Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
setelah lulus maupun bekerja dan sudah selayaknya dilakukan evaluasi terkait dengan materi yang disampaikan disekolah dengan kebutuhan pada
dunia kerja. Selain itu dengan melihat semakin banyaknya lulusan sarjana tentunya lulusan sekolah menengah dituntut memiliki daya saing agar
mampu bersaing didunia kerja baik dengan sesama lulusan sekolah menengah maupun sarjana.
Evaluasi pendidikan biasanya selalu dihubungkan dengan hasil belajar, namun saat ini konsep evaluasi mempunyai arti yang lebih luas
dari pada itu. Evaluasi atau penilaian adalah penentuan pencapaian tujuan suatu program. Penilaian merupakan suatu bentuk sistem pengujian dalam
pembelajaran keterampilan untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai kompetensi dasar yang telah dipilih dan ditetapkan oleh guru
dalam pembelajaran. Dengan penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar
siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu. Seorang guru sekolah kejuruan dituntut untuk memiliki perbedaan
kompetensi dibandingkan dengan guru sekolah pada umumnya. Sekolah kejuruan memiliki mata pelajaran yang sudah spesifik dengan kejuruan,
serta metode pengajaran yang berorientasi pada keterampilan dan keahlian siswa. Inilah yang menyebabkan SMK lebih membutuhkan guru-guru
yang berkompeten. Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para murid jika dibanding dengan
personil lainnya disekolah. Guru bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian
dan membuka komunikasi dengan masyarakat. Guru yang memiliki kemampuan dan selalu berpandangan positif,
terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk
diselesaikan. Dalam pendidikan guru dikenal adanya “Pendidikan Guru berdasarkan Kompetensi”. Mengenai kompetensi guru ini, ada berbagai
model cara mengklasifikasikannya. Untuk program SI salah satunya dikenal adanya”sepuluh keterampilan dasar guru” yang merupakan profil
kemampuan dasar bagi seorang guru, sepuluh keterampilan dasar guru itu meliputi: menguasai bahan, mengolola program belajar-mengajar,
mengelola kelas, menggunakan media sumber, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa
untuk kepentingan pengajaran, mengenai fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan mengenal dan menyelenggarkan administrasi
sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Berdasarkan peraturan pemerintah PP Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru
meliputi kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan
satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling
mendukung. SMK Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu pendidikan formal menengah yang menuntut pengajar untuk lebih
memiliki kompetensi dan keterampilan yang cukup memadai, baik dalam keilmuan maupun proses pembelajaran.
Pada penelitian ini berfokus pada kompetensi guru yakni dengan melihat dan mengukur serta memberikan penilaian mengenai kompetensi
dasar guru dan lulusan berdasarkan teori evaluasi yang dikemukakan oleh Stufflebeam yaitu Konteks, Input, Proses dan Produk atau yang biasa
disingkat model CIPP Context, Input, Process, Product. Aspek Konteks untuk kompetensi dasar guru meliputi program yang dibutuhkan guru yang
sesuai untuk menunjang kemampuan kompetensi dasar dan upaya yang telah diusahakan oleh masing-masing guru untuk meningkatkan kapasitas
kompetensi yang masih kurang. Aspek Input yakni masih kurangnya tenaga pengajar guru akuntansi dengan jumlah siswa yang ada serta
minimnya pemanfaatan sarpras maupun teknologi yang ada untuk memvariasikan model pembelajaran. Aspek Proses yakni dari
kegiatanprogram yang diadakan sekolah belum mampu menambah kompetensi guru dan persiapan guru saat mengajar masih mengalami
kesulitan dalam mengkondisikan kelas untuk mengejar materi maupun untuk tepat waktu dalam mengawali dan mengakhiri KBM. Aspek Produk
yakni minimnya prestrasi dan karya ilmiah guru terkait dengan kompetensi professional guru.
Dari sisi kualitas lulusan sendiri jika ditinjau dari 4 aspek tersebut diuraikan sebagai berikut. Aspek Konteks yakni kebutuhan
keterampilansoftskill yang belum seluruhnya dimiliki lulusan pasca didunia kerja. Aspek Input yakni lulusan masih mengalami kesulitan
dalam pengoperasian sarana dilingkungan kerja dan persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh lulusan masih kurang. Aspek Proses yakni penguasaan
ilmu multidisiplin lulusan saat bekerja masih terbatas serta proses perekrutan yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap calon karyawan dan
aspek produk yakni tingkat kepuasan lulusan terhadap keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh saat lulus masih kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMK 1 Yapemda Sleman pada program keahlian Akuntansi terdapat 5
orang guru yang mengampu dimana 3 diantaranya merupakan lulusan non kependidikan. Untuk jumlah siswa program keahlian akuntansi sendiri
setiap kelasnya ada sekitar 20 anak dimana setiap tingkat ada 3 kelas. Oleh karena pentingnya melihat kualitas sekolah dimata masyarakat maka dari
itu penulis berniat untuk menyusun skripsi yang bertujuan untuk mengevaluasi kembali kompetensi guru dan kualitas lulusan pada SMK 1
Yapemda Sleman dengan judul “Evaluasi Kompetensi Guru dan Kualitas Lulusan Program Keahlian Akuntansi SMK 1 YAPEMDA
Sleman Tahun Ajaran 20152016”.