Analisis Latar Waktu Analisis Latar Ruang

46 kembali 19. Setelah raksasa mengetahui kematian anak-anaknya pada keesokan harinya, ia segera mengejar Le Petit Poucet dan saudara-saudaranya dengan menggunakan sepatu ajaib 20. Ketika raksasa tertidur karena kelelahan mengejar ketujuh anak itu, Le Petit Poucet melepas dan mengenakan sepatu ajaib raksasa 21. Berkat sepatu ajaib tersebut, Le Petit Poucet dapat tiba di rumah raksasa dengan cepat 22 dan berhasil menipu istri raksasa untuk mendapatkan harta kekayaan raksasa 23.

4.2 Analisis Paradigmatik

Dalam subbab ini akan dilakukan analisis paradigmatik dengan membuat analisis tokoh untuk mengetahui perilaku tokoh-tokoh yang ada sehingga dapat menemukan tindak kekerasan yang terkandung dalam karya ini, yaitu berupa indeks yang menerangkan sifat-sifat para tokoh, identitas, perasaan, dan pendapat para tokoh. Sedangkan kajian analisis informan adalah analisis mengenai latar untuk mengetahui keterangan mengenai tempat dan waktu.

4.2.1 Analisis Latar Waktu

Segala peristiwa yang terjadi di dalam cerita ini tidak mempunyai latar waktu yang pasti dengan penggunaan keterangan waktu yang tidak pasti, layaknya dongeng pada umumnya. Hal itu tampak pada cuplikan data berikut: 6 Il était une fois un Bûcheron et une Bûcheronne qui avaient sept enfants, tous Garçons. Laîné navait que dix ans, et le plus jeune nen avait que sept. p.191 ‘Pada suatu ketika hiduplah sepasang suami istri penebang kayu yang mempunyai tujuh orang anak laki-laki, anak sulung mereka berusia sepuluh tahun dan yang bungsu berusia tujuh tahun. 47 Di dalam cerita hanya disebutkan bahwa saat terjadi bencana kelaparan, menyebabkan sebagian besar orang miskin menelantarkan anak-anaknya. 7 Il vint une année très fâcheuse, et la famine fut si grande, que ces pauvres gens résolurent de se défaire de leurs enfants. p.191 ‘Saat itu merupakan masa-masa sulit dan bencana kelaparan yang melanda sangat besar sehingga orang-orang miskin mencoba mengatasi hal itu dengan menelantarkan anak-anak mereka. ‘ Latar waktu yang terjadi dalam cerita ini adalah masa-masa sulit ketika bencana kelaparan melanda masyarakat Prancis, yaitu tahun 1693.

4.2.2 Analisis Latar Ruang

Latar ruang yang terdapat dalam cerita ini terdiri dari dua kelompok, yaitu latar ruang tertutup dan latar ruang terbuka. Latar ruang tertutup terdiri atas rumah penebang kayu dan rumah raksasa, sedangkan latar ruang terbuka adalah hutan tempat Le Petit Poucet dan kakak-kakaknya dibuang oleh orang tua mereka serta jalan yang berada di dekat rumah Le Petit Poucet. 4.2.2.1 Latar Ruang Tertutup 4.2.2.1.1 Rumah Keluarga Penebang Kayu Terdapat tiga ruang yang menjadi latar tempat dari peristiwa yang terjadi. Yang pertama adalah ruang keluarga tempat penebang kayu dan istrinya merencanakan untuk menelantarkan anak-anaknya. 8 Un soir que ces enfants étaient couchés, et que le Bûcheron était auprès du feu avec sa femme, il lui dit, le coeur serré de douleur: p.191 ‘Pada suatu malam ketika anak-anaknya sedang tertidur dan si penebang kayu berada di dekat perapian bersama istrinya, ia berkata berkata kepada istrinya dengan sedih,:’ 48 Yang kedua adalah kamar tidur Le Petit Poucet, tempat ia mendengar suara kedua orang tuanya dan kemudian menyelinap di bawah bangku ayahnya agar dapat mendengar pembicaraan mereka dengan lebih jelas. 9 Le Petit Poucet ouït tout ce quils dirent, car ayant entendu de dedans son lit quils parlaient daffaires, il sétait levé doucement, et sétait glissé sous lescabelle de son père pour les écouter sans être vu. p.192 ‘Le Petit Poucet mendengar semua apa yang mereka bicarakan. Dari dalam kamarnya ia mendengar apa yang mereka bicarakan. Ia bangun perlahan-lahan dan menyelinap di bawah bangku ayahnya untuk mendengarkan mereka tanpa terlihat.’ Yang terakhir adalah ruang makan, tempat keluarga penebang kayu berkumpul kembali setelah anak-anaknya dapat menemukan jalan pulang dari hutan. Terdapat tiga tempat yang menjadi latar ruang cerita yaitu kamar tidur Le Petit Poucet, ruang keluarga, serta ruang makan. Peristiwa yang terjadi dalam cerita ini berawal dan berakhir di dalam rumah Le Petit Poucet, dari pembicaraan penebang kayu dan istrinya mengenai rencana mereka membuang anak-anaknya hingga kembalinya Le Petit Poucet membawa uang raksasa dan memberikannya kepada orang tuanya sehingga mereka hidup berkecukupan. 4.2.2.1.2 Rumah Raksasa Dalam rumah raksasa terdapat tiga ruangan yang menjadi latar ruang tertutup yaitu ruang makan dan kamar tidur anak-anak perempuan raksasa. Ruang makan merupakan tempat raksasa makan dan mencium tanda-tanda keberadaan Le Petit Poucet dan saudara-saudaranya. 10 Comme ils commençaient à se chauffer, ils entendirent heurter trois ou quatre grands coups à la porte : cétait lOgre qui 49 revenait. Aussitôt sa femme les fit cacher sous le lit et alla ouvrir la porte. LOgre demanda dabord si le souper était prêt, et si on avait tiré du vin, et aussitôt se mit à table. Le Mouton était encore tout sanglant, mais il ne lui en sembla que meilleur. Il fleurait à droite et à gauche, disant quil sentait la chair fraîche. p.195 ‘Ketika mereka mulai menghangatkan badan, mereka mendengar suara ketukan yang sangat keras di pintu. Ternyata sang Raksasa pulang. Istri raksasa segera menyembunyikan Le Petit Poucet dan kakak-kakaknya di bawah tempat tidur lalu membuka pintu. Sang Raksasa bertanya apakah supnya sudah siap. Istrinya segera mengeluarkan anggur dan menyiapkannya di meja. Kambing yang masih berlumuran darah yang disiapkan istrinya membuat sang Raksasa merasa lebih baik. Namun ia mengendus ke kanan kirinya sambil berkata bahwa ia mencium bau darah segar.’ Latar ruang selanjutnya adalah kamar tidur anak-anak perempuan raksasa yang menjadi tempat Le Petit Poucet beserta keenam kakaknya tidur dan juga tempat sang Raksasa memenggal kepala anak-anaknya sendiri. 11 Il monta donc à tâtons à la Chambre de ses filles et sapprocha du lit où étaient les petits garçons, qui dormaient tous, excepté Le Petit Poucet, qui eut bien peur lorsquil sentit la main de lOgre qui lui tâtait la tête, comme il avait tâté celles de tous ses frères. LOgre, qui sentit les Couronnes dor : Vraiment, dit- il, jallais faire là un bel ouvrage; je vois bien que je bus trop hier au soir. Il alla ensuite au lit de ses filles, où ayant senti les petits bonnets des garçons: Ah les voilà, dit-il, nos gaillards travaillons hardiment. En disant ces mots, il coupa sans balancer la gorge à ses sept filles. p.197 ‘Dia masuk ke dalam kamar anak-anaknya dengan diam-diam, menghampiri tempat tidur di mana anak-anak tersebut terlelap kecuali Le Petit Poucet yang ketakutan saat ia merasakan tangan sang Raksasa yang meraba kepalanya. Ketika sang Raksasa meraba kepala anak-anak tersebut, ia menyentuh mahkota emas milik anak- 50 anaknya: “Benar”, katanya. “Saya akan melakukan sebuah pekerjaan yang sangat benar, saya tahu bahwa saya kemarin malam saya minum terlalu banyak.”“Ah Ini dia anak laki-laki kita,” katanya. “Ayo bekerja keras.” Sambil mengatakannya, ia memotong leher ketujuh anaknya tanpa ragu-ragu.’ Terdapat dua ruang di dalam rumah raksasa, yaitu ruang makan dan kamar tidur anak-anak perempuan sang Raksasa. 4.2.2.2 Latar Ruang Terbuka 4.2.2.2.1 Hutan Hutan merupakan tempat penebang kayu dan istrinya membawa ketujuh anak mereka yang kemudian mereka tinggalkan di sana. 12 Ils allèrent dans une forêt fort épaisse, où à dix pas de distance on ne se voyait pas lun lautre. Le Bûcheron se mit à couper du bois et ses enfants à ramasser des broutilles pour faire des fagots. Le père et la mère, les voyant occupés à travailler, séloignèrent deux insensiblement, et puis senfuirent tout à coup par un petit sentier détourné. p.192 ‘Mereka pergi ke dalam hutan yang sangat lebat, berjalan saling berjauhan sehingga mereka tidak dapat saling melihat satu dengan yang lainnya. Si penebang kayu mulai memotong kayu, anak- anaknya mengumpulkan ranting-ranting untuk diikat. Penebang kayu dan istrinya memperhatikan anak-anaknya sedang sibuk bekerja. Mereka menjauh sedikit demi sedikit dan kemudian pergi cepat-cepat melewati jalan-jalan kecil yang berbelok.’ 51 Di dalam hutan ini pula Le Petit Poucet dan keenam saudaranya berjuang mengatasi rasa takut mereka terhadap serigala serta rasa dingin yang menyerang mereka saat hujan lebat tiba. 13 La nuit vint, et il séleva un grand vent qui leur faisait des peurs épouvantables. Ils croyaient nentendre de tous côtés que les hurlements de Loups qui venaient à eux pour les manger. Ils nosaient presque se parler ni tourner la tête. Il survint une grosse pluie qui les perça jusquaux os; ils glissaient à chaque pas et tombaient dans la boue, doù ils se relevaient tout crottés,..... p.194 ‘Malam tiba, angin berembus sangat kencang yang membuat mereka sangat ketakutan. Mereka mendengar lolongan serigala di sekitar mereka yang akan datang untuk memakan mereka. Mereka tidak berani berbicara maupun menengok. Tiba-tiba hujan turun sangat lebat sampai-sampai dinginnya menusuk sampai ke tulang. Mereka terpeleset saat berjalan, terjatuh ke dalam lumpur dan bangun dengan badan penuh lumpur,.....’ Hutan merupakan tempat yang penuh dengan cobaan dan bahaya. Hal ini mendukung latar hutan dalam karya ini karena hutan digambarkan tempat terdapatnya bahaya bagi manusia seperti hewan buas serta bencana alam, seperti hujan lebat. 4.2.2.2.2 Jalan Dekat Rumah Le Petit Poucet Jalan dekat rumah Le Petit Poucet yang berjarak sepuluh langkah dari rumah Le Petit Poucet. Di tempat ini Le Petit Poucet dan saudara-saudaranya hampir bertemu dengan raksasa. 14 LOgre, craignant que sa femme ne fût trop longtemps à faire la besogne dont il lavait chargée, monta en haut pour lui aider. Il ne fut pas moins étonné que sa femme lorsquil vit cet affreux spectacle. Ah Qu’ai-je fait là? sécria-t-il. Ils me le payeront, les malheureux, et tout à lheure. 52 Il jeta aussitôt une potée deau dans le nez de sa femme et layant fait revenir: Donne-moi vite mes bottes de sept lieues, lui dit-il, afin que jaille les attraper. Il se mit en campagne, et après avoir couru bien loin de tous les côtés, enfin il entra dans le chemin où marchaient ces pauvres enfants qui nétaient plus quà cent pas du logis de leur père. p.198 ‘Sang Raksasa khawatir saat istrinya terlalu lama melakukan pekerjaan yang membuatnya lelah. Ia datang untuk membantunya namun ia melihat pemandangan yang mengerikan. “Ah Apa yang aku lakukan?”, teriaknya. “Mereka harus membayar atas semua ini.” Ia melempar masakan yang dibawanya kepada istrinya: “Cepat ambilkan aku sepatu bot ajaibku Aku akan pergi untuk menangkap mereka.” Ia melewati sebuah perkampungan. Setelah berlari sangat jauh ke seluruh penjuru, akhirnya ia masuk ke sebuah jalan di mana anak- anak malang itu berjalan yang jaraknya tidak lebih dari seratus meter dari rumah mereka.’ Di tempat ini pula Le Petit Poucet dan keenam saudaranya sembunyi di balik batu. Ketika sang Raksasa tertidur di atas batu itu, Le Petit Poucet mencoba melepaskan sepatu ajaib yang dikenakan raksasa sementara keenam kakaknya pulang ke rumah mereka. 15 LOgre, qui se trouvait fort las du long chemin quil avait fait inutilement car les bottes de sept lieues fatiguent fort leur homme, voulut se reposer, et par hasard, il alla sasseoir sur la roche où les petits garçons sétaient cachés. Comme il nen pouvait plus de fatigue, il sendormit après sêtre reposé quelque temps, et vint à ronfler si effroyablement que les pauvres enfants neurent pas moins de peur que quand il tenait son grand Couteau pour leur couper la gorge. Le Petit Poucet en eut moins de peur, et dit à ses frères de senfuir promptement à la maison pendant que lOgre dormait bien fort, et quils ne se missent point en peine de lui. Ils crurent son conseil, et gagnèrent vite la maison. Le Petit Poucet sétant approché de lOgre lui tira doucement ses bottes, et les mit 53 aussitôt. p.198-199 ‘Raksasa menemukan jalan panjang yang tak pernah dilewati sepatu bot ajaib yang dipakainya lelah, ingin beristirahat ia duduk di atas sebuah batu di mana Le Petit Poucet dan saudara- saudaranya bersembunyi. Karena raksasa terlalu lelah, ia tertidur setelah beristirahat beberapa saat dan mendengkur dengan sangat mengerikan sehingga anak-anak malang itu ketakutan apalagi saat mereka melihat raksasa memegang sebilah pisau yang sangat besar untuk memotong leher mereka. Le Petit Poucet tidak merasa takut, ia berkata kepada saudara-saudaranya untuk pergi dengan cepat menuju rumah mereka selama raksasa tertidur. Mereka meninggalkan raksasa, mengikuti saran Le Petit Poucet dan sampai di rumah dengan cepat. Le Petit Poucet menghampiri raksasa, melepas sepatu bot ajaib milik raksasa perlahan-lahan lalu mengenakannya dengan cepat.’ Dalam latar ruang terbuka yang terdapat dalam dongeng ini ditemukan dua tempat, yaitu hutan dan jalan yang berada di dekat rumah Le Petit Poucet.

4.2.3 Analisis Tokoh