data sekunder. Wawancara dilakukan pada 1 satu orang Hakim, 1 satu
orang Jaksa dan 1 satu orang Pengacara. Data sekunder adalah
data yang berasal dari peraturan-peraturan perundang-undangan, tulisan atau makalah-
makalah, buku-buku dan dokumen atau arsip serta bahan lain yang berhubungan dan dapat menunjang dalam penulisan skripsi ini.
Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 3 tiga yaitu :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang isinya mengikat karena dikeluarkan oleh pemerintah, seperti:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana. 2.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun1981 tentang Hukum Acara Pidana. 3.
Putusan Pengadilan yaitu Putusan Nomor: 87Pid.B2009PN.Pwt
. b.
Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum yang
terdiri dari buku-buku yang membahas tentang kekuatan pembuktian
visum et repertum
dalam tindak pidana perkosaan. c.
Bahan Hukum Tersier Bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yaitu seperti kamus.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini maka pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengkaji, dan
mengolah secara sistematis bahan-bahan kepustakaan serta dokumen- dokumen yang berkaitan. Data sekunder baik yang menyangkut bahan hukum
primer, sekunder, dan tersier diperoleh dari bahan pustaka. Dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan, dengan cara mempelajari peraturan
perundang-undangan, literatur, dan dokumen resmi yang dapat mendukung objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada tiga, yaitu
meliputi:
1. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan caara mencari, membaca dan mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa
buku-buku, majalah, literatur, dokumen, peraturan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
2. Studi dokumen
document study
Pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang tidak dipublikasikan secara umum tetapi boleh diketahui oleh pihak tertentu
seperti pengajar hukum, peneliti hukum, praktisi hukum dalam rangka kajian hukum, pengembangan dan pembangunan hukum, serta praktik
hukum. 3. Wawancara
Wawancara adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara lisan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan
obyek yang diteliti.
Menurut Ashshofa 2007: 95 mengatakan bahwa, “Wawancara
merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu.
” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data dengan berupa pedoman wawancara
yaitu instrumen yang berbentuk pertanyan-pertanyaan yang ditujukan kepada Hakim, Jaksa dan Pengacara terkait kekuatan pembuktian
Visum et repertum
dalam tindak pidana perkosaan.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah data dan bahan hukum dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data, yaitu mengolah data sedemikian rupa
sehingga data dan bahan hukum tersebut tersusun secara runtut, sistematis, sehingga akan memudahkan peneliti melakukan analisis. Data yang telah
dikumpul melalui kegiatan pengumpulan data belum memberikan makna apa pun bagi tujuan penelitian. Pengolahan data demikian disebut klasifikasi,
yaitu melakukan klasifikasi terhadap data dan bahan hukum yang telah terkumpul ke dalam kelas-kelas dari gejala-gelaja yang sama atau yang
dianggap sama. Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan bahan berujud kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum
tertulis. Dalam hal ini, pengolahan bahan dilakukan dengan cara, melakukan seleksi data sekunder atau bahan hukum, kemudian melakukan klasifikasi
menurut penggolongan bahan hukum dan menyusun data hasil penelitian tersebut secara sistematis, tentu saja hal tersebut dilakukan secara logis
artinya ada hubungan dan keterkaitan antara bahan hukum satu dengan bahan hukum lainnya untuk mendapatkan gambaran umum dari hasil penelitian.
3.6 Analisis Data