Menurut kalian teori mana yang paling benar dan sertakan alasannya kelebihan dan
c. Prasasti Padang Roco Prasasti Padang Roco adalah sebuah prasasti yang ditemukan di kompleks
percandian Padangroco, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Pada tahun 1911 dari Padangroco ditemukan sebuah
alas arca Amoghapāśa yang pada empat sisinya terdapat prasasti. Prasasti ini dipahatkan 4 baris tulisan dengan aksara Jawa Kuna, dan memakai dua bahasa
Melayu Kuna dan Sansekerta. d. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini menceritakan penundukan Kerajaan Melayu oleh Sriwijaya.
3. Kitab Negara Kertagama dan Pararaton Negara Kertagama dan Pararaton memberitakan bahwa pada tahun 1275 masa
pemerintahan Sri Kertanegara dikirim ekspedisi dari Singosari ke Swarnabumi yang disebut Pamalayu. Dalam Kertagama Pupuh XLI5 diuraikan dengan jelas tentang
pengiriman tentara Singosari ke Melayu itu. Untuk menghadapi perluasan kekuasaan bangsa Mongol, sebagai persahabatan, maka raja Kertanegara mengirimkan sebuah arca
Amoghapasa yang merupakan hadiah dari raja Kertanegara untuk Sri Maharaja Mauliwarmadewa. Patung ini ditempatkan di tempat suci Dharmasraya.
b. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Melayu 1. Letak Geografis
Kerajaan Melayu terletak di Pantai Timur Sumatera dan pusatnya di sekitar Jambi. Karena letaknya yang strategis di tepi pantai dekat Selat Malaka, maka kerajaan Melayu
merupakan jalan perdagangan yang ramai sekaligus merupakan jalan yang terdekat antara India dan Cina. Pada suatu saat, Melayu memegang peranan penting dalam lalu lintas
perdagangan. 2. Keagamaan
Penduduk di daerah Melayu pada mulanya memeluk agama Budha Hinayana, tetapi kemudian memeluk agama Budha Mahayana. Hal ini karena kegiatan dari seorang guru
besar yang bernama Dharmapala yang datang dari India. Ia mula-mula mengajar di Nalanda kemudian pergi ke Swarnadwipa.
3. Pemerintahan Melayu merupakan suatu kerajaan besar yang berada di pulau Sumatera pada abad
ke 7 masehi. Dari ekspedisi pamalayu yang dikirimkan oleh Kertanegara dapat diketahui bahwa di kerajaan Melayu memerintah seorang raja yang bernama Mauliwarmadewa.
Setelah itu, dari prasasti-prasasti yang dijumpai di Minangkabau, dapat diketahui pula bahwa pada abad ke 14 masehi, memerintah seorang raja yang bernama Adityawarman.
Adityawarman adalah anak dari Adwayawarman. Sebenarnya ia adalah keturunan raja Majapahit. Segera setelah Adityawarman menjadi raja, ia mulai menyusun kembali
kerajaan peninggalan raja Mauliwarmadewa. Ia mulai meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Pagarruyung. Usaha ini dilakukannya pada tahun 1347. Setelah usahanya
berhasil ia mengangkat dirinya sebagai maharaja diraja. Gelar yang dipakainya ialah Udayadityawarman atau Adityawarmadaya Pratapa Parakrmarajendra mauliwarmadewa.
Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Adityawarman dapat diketahui bahwa ia adalah penganut agama Budha Tantrayana. Adityawarman digantikan oleh anaknya yang bernama
Anangawarman.