23
buku-buku, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat dalam media massa dan berita di internet. Terkait dengan penulisan karya
tulis ini maka digunakan sumber dari kepustakaan seperti buku-buku, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat dalam media massa
maupun berita di internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. c.
Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, dan ensiklopedia.
1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum
Data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan bahan hukum yang dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi
sumber hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan yang hendak di bahas. Sumber hukum sekunder yaitu buku-buku
literatur ilmu hukum serta tulisan lainnya yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Serta sumber hukum tersier yaitu kamus hukum dan ensiklopedia.
1.8.5 Teknik analisis
Dalam penelitian ini bahan hukum dianalisis dengan : 1
Teknik Deskripsi yaitu teknik dasar analisis yang menguraikan apa adanya terhadap suatu posisi dari proposisi-proposisi hukum ataupun
non hukum. Dalam teknik deskripsi dilakukan pada beberapa peraturan
perundang-undangan yang
menunjukkan adanya
24
kekaburan norma mengenai kedudukan Notaris dalam pengikatan deposito pada bank dilihat dari UU Perbankan dan UUJN
2 Teknik evaluasi berkaitan dengan penilaian berupa tepat atau tidak
tepat, setuju atau tidak setuju, sah atau tidak sah oleh peneliti terhadap suatu pandangan yang tertera dalam bahan hukum primer
maupun dalam bahan hukum sekunder. Teknik Argumentasi adalah teknik yang tidak bisa dilepaskan dari teknik evaluasi
karena penilaian harus berdasarkan pada alasan-alasan yang bersifat penalaran hukum. Teknik ini digunakan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap
permasalahan yang dibahas.
25
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NOTARIS, DEPOSITO, DAN RAHASIA
BANK 2.1 Tinjauan Umum Tentang Notaris.
2.1.1 Pengertian dan dasar hukum Notaris
Profesi Notaris sudah sejak lama dikenal di Indonesia sejak masuknya hukum Belanda ke Indonesia. Dalam perkembangannya profesi Notaris semakin dibutuhkan
dimasyarakat Indonsia khususnya dalam rangka membuat suatu alat bukti tertulis dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh masyarakat. Munculnya lembaga Notaris yang
dilandasi kebutuhan akan suatu alat bukti yang mengikat selain alat bukti saksi. Adanya alat bukti lain yang mengikat, mengingat alat bukti saksi kurang memadai
lagi, sebab sesuai dengan perkembangan masyarakat, perjanjian-perjanjian yang dilaksanakan anggota masyarakat semakin rumit dan kompleks. Oleh karena itu,
Notaris dan produk aktanya dapat diartikan sebagai upaya negara untuk menciptakan kepastian hukum dan perlindungan bagi anggota masyarakat.
Pentingnya fungsi, tugas dan profesi Notaris di Indonesia maka sejak zaman kolonial Belanda sampai awal kemerdekaan telah ada peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai Jabatan Notaris yaitu : 1.
Ordonantie 16 September 1931 tentang Honorarium Notaris; 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1949 tentang Sumpahjanji Jabatan Notaris selanjutnya disebut PP No. 11 Tahun 1949;