Berdasarkan data likuiditas perusahaan yang diteliti memiliki nilai yang bervariasi. Sebanyak 38 perusahaan memiliki likuiditas yang cukup rendah yaitu
1,00. Sebanyak 25 perusahaan perusahaan berada pada likuiditas yang direkomendasikan yaitu sekitar 2,00. Ada 12 perusahaan dengan likuiditas yang
tinggi yaitu 2,00.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan Seftianne dan Handayani, 2011. Penelitian ini menggunakan logaritma natural
dari penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang disajikan dalam Tabel 4.2. menunjukan bahwa unit
analisis dalam penelitian ini N adalah 75. Nilai minimum ukuran perusahaan adalah 11,76. Perusahaan dengan penjualan paling sedikit yaitu Rp
128.068.000.000 adalah PT Sidomulyo Selaras Tbk tahun 2012. Sementara nilai maksimum ukuran perusahaan sebesar 18,31 dimiliki oleh
PT Telekomunkasi
Indonesia Tbk
dengan penjualan
sebesar Rp89.696.000.000.000 pada tahun 2014. Rata-rata ukuran perusahaan sebesar
14,7047 dan standar deviasi 1,69641. Data ukuran perusahaan cukup homogen yaitu memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari standar deviasinya. Tabel
distribusi frekuensi untuk mempermudah pembacaan data ukuran perusahaan ditunjukan pada Tabel 4.5. berikut ini
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Ukuran Perusahaan
No Kelas Interval
Kriteria Frekuensi
1 11,76
– 13,06 Sangat Kecil
11 14,66
2 13,07
– 14,37 Kecil
29 38,66
3 14,38
– 15,68 Sedang
13 17,33
4 15,69
– 16,99 Besar
12 16,00
5 17,00
– 18,31 Sangat Besar
10 13,33
Jumlah 75
100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Gambar 4.5. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Ukuran Perusahaan
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 4.5. menunjukan penyebaran data ukuran perusahaan. Frekuensi
terbanyak adalah perusahaan ukuran kecil sejumlah 29 perusahaan. Terdapat 11 perusahaan berukuran kecil, dan 13 perusahaan berukuran sedang. Perusahaan
dengan ukuran besar sejumlah 12 dan sejumlah 10 perusahaan berukuran sangat
besar. 4.
Proporsi Aset Tetap
Proporsi aset tetap adalah proporsi aset perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap Tay, 2009. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang disajikan
dalam Tabel 4.2. menunjukan bahwa unit analisis dalam penelitian N adalah 75.
5 10
15 20
25 30
35
Interval 11,76-13,06
13,07-14,37 14,38-15,68
15,69-16,99 17,00-18,31
Variabel proporsi aset tetap memiliki nilai minimum 0,01 yang dimiliki oleh beberapa perusahaan diantaranya PT Inti Bangun Sejahtera Tbk 2012, PT
Nusantara Infrastruktur Tbk 2012, PT Tower Bersama Tbk 2012. Artinya hanya 1 aset tetap dalam komposisi aset perusahaan-perusahaan tersebut. Nilai
maksimum 0,95 yang dimiliki PT Leyand Internasional Tbk tahun 2013. Perusahaan memiliki porsi aset tetap yang besar yaitu Rp 970.131.000.000 atau
95 dari total aset perusahaan. Nilai rata-rata aset tetap yaitu 0,4421 dan standar deviasi 0,32560. Data variabel proporsi aset tetap variasinya rendah karena lebih
besar dari standar deviasinya. Tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah pembacaan data proporsi aset tetap ditunjukan pada Tabel 4.6.berikut ini
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Variabel Proporsi Aset Tetap
No Kelas Interval
Kriteria Frekuensi
1 0,01
– 0,19 Sangat Kecil
23 30,66
2 0,20
– 0,38 Kecil
10 13,33
3 0,39
– 0,57 Sedang
5 6,66
4 0,58
– 0,76 Besar
17 22,66
5 0,77
– 0,95 Sangat Besar
20 26,66
Jumlah 75
100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Gambar 4.6. Diagram Klasifikasi Data Proporsi Aset Tetap
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
5 10
15 20
25
Interval 0,01-0,19
0,20-0,38 0,39-0,57
0,58-0,76 0,77-0,95
Tabel 4.6. menunjukan pengelompokan data proporsi aset tetap. Jumlah perusahaan dengan proporsi aset tetap sangat kecil sejumlah 23 perusahaan
hampir sebanding dengan perusahaan yang proporsi aset tetapnya sangat besar yaitu sejumlah 20 perusahaan. Sisanya yaitu 10 perusahaan dengan proporsi aset
tetap kecil, 5 perusahaan dengan proporsi aset tetap sedang dan 17 perusahaan
dengan proporsi aset tetap besar. 5.
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu
periode. Variabel ini diukur dengan melihat selisih total aset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aset
periode sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang disajikan dalam Tabel 4.2. menunjukan bahwa unit analisis dalam penelitian N adalah 75. Nilai
minimum pertumbuhan perusahaan -0,60 yang dimiliki oleh PT Berlian Laju Tanker tahun 2012. Tanda negatif menunjukan perusahaan tidak sedang tumbuh,
justru perusahaan sedang dalam kondisi penurunan. Hal ini terjadi karena total aset pada tahun 2013 menurun jumlahnya dari tahun 2012. Nilai maksimum 1,08
dimiliki oleh PT Tower Bersama Group tahun 2012. Tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah pembacaan data proporsi aset tetap ditunjukan pada Tabel
4.7.berikut ini
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Variabel Pertumbuhan Perusahaan
No Kelas Interval
Kriteria Frekuensi
1 -0,60
– -0,27 Sangat Rendah
15 20,00
2 -0,26
– 0,07 Rendah
9 12,00
3 0,08
– 0,41 Sedang
37 49,33
4 0,42
– 0,75 Tinggi
12 16,00
5 0,76 - 1,08
Sangat Tinggi 2
2,66 Jumlah
75 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Gambar 4.7. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Pertumbuhan Perusahaan
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Gambar 4.7. menunjukan bahwa angka pertumbuhan perusahaan
yang diteliti memiliki nilai yang bervariasi. Rata-rata pertumbuhan perusahaan 0.1889 dan standar deviasi 0,26779. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan lebih
kecil dari standar deviasinya sehingga data pertumbuhan perusahaan cukup bervariasi. Sebanyak 15 perusahaan memiliki nilai minus, artinya perusahaan
tidak mengalami pertumbuhan justru mengalami penurunan. Sisanya yaitu 60 perusahaan mengalami pertumbuhan namun dengan angka yang bervariasi.
5 10
15 20
25 30
35 40
Interval 0,60-0,27
0,26-0,07 0,08-0,41
0,42-0,75 0,76-1,08
4.1.3. Analisis Regresi Logistik