34 melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen
laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat memengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat
akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen Boediono, 2005. Pemegang saham institusi dengan kepemilikan saham yang besar akan intensif
untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan Barnea dan Rubin, 2005. Semakin besar kepemilikan institusi maka semakin besar pula kekuatan suara
votting dan dorongan untuk memonitor manajemen sehingga akan dapat
mengoptimalkan nilai perusahaan.
Cornett et al. 2009 menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih
memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan mengurangi perilaku oportunistik atau mementingkan diri sendiri. Kepemilikan
institusional mempunyai pengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba, semakin besar persentase kepemilikan institusional maka semakin kecil
kecenderungan pihak manajer dalam mengambil kebijakan akuntansi tertentu untuk merekayasa pelaporan laba Widyastuti, 2009.
2.2 Hipotesis Penelitian
2.2.1 Pengaruh Arus Kas Bebas pada Manajemen Laba
Jensen 1986 menyatakan bahwa keinginan manajer untuk meningkatkan kekuasaannya melalui pengendalian atas sumber daya yang semakin besar, telah
mendorong manajer untuk selalu berinvestasi dalam upaya memperbesar perusahaan. Oleh karena itu, adanya arus kas bebas akan memberi kesempatan
35 dan dorongan bagi manajer untuk berinvestasi meskipun investasi tesebut
memberikan NPV negatif overinvesment. Overinvesment dalam jangka panjang akan menyebabkan penurunan kinerja atau penurunan laba, sehingga dalam upaya
untuk mencegahnya, manajer akan termotivasi untuk melakukan manajemen laba dengan menerapkan prosedur akuntansi yang meningkatkan laba income
maximization untuk menyembunyikan dampak negatif yang ditimbulkan Chung et al., 2005.
Berbeda dengan hipotesis free cash flow Jensen, 1986 dan hasil penelitian Chung et al. 2005, hasil penelitian Agustia 2013 serta Kono dan Yuyetta
2013 menunjukkan bahwa arus kas bebas memiliki hubungan negatif terhadap manajemen laba. Dengan arus kas bebas yang tinggi dan tanpa adanya manajemen
laba, perusahaan sudah mampu meningkatkan harga sahammnya karena investor melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki kas lebih untuk pembagian deviden.
Keberadaan arus kas bebas dalam perusahaan justru akan meningkatkan peluang investasi yang akan menghasilkan nilai lebih bagi perusahaan. Perusahaan akan
lebih mampu bertahan dalam situasi yang buruk karena memiliki kesempatan untuk melakukan investasi dan belanja modal dalam rangka mempertahankan
operasi yang sedang berjalan Wang, 2010. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis pertama yaitu:
H
1
: arus kas bebas berpengaruh negatif pada manajemen laba.
2.2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio pada Manajemen Laba
Nilai minimum CAR merupakan salah satu peraturan Bank Indonesia yang harus dipenuhi oleh bank sebagai syarat untuk memenuhi rasio kecukupan modal