35 dan dorongan bagi manajer untuk berinvestasi meskipun investasi tesebut
memberikan NPV negatif overinvesment. Overinvesment dalam jangka panjang akan menyebabkan penurunan kinerja atau penurunan laba, sehingga dalam upaya
untuk mencegahnya, manajer akan termotivasi untuk melakukan manajemen laba dengan menerapkan prosedur akuntansi yang meningkatkan laba income
maximization untuk menyembunyikan dampak negatif yang ditimbulkan Chung et al., 2005.
Berbeda dengan hipotesis free cash flow Jensen, 1986 dan hasil penelitian Chung et al. 2005, hasil penelitian Agustia 2013 serta Kono dan Yuyetta
2013 menunjukkan bahwa arus kas bebas memiliki hubungan negatif terhadap manajemen laba. Dengan arus kas bebas yang tinggi dan tanpa adanya manajemen
laba, perusahaan sudah mampu meningkatkan harga sahammnya karena investor melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki kas lebih untuk pembagian deviden.
Keberadaan arus kas bebas dalam perusahaan justru akan meningkatkan peluang investasi yang akan menghasilkan nilai lebih bagi perusahaan. Perusahaan akan
lebih mampu bertahan dalam situasi yang buruk karena memiliki kesempatan untuk melakukan investasi dan belanja modal dalam rangka mempertahankan
operasi yang sedang berjalan Wang, 2010. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis pertama yaitu:
H
1
: arus kas bebas berpengaruh negatif pada manajemen laba.
2.2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio pada Manajemen Laba
Nilai minimum CAR merupakan salah satu peraturan Bank Indonesia yang harus dipenuhi oleh bank sebagai syarat untuk memenuhi rasio kecukupan modal
36 bank yang layak beroperasi. Manajemen laba akan semakin intensif dilakukan
oleh bank jika nilai CAR lebih rendah dari ketentuan minimum BI Zahara dan Veronica, 2009. CAR yang tidak memenuhi ketentuan minimum pada periode
sebelumnya akan memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba agar mendapatkan nilai CAR yang mencukupi standar kesehatan bank pada periode
saat ini, sebagai sinyal bahwa bank tersebut termasuk dalam kategori sehat. Ketika bank tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik maka bank tersebut tidak
dipercaya lagi oleh investor dan masyarakat yang menggunakan jasa bank
tersebut, dan akhirnya menyebabkan dilikuidasinya bank tersebut.
Nilai CAR yang meningkat akan menghasilkan laba yang mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah pada modal
sendiri sehingga modal sendiri tersebut dapat digunakan untuk mengelola aktiva yang ada dan perputaran aktiva tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan
yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan laba Cahyono, 2008 dalam Arriela, 2013. Hasil penelitian Indriani 2010 tentang pengaruh kinerja
keuangan terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, hasil ini juga
didukung oleh penelitian Firdaus 2013. Berdasarkan Berdasarkan penjelasan
tersebut maka hipotesis kedua yaitu: H
2
: capital adequacy ratio berpengaruh negatif pada manajemen laba.
2.2.3 Pengaruh Dewan Komisaris Independen pada Manajemen Laba
Fama dan Jensen 1983 dalam Aji 2012 menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi