didik tersebut. Adapun faktor internal adalah daya kemampuan dari masing- masing individu. Adapun kemampuan ini dapat dilatih dengan belajar. Seseorang
akan belajar apabila individu memiliki kesanggupan, pengalaman dan berlatih secara sungguh-sungguh. Namun untuk mempermudah proses belajar agar dapat
berlangsung dengan baik harus disertai adanya perasaan senang. Adapun faktor eksternal diantaranya adalah kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta tenaga
pendidik. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu hasil belajar.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk kemampuan berfikir matematika tingkat tinggi karena dalam kegiatan pemecahan masalah
terangkum kemampuan matematika lainnya seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, pemahaman konsep
maupun komunikasi matematika. Kurikulum KTSP sangat memberi kesempatan guru untuk melakukan
inovasi dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerja kelompok,
keaktifan dari setiap anggota kelompok, perhatian dan motivasi, pengguatan, dan seterusnya. Ini sesuai denggan prinsip-prinsip belajar yang menggutamakan
adanya keaktifan, keterlibatan langsung, tantangan, penguatan, dan seterusnya, dalam proses pembelajaran matematika. Dengan penggunaan model ini siswa
39
akan merasa senang karena dapat bekerjasama dengan temannya dan kekurangan dari diri masing-masing kelompok dapat ditutupi oleh teman sekelompoknya.
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang mengelompokan siswa
ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika karena pembelajaran ini menekankan
pada kerja kelompok sehingga siswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Kerja kelompok akan mengurangi beban siswa yang
memiliki kemampuan rendah dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi juga dapat meningkatkan kemampuannya dengan menerangkan pada teman satu
kelompoknya serta siswa akan lebih aktif dalam memecahkan soal-soal yang diberikan guru dan tidak ada kekosongan dalam pembelajaran. Disamping
kelompok pembelajaran tipe STAD juga memberikan kuis untuk melihat perkembangan siswa setelah melakukan diskusi kelompok, penghargaan yang
dapat menjadi motivasi untuk siswa dalam belajarnya dan penskoran yang digunakan untuk mengetahui perkembangan kelompok. Disamping itu
pembelajaran ini mudah disesuaikan dengan metode problem solving. Sehingga dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah matematika. Disamping model kooperatif tipe STAD, model kooperatif tipe NHT juga
mengedepankan penyelesaian masalah secara kreatif dan pola pikir matematis
40
akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara optimal konsep matematika dan mempergunakan untuk menyelesaikan masalah. Sehingga kedua
pembelajaran tersebut akan efektif digunakan dalam memecahkan masalah matematika.
Perbedaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
No Langkah-langkah pembelajaran
Tipe STAD Tipe NHT
1. Pembagian kelompok
4-5 siswa 3-5 siswa
2. Penyajian materi
Ada Ada
3. Penomoran Tidak
ada Ada
4. Kegiatan kelompok
Lebih baik Baik
5. Kuis
Ada Tidak ada
6. Penghargaan kelompok
Ada Tidak ada
7. Penghargaan individu
Ada Tidak ada
8 Skor perkembangan
Ada Tidak ada
9. Pemberian jawaban
Kelompok Individu
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih menekankan semua kegiatan pada kerja kelompok, kemudian diakhir pembelajaran siswa diberikan
kuis sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa akan lebih baik dibandingkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Secara teoritis model
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan demikian maka kita akan menguji apakah pada
41
materi pokok kubus dan balok kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih
baik efektif daripada peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2.3 Hipotesis