Kehidupan Sosial Ketopong Sultan
kepada leluhur yang telah melahirkannya. Dan ketiga, hutang ilmu kepada guru yang telah mengajarkannya.
13. Sri Maharaja Rakai Empu Sendok 929 – 930 M
Empu Sendok, terkenal dengan kecerdasan, ketangkasan, kejujuran dan kecakapannya. Manajemen dan Akuntansi dikuasai, psikologi diperhatikan.
4. Keruntuhan Wangsa Sanjaya Pada abad ke-10, Dyah Wawa mempersiapkan strategi suksesi Empu Sendok yang
memiliki integritas dan moralitas sebagai calon pemimpin Mataram. Pada saat itulah pemerintahan Dyah Wawa mengalami kemunduran. Empu Sendok yang memegang
pemerintahan setelah Dyah Wawa meninggal merasa khawatir terhadap serangan yang dilancarkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Empu Sendok memindahkan pusat pemerintahannya
dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Sumber lain menyebutkan perpindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur disebabkan oleh meletusnya gunung merapi di Jawa Tengah.
b. Mataram Buddha – Wangsa Syailendra
1. Sejarah dan Lokasi Syailendra adalah wangsa atau dinasti Kerajaan Mataram Kuno yang beragama
Budha. Wangsa Syailendra di Medang, daerah Jawa Tengah bagian selatan. Wangsa ini berkuasa sejak tahun 752 M dan hidup berdampingan dengan Wangsa Sanjaya.
2. Sumber Sejarah Nama Syailendra pertama kali dijumpai dalam Prasasti Kalasan yang berangka
tahun 778 M. Ada beberapa sumber yang menyebutkan asal-usul keluarga Syailendra, Yaitu :
a. Sumber India Nilakanta Sastri dan Moes yang berasal dari India dan menetap di Palembang
menyatakah bahwa pada tahun 683 M keluarga Syailendra melarikan diri ke Jawa karena terdesak oleh Dapunta Hyan.
b. Sumber Funan Codes beranggapan bahwa Syailendra yang ada di Nusantara berasal dari Funan
Kamboja. Kerusuhan yang terjadi di Funan mengakibatkan keluarga Kerajaan Funan
menyingkir ke Jawa dan menjadi penguasa di Mataram pada abad ke-8 M dengan menggunakan nama Syailendra.
c. Sumber Jawa Menurut Purbatjaraka, Keluarga Syailendra adalah keturunan dari Wangsa Sanjaya
di era pemerintahan Rakai Panangkaran. Raja-raja dari keluarga Sayilendra adalah asli dari Nusantara sejak Rakai Panangkaran berpindah agama menjadi penganut agama Budha
Mahayana. Pendapatnya tersebut berdasarkan Carita Parahiyangan yang menyebutkan bahwa Sanjaya menyerahkan kekuasaanya di Jawa Barat kepada puteranya dari
Tejakencana, yaitu Rakai Tamperan atau Rakeyan Panambaran dan memintanya untuk berpindah agama.
d. Prasasti 1. Prasasti Sojomerto
Prasasti yang berasal dari pertengahan abad ke-7 itu berbahasa Melayu Kuno di desa Sojomerto, Kabupaten pekalongan yang menjelaskan bahwa Dapunta
Syailendra adalah penganut agamat Siwa 2. Prasasti Kalasan
Prasasti yang berangka tahun 778 M merupakan prasasti peninggala Wangsa Sanjaya. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian Candi Kalasan oleh
Rakai Panagkaran atas permintaan keluarga Syailendra serta sebagai penghadiahan desa Kalasan untuk umat Budha.
3. Prasasti Klurak Prasasti yang berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan menyebutkan
tentang pembuatan Arca Manjusri yang merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu dan Sanggha. Prasasti ini juga menyebutkan nama raja yang berkuasa saat
Itu yang bernama Raja Indra. 4. Prasasti Ratu Boko
Prasasti berangka tahun 865 M menyebutkan tentang kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pradhowardhani dan
melarikan diri ke Palembang. Nama Syailendra juga muncul dalam Prasasti Klurak 782
M “Syailendrawansantilakena”, Prasasti Abhayagiriwihara 792M