1.8.2 Jenis pendekatan
Penelitian hukum normative mengenal adanya 7 tujuh jenis pendekatan yaitu, pendekatan kasus The Case Approach, pendekatan perndang-undangan
The Statute Approach, pendekatan fakta The Fact Approach, pendekatan analisis konsep hukum Analitical Conseptual Approach, pendekatan frasa
words and Phrase Approach, pendekatan sejarah Historical Approach. Penelitian ini menggunakan pendekatan kasus the case approach, pendekatan
perundang-undangan the statute approach dan pendekatan analisa konsep hukum analitical conseptual approach.
Pendekatan kasus dilakukan dengan cara meneliti setiap peristiwa hukum, alat bukti, dan pertimbangan hukum yang dinyatakan dalam putusan Mahkamah
Agung No. 45KPdt.Sus-Pailit2013. Pendekatan perundang-undangan The Statute Approach dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan
regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang ditangani.
8
Sedangkan pendekatan analisa konsep hukum analitical conseptual approach digunakan
untuk memahami prinsip-prinsip hukum yang terkait dengan kasus yang dibahas. Semua pendekatan tersebut digunakan untuk menghasilan penilaian yang
maksimal terhadap putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 45KPdt.Sus-Pailit2013.
8
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h.93
1.8.3 Sumber bahan hukum
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang terdiri dari asas dan kaidah hukum. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa putusan pengadilan dan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan ruang lingkup pembahasan penelitian ini, diantaranya
Putusan Mahkamah Agung No. 45KPdt.Sus-Pailit2013, Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang dan berbagai peraturan hukum lainnya serta berbagai putusan pengadilan yang relevan dengan pokok
permasalahan. b.
Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder terdiri atas buku-buku hukum, jurnal-jurnal
hukum, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat dalam media massa, kamus dan ensiklopedia, serta informasi dari media internet
yang relevan dan dapat dipercaya.
1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum
Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan bahan hukum melalui studi dokumen dan metode sistematis atau sistem kartu card
system. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa studi dokumen merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis.
9
Studi dokumen dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Metode sistematis sistem kartu, yaitu setelah mendapat semua bahan yang diperlukan kemudian dibuat catatan mengenai hal-hal yang dianggap penting bagi
penelitian yang dilakukan.
10
Pengumpulan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dilakukan dengan cara pemilahan bahan hukum yang relevan, yaitu
bahan hukum yang berkaitan dengan hukum kepailitan, hukum perjanjian, hukum perusahaan dan konsep hukum perdata pada umumnya.
1.8.5 Teknik analisis bahan hukum
Setelah seluruh bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, selanjutnya bahan hukum tersebut dianalisa menggunakan teknik
deskripsi, teknik sistematisasi, teknik evaluasi, dan teknik argumentasi. Teknik deskripsi diaplikasikan dengan dengan membaca serta mencatat materi-materi
yang memiliki relevansi terhadap penelitian ini. sedangkan teknik sistematisasi diaplikasikan dengan melihat kaitan diantara norma-norma dalam peraturan
perundangan-undangan yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya berdasarkan hasil teknik deskripsi dan sistematisasi, digunakan teknik evaluasi
dengan melakukan penilaian terhadap rumusan pernyataan norma ataupun
9
Soerjono Soekanto, 2012, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, h.21
10
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.13