Good Corporate Governance Landasan Teori dan Konsep
28 diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
2 Akuntabilitas accountability
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. 3
Pertanggungjawaban responsibility Perusahaan
harus mematuhi
peraturan perundang-undangan
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4 Kewajaran fairness
Dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan
harus senantiasa
memerhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
5 Independensi independency
Untuk melancarkan pelaksaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Sistem corporate governance dibagi menjadi dua bagian yaitu mekanisme
internal governance dan mekanisme external governance Jensen dan Meckling,
29 1976. Mekanisme internal governance meliputi struktur dewan direksi,
kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif. Sedangkan mekanisme external governance terdiri dari kepemilikan institusional, pasar untuk kontrol
perusahaan dan tingkat pendanaan dengan hutang.
2.1.6 Dewan Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi
dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
memengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata- mata demi kepentingan perusahaan POJK, 2014. Berdasarkan teori keagenan,
dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian internal tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Ukuran
dewan komisaris diyakini sebagai aspek dasar dari pengambilan keputusan yang
efektif Anindyah, 2013. Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan dalam mendorong
diterapkannya prinsip dan praktek tata kelola yang baik pada perusahaan. Fama dan Jensen 1983 dalam Aji 2012 menyatakan bahwa komisaris independen
dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat
kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar terciptanya perusahaan yang good
corporate governance.
30 Menurut FCGI 2006, dewan komisaris memegang peranan yang sangat
penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan GCG. Dewan komisaris merupakan inti dari corporte governance yang ditugaskan untuk menjamin
pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Pada intinya, dewan
komisaris merupakan suatu mekanisme pengawasan dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelolaan perusahaan. Lebih lanjut
tugas-tugas utama dewan komisaris dalam FCGI sebagai berikut. 1
Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha;
menetapkan sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta memonitor penggunaan modal perusahaan, investasi dan penjualan aset.
2 Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan
penggajian anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota dewan direksi yang transparan dan adil.
3 Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat
manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan.
4 Memonitor pelaksaan corporate governance, dan mengadakan perubahan di
mana perlu. 5
Memantau proses keterbukaan dan efektivitas komunikasi dalam perusahaan.