Komite Audit Landasan Teori dan Konsep

31 Komite audit adalah komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris untuk membantu dewan komisaris dalam memantau dan memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan auditor independen POJK, 2014. Komite audit merupakan pihak yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian untuk menciptakan keadilan, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas. Keempat faktor inilah yang membuat laporan keuangan menjadi lebih berkualitas Sulistyanto, 2008:156. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan 2014 komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam: 1 memastikan pengendalian internal dilaksanakan dengan baik; 2 memastikan pelaksanaan audit internal maupun audit independen dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku; 3 memastikan pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas hasil temuan satuan kerja internal, auditor independen, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan; 4 memberikan rekomendasi penunjukkan calon auditor independen; 5 memastikan kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku. Tugas komite audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen dan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang diaudit. Dalam kapasitas ini, komite audit bertindak sebagai perantara antara manajemen 32 dan auditor eksternal Mashayekhi dan Noravesh, 2007. Peran komite audit sangat penting karena memengaruhi kualitas laporan keuangan perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan sehingga persepsi mengenai kinerja komite audit akan memengaruhi penilaian investor terhadap kualitas laba perusahaan. Dengan demikian berdasarkan tujuan dibentuknya, komite audit diharapkan dapat meminimalkan adanya masalah keagenan seperti adanya tindakan manajemen laba yang dapat dilakukan berkaitan dengan adanya arus kas bebas. Keberadaan komite audit bermanfaat dalam menjamin transparansi, keterbukaan laporan keuangan, keadilan bagi stakeholder, dan pengungkapan informasi yang dilakukan oleh manajemen.

2.1.8 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah jumlah dari saham yang dimiliki oleh manajer perusahaan insider board baik itu dewan direksi maupun komisaris dalam suatu perusahaan diluar saham yang dimiliki oleh para prinsipal, masyarakat dan institusional Warfield, 1995 dalam Anggana dan Prastiwi, 2013. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Dua hal tersebut akan memengaruhi manajemen laba, karena kepemilikan seorang manajer akan ikut 33 menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola Boediono, 2005. Kepemilikan saham manajerial dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer juga ikut menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Hal tersebut menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga dapat mengatasi konflik kepentingan diantara keduanya dan kinerja perusahaan juga akan semakin bagus Jensen, 1986. Secara teoritis, pihak manajemen yang memiliki persentase yang tinggi dalam kepemilikan saham akan bertindak layaknya seseorang yang memegang kepentingan dalam perusahaan Mahariana dan Ramantha, 2014. Dengan demikian, manajemen akan termotivasi untuk mempersiapkan laporan keuangan yang berkualitas sehingga dapat menekan pemanfaatan akrual diskresioner manajemen laba oleh pihak manajemen.

2.1.9 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah bagian dari saham perusahaaan yang dimiliki oleh investor institusi, seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan perusahaan lainnya yang terkait dengan kategori tersebut Yang et al., 2009. Mayoritas bentuk institusi adalah Perseroan Terbatas PT. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen