Teori Keagenan Agency Theory
18 pembagian dividen. Namun, tujuan manajer adalah berfokus pada pertumbuhan
dan ukuran perusahaan. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan akan membuktikan produktifitas manajer sehingga akan memeroleh
penghargaan dan wewenang untuk menentukan pengeluaran serta memberikan keamanan pekerjaan dan kompensasi yang besar untuknya. Berdasarkan
wewenangnya dalam perusahaan, manajer akan memiliki kesempatan menggunakan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keuntungan pribadi.
Masalah keagenan tersebut dapat terjadi karena adanya asimetri informasi, yaitu informasi yang tidak seimbang akibat distribusi informasi yang tidak sama
antara prinsipal dan manajer Scott, 1997 dalam Piramita 2012. Prinsipal pastinya akan selalu membutuhkan informasi tentang prospek perusahaan, dan informasi
tersebut diperoleh dari laporan yang dibuat oleh manajer, karena prinsipal tidak dapat mengawasi kegiatan di dalam perusahaan secara langsung. Prisipal
seharusnya memeroleh informasi yang dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan manajemen, namun akibat adanya asimetri informasi membuat manajer tidak
menyajikan informasi yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan prinsipal tidak dapat mengukur kinerja manajer yang sesungguhnya dalam mengelola harta
kekayaan mereka. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan terdapat dua jenis permasalahan
yang ditimbulkan akibat adanya asimetri informasi, yaitu: 1
adverse selection, adalah keadaan dimana prinsipal pemegang saham tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer sebagai
agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
19 2
moral hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika manajer tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja dan
cenderung bertindak oportunis. Manajer dan prinsipal akan berusaha untuk memaksimalkan ulititasnya
masing-masing melalui informasi yang dimiliki. Tetapi, manajer sebagai agen lebih banyak memiliki informasi internal perusahaan dibandingkan dengan
prinsipal, sehingga mengakibatkan agen akan memanfaatkan adanya asimetri informasi untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui
prinsipal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya
kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memicu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi
dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya dengan melakukan tindakan manajemen laba Richardson, 1998.