Pengertian dan dasar hukum deposito dalam perbankan

38 2. Notaris dituntut menghasilkan akta yang bermutu. Artinya akta yang dibuatnya itu sesuai dengan aturan hukum dan kehendak para pihak yang berkepentingan dalam arti sebenarnya, bukan mengada-ada. Notaris menjelaskan kepada pihak yang berkepentingan kebenaran isi dan prosedur akta yang dibuatnya itu. 3. Berdampak positif, artinya siapapun akan mengakui akta Notaris itu mempunyai kekuatan bukti sempurna. 25

2.2 Tinjauan Umum Tentang Deposito

2.2.1 Pengertian dan dasar hukum deposito dalam perbankan

Salah satu produk penghimpun dana yang ditawarkan oleh pihak bank kepada nasabah yaitu deposito. Kegunaan deposito ialah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat nasabah yang mengalami kelebihan likuiditas, bisa berfungsi untuk menyimpanan dana sekaligus sebagai wahana investasi, karena biasanya produk ini menawarkan financial return. Secara umum deposito dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. 26 Saat ini simpanan deposito sangat digemari oleh para pengusaha karena mempunyai kekuatan untuk dijadikan jaminan kredit. Sedangkan berdasarkan Pasal 1 angka 7 UU Perbankan 25 Ibid, h.49 26 Hermansyah I, loc.cit. 39 meny atakan bahwa “deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”. Jadi, penarikan simpanan yang berbentuk deposito ini waktunya sudah ditentukan waktunya tetap disesuaikan dengan perjanjian antara nasabah penyimpan dana dengan bank pada saat pembukaan deposito yang bersangkutan. Peruntukan deposito ini lebih sebagai instrumen investasi daripada sebagai wadah menyimpan kelebihan likuiditas. Dari pemaparan pengertian diatas ada dua unsur yang terkandung dalam deposito yaitu : 1. Penarikan hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu, yang berarti bahwa penarikan simpanan dalam bentuk deposito hanya dapat dilakukan oleh si penyimpan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimban dengan bank; 2. Cara penarikan, dalam hal ini apabila batas waktu yang tertuang dalam perjanjian deposito tersebut telah jatuh tempo, maka si penyimpan dapat menarik deposito tersebut atau memperpanjang dengan suatu waktu yang diinginkannya. 27 27 Hermansyah II, loc.cit. 40 Secara khusus pengaturan perbankan syariah juga merumuskan pengertian deposito sebagaimana dalam ketentuan Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah selanjutnya disebut UU Perbankan Syariah, yaitu: “Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah sanatau UUS ”. Sedangkan menurut ketentuan dalam Pasal 1 huruf f Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan selanjutnya disingkat UU Pokok- Pokok Perbankan merumuskan bahwa “deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan ”. Karakter pokok dari deposito ialah waktu penarikannya yang tepat karena disebut fixed deposit dan umumnya memiliki waktu jatuh tempo yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan. Deposito merupakan simpanan atau penyerahan dana oleh nasabah untuk disimpan pada bank, dimana mengandung pengertian bahwa bank yang menerima simpanan berhak untuk memakai dana tersebut untuk keperluan pemenuhan keuangan operasinal bank, sedangkan hak bagi nasabah penyimpan dana deposan adalah menerima bunga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan giro atau jenis simpanan lainnya. Dalam praktek perbankan berlaku ketentuan bahwa nasabah penyimpan dana yang menyimpan dananya kepada 41 bank dilakukan bukan dengan cuma-cuma, artinya nasabah berhak untuk menerima bunga atas dana yang disimpan pada bank tersebut. Keuntungan bagi masyarakat yang memiliki deposito yaitu masyarakat yang mempercayai dananya pada bank, adalah pemilik dapat menghimpun kekayaan secara diam-diam tanpa susah payah melakukan kegiatan usaha, sedangkan keuntungan bagi bank adalah penyediaan likuiditas untuk penarikan dana dapat diperhitungkan dan diperkirakan secara akurat.

2.2.2 Macam-macam deposito