Perubahan ketentuan rahasia bank di Indonesia

49 nasabahnya. Adanya ketentuan mengenai rahasia bank ini ditegaskan dengan bank harus memegang teguh rahasia bank. 34

2.3.2 Perubahan ketentuan rahasia bank di Indonesia

Pertama kali pengaturan mengenai rahasia bank dilakukan pada tahun 1960. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 23 Tahun 1960 tentang Rahasia Bank selanjutnya disebut PERPU No. 23 Tahun 1960. Peraturan Rahasia Bank ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ketentuan rahasia bank ini dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar yaitu : 1. Rahasia Bank Meliputi Segala Macam Nasabah Pengertian mengenai rahasia bank yang meliputi segala macam nasabah ditemukan baik dalam PERPU No. 23 Tahun 1960, UU Pokok-Pokok Perbankan maupun UU Perbankan. Rahasia bank dikatakan luas dikarenakan meliputi baik nasabah penyimpan dana maupun nasabah pengguna jasa bank lainnya. Dalam hal ini peraturan perundang-undangan yang pertama kali mengatur khusus mengenai masalah tentang rahasia bank ini ialah PERPU No. 23 Tahun 1960. Dengan hanya memperhatikan peraturan tersebut, sulit untuk disimpulkan bahwa masalah rahasia bank ini diatur dalam keadaan kepentingan yang memaksa sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UUD NRI 1945. Pengaturan dalam PERPU ini mengenai rahasia bank kurang lengkap dan kurang jelas. Dalam Pasal 2 PERPU No. 23 Tahun 1960 merumuskan “bahwa bank tidak boleh memberikan keterangan-keterangan tentang 34 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, op.cit, h. 486. 50 keadaan keuangan langganannya yang tercatat padanya dan hal-hal lain yang harus dirahasiakan bank menurut kelaziman dalam dunia perbankan ”. Disini terlihat jelas bahwa PERPU No. 23 Tahun 1960 tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan “keadaan Keuangan”, “langganannya”, dan “hal-hal lain” yang harus dirahasiakan. PERPU No. 23 Tahun 1960 kemudian digantikan oleh UU. No. 14 Tahun 1967 yang mulai berlaku sejak Januari 1968 dan didalamnya dibeberapa pasal mengatur masalah rahasia bank. Dalam PERPU No. 23 Tahun 1960 mengatur mengenai rahasia bank secara khusus, sedangkan dalam UU. No. 14 Tahun 1967 pengaturan mengenai rahasia bank disisipkan dalam UU Pokok- Pokok Perbankan dan ditempatkan dalam Bab VII dengan judul ketentuan-ketentuan lain yang terdiri dari pasal 36 dan pasal 37. Dalam Pasal 36 tidak secara jelas memaparkan p- pengertian dari rahasia bank terutama mengenai pengertian keadaan keuangan nasabah dan hal-hal lain yang harus dirahasiakan menurut kelaziman dunia perbankan. Untuk memperoleh kejelasan atas masalah tersebut, Jaksa Agung Republik Indonesia menanyakan secara tertulis mengenai pengertian tersebut kepada Menteri Keuangan. Selanjutnya Pasal 37 UU Pokok-Pokok Perbankan menjelaskan mengenai beberapa pengecualian dari ketentuan rahasia bank yaitu Pertama, untuk kepentingan perpajakan. Kedua, kepentingan peradilan dalam perkara tindak pidana. Yang Ketiga yaitu untuk pengawasan dan pembinaan bank oleh bank Indonesia. Dan yang Keempat, untuk kepentingan informasi antar bank. Dengan berlakunya UU Pokok- Pokok Perbankan maka PERPU No. 23 tahun 1960 dicabut dan dinyatakan tidak 51 berlaku lagi. Selanjutnya UU Pokok Perbankan digantikan dengan UU Perbankan 1998 perubahan atas UU Perbankan 1992. Dalam UU Perbankan 1998 mengatur masalah rahasia bank ini dalam beberapa pasal, yaitu Bab I Ketentuan Umum dalam Pasal 1 angka 16 dan Bab VII berjudul Rahasia Bank dalam asal 40, 41, 42, 43, 44, 45 dan 47. Pengaturan ini walaupun masih belum lengkap namun sedikit lebih baik dibandingkan UU Pokok Perbankan. Ketentuan mengenai rahasia bank sebagaimana diatur dalam UU Perbankan 1998 masih terlalu singkat, sederhana dan kurang jelas, tetapi ruang lingkupnya sangat luas, sehingga belum menjawab secara tuntas permasalahan mengenai rahasia bank. 2. Rahasia bank Hanya Meliputi Penyimpan dan Simpanannya Saja Walaupun UU Perbankan 1998 telah mengubah secara parsial UU Perbankan sebelumnya, tetapi perubahan yang dibawa sangatlah principal. Salah satu perubahan itu adalah perubahan penyempurnaan terhadap ketentuan rahasia bank yang dimaksud untuk mengakomodir kebutuhan dan tuntutan yang luas mengenai perlunya perubahan ketentuan rahasia bank. Beberapa perubahan yang mendasar pada ketentuan rahasia bank yang diatur dalam UU Perbankan 1992 sebagai berikut : Pertama, ruang lingkup rahasia bank dipersempit hanya meliputi nasabah penyimpan dana dan simpanannya. Dulu ruang lingkup ini sangat luas meliputi : nasabah penyimpan dana, nasabah peminjam dana dari bank dan nasabah pengguna jasa bank. Kedua, dalam pengecualian ketentuan rahasia bank. Dalam Penjelasan Umum UU Perbankan 1998 perubahan atas UU Perbankan 1992 disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan fungsi kontrol sosial terhadap lembaga perbankan, 52 ketentuan mengenai rahasia bank yang selama ini sangat tertutup harus ditinjau ulang. Rahasia bank yang dimaksud merupakan salah satu unsure yang harus dimiliki oleh setiap Bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang mengelola dana masyarakat, tetapi tidak seluruh aspek yang ditatausahakan Bank merupakan hal-hal yang dirahasiakan.

2.3.3 Pihak-pihak yang berkewajiban merahasiakan rahasia bank