Macam-macam Perkosaan Karakteristik Umum Tindak Pidana Perkosaan

b. Tidak ada perkosaan untuk bersetubuh oleh wanita terhadap laki-laki, laki-laki terhadap laki-laki atau wanita terhadap wanita. c. Tidak ada perkosaan untuk bersetubuh bila dilakukan oleh laki-laki yang terikat perkawinan dengan wanita yang menjadi korban atau tidak ada perkosaan untuk bersetubuh oleh suami terhadap istri. 6. Untuk selesainya tindak pidana perkosaan untuk bersetubuh maka harus terjadi persetubuhan antara pelaku dengan korban, dalam arti tidak ada tindak pidana perkosaan untuk bersetubuh manakala tidak terjadi persetubuhan.

2.2.3 Macam-macam Perkosaan

Menurut Kriminolog Mulyana W. Kusuma dalam Muhammad Irfan 2001: 46-47 menyebutkan macam-macam perkosaan sebagai berikut : a. Sadistic rape Perkosaan sadistis, artinya pada tipe ini seksualitas dan agresif berpadu dalam bentuk yang merusak. b. Angea rape Yakni penganiayaan seksual yang bercirikan seksualitas menjadi sarana untuk menyatakan dan melampiaskan perasaan geram dan marah yang tertahan. c. Dononation rape Yakni suatu perkosaan yang terjadi ketika pelaku mencoba untuk gigih atas kekuatan korban d. Seduktive rape Suatu perkosaan yang terjadi pada situasi-situasi yang merangsang, yang tercipta oleh kedua belah pihak. Pada mulanya korban memutuskan bahwa keintiman personal harus dibatasi tidak sampai sejauh kesenggamaan. Pelaku pada umumnya mempunyai keyakinan membutuhkan paksaan, oleh karena tanpa mempunyai rasa bersalah jika menyangkut seks. e. Victim Precipitatied rape Yakni perkosaan yang terjadi berlangsung dengan menempatkan korban sebagai pencetusnya. f. Exploitation rape Perkosaan yang menunjukan bahwa pada setiap kesempatan melakukan hubungan seksual yang diperoleh oleh laki-laki dengan mengambil keuntungan yang berlawanan dengan posisi wanita yang bergantung padanya secara ekonomi dan sosial.

2.2.4 Karakteristik Umum Tindak Pidana Perkosaan

Karakteristik utama khusus tindak pidana perkosaan menurut Kadish dalam Muhammad Irfan 2001: 48 yaitu bukan ekspresi agresivitas seksual tapi ekspresi seksual seksual agresivitas. Karakteristik umum tindak pidana perkosaan : a. Agresivitas, merupakan sifat yang melekat pada setiap tindak pidana perkosaan. b. Motivasi kekerasan lebih menonjol dibandingkan dengan motivasi seksualitas c. Secara psikologis, tindak pidana perkosaan lebih banyak mengandung masalah kontrol dan kebencian dibandingkan dengan hawa nafsu. d. Tindak pidana perkosaan dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu; anger rape , power rape , dan sadistis rape . Dan ini direduksi dari anger and violation, control and domination , erotis. e. Ciri pelaku perkosaan: mispersepsi pelaku atas korban, mengalami pengalaman buruk khusunya dalam hubungan personal cinta, terasing dalam pergaulan sosial, rendah diri, ada ketidakseimbangan emosional. f. Korban perkosaan adalah partisipasif, terjadi karena kelalaian partisipasi korban.

2.2.5 Modus Operandi Perkosaan