Pedang Sultan Kutai Keris Bukit Kang

menyingkir ke Jawa dan menjadi penguasa di Mataram pada abad ke-8 M dengan menggunakan nama Syailendra. c. Sumber Jawa Menurut Purbatjaraka, Keluarga Syailendra adalah keturunan dari Wangsa Sanjaya di era pemerintahan Rakai Panangkaran. Raja-raja dari keluarga Sayilendra adalah asli dari Nusantara sejak Rakai Panangkaran berpindah agama menjadi penganut agama Budha Mahayana. Pendapatnya tersebut berdasarkan Carita Parahiyangan yang menyebutkan bahwa Sanjaya menyerahkan kekuasaanya di Jawa Barat kepada puteranya dari Tejakencana, yaitu Rakai Tamperan atau Rakeyan Panambaran dan memintanya untuk berpindah agama. d. Prasasti 1. Prasasti Sojomerto Prasasti yang berasal dari pertengahan abad ke-7 itu berbahasa Melayu Kuno di desa Sojomerto, Kabupaten pekalongan yang menjelaskan bahwa Dapunta Syailendra adalah penganut agamat Siwa 2. Prasasti Kalasan Prasasti yang berangka tahun 778 M merupakan prasasti peninggala Wangsa Sanjaya. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian Candi Kalasan oleh Rakai Panagkaran atas permintaan keluarga Syailendra serta sebagai penghadiahan desa Kalasan untuk umat Budha. 3. Prasasti Klurak Prasasti yang berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan menyebutkan tentang pembuatan Arca Manjusri yang merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu dan Sanggha. Prasasti ini juga menyebutkan nama raja yang berkuasa saat Itu yang bernama Raja Indra. 4. Prasasti Ratu Boko Prasasti berangka tahun 865 M menyebutkan tentang kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pradhowardhani dan melarikan diri ke Palembang. Nama Syailendra juga muncul dalam Prasasti Klurak 782 M “Syailendrawansantilakena”, Prasasti Abhayagiriwihara 792M “Dharmmatunggadewasyasailendra”, Prasasti Kayumwunan 824M “Syailendrawansatilaka”, 3. Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Politik Kehidupan sosial Kerajaan Mataram Dinasti Syailendra ditafsirkan telah teratur. Hal ini dilihat dari pembuatan Candi yang menggunakan tenaga rakyat secara bergotong royong. Dari segi budaya Kerajaan Dinasti Syailendra juga banyak meninggalkan bangunan-bangunan megah dan bernilai. Adapun Raja-raja yang pernah berkuasa, yaitu : 1. Bhanu 752 – 775 M Raja Banu merupakan Raja pertama sekaligus pendiri Wangsa Syailendra 2. Wisnu 775 – 782 M Pada masa pemerintahannya, Candi Borobudur mulai dibangun tepatnya 778 M. 3. Indra 782 – 812 M Pada masa pemerintahannya, Raja Indra membuat Klurak yang berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan 4. Samaratungga 812 – 833 M Raja Samaratungga berperan menjadi pengatur segala dimensi kehidupan rakyatnya. Sebagai raja Mataram Budha, Samaratungga sangat menghayati nilai agama dan budaya Pada masa pemerintahannya Candi Borobudur selesai dibangun. 5. Pramodhawardhani 883 – 856 M Pramodhawardhani adalah putri Samaratungga yang dikenal cerdas dan cantik. Beliau bergelar Sri Kaluhunan, yang artinya seorang sekar kedhaton yang menjadi tumpuan harapan bagi rakyat. Pramodhawardhani kelak menjadi Permaisuri raja Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya. 6. Balaputera Dewa 883 – 850 M Balaputera Dewa adalah putera Raja Samaratungga dari ibu yang bernama Dewi Tara, puteri raja Sriwijaya. Dari Prasasti Ratu Boko, terjadi perebutan tahta kerajaan oleh Rakai Pikatan yang menjadi suami Pramodhawardhani. Balaputera Dewa merasa berhak mendapatkan tahta tersebut karena beliau merupakan anak