Manfaat teoritis Manfaat praktis
dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
Jadi utang merupakan unsur penting dari adanya kepailitan itu sendiri, maka dari itu kita perlu mengetahui apa itu utang. Dalam Pasal 1 angka 6
UUKPKPU tertuang definisi yuridis mengenai utang. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam
jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau
kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada
Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor.” Dari rumusan di atas kita dapat melihat bahwa utang bisa timbul salah
satunya dari perjanjian. Dalam praktik bisnis, adalah hal yang lumrah jika antara pihak satu dengan pihak lainnya membuat sebuah perikatan. Perikatan tersebut
kemudian dituangkan dalam berbagai jenis kontrak atau perjanjian. Dalam bahasa Indonesia istilah kotrak sama pengertiannya dengan
perjanjian. Istilah kontrak lebih menunjukkan nuansa bisnis atau komersial dalam hubungan hukum yang dibentuk, sedangkan istilah perjanjian cakupannya lebih
luas.
4
Di dalam Buku III KUH Perdata dikenal lima macam asas hukum, yaitu asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas pacta sunt servanda asas
kepastian hukum, asas itikad baik, dan asas kepribadian.
5
Kelima asas
4
Simamora Sogar, 2013, Hukum Kontrak “Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintahan di Indonesia”, Kantor Hukum WINS and Patners, Surabaya, h. 23.
5
Salim H.S., H. Abdullah, dan Wiwiek Wahyuningsih, 2011, Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding MoU, Cet.V, Sinar Grafika, Jakarta, h. 1.
tersebutlah yang umumnya menjadi dasar pembuatan – pembuatan perjanjian
yang terjadi dalam lapangan hukum perdata. Dalam membuat perjanjian tersebut di atas, agar perjanjian tersebut
menjadi sah, maka harus dipenuhi syarat – syarat sahnya perjanjian.dalam hukum
Eropa Kontinental, syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata atau Pasal 1365 Buku IV NBW BW Baru Belanda.
6
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan 4 syarat sahnya perjanjian yaitu :
1. adanya kesepakatan;
2. kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum;
3. adanya obyek;
4. adanya kausa yang halal.
Syarat pertama dan kedua disebut syarat subyektif, sedangkan syarat tiga dan empat adalah syarat obyektif. Jika syarat subyektif tidak terpenuhi maka
berakibat perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Artinya jika salah satu pihak melakukan gugatan maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan, dan sebaliknya jika
tidak diajukan gugatan maka perjanjian tersebut tetap berlaku. Selanjutnya jika syarat obyektif yang tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut batal demi hukum
secara serta merta.