2.2.4. Kriteria Faktor Risiko
Menurut Bustan 1997, penegakan suatu faktor sebagai faktor risiko dapat dilakukan dengan memakai konsep kausalitas Austin Bradford Hill, ahli statistik
Inggris tahun 1995 mengajukan delapan kriteria untuk membuktikan adanya sebab akibat hubungan kausal, yaitukekuatan hubungan atau adanya risiko relatif yang
tinggi, temporal atau kausal mendahului akibat, respon terhadap dosis, reversibilitasatau tidak berubah, konsistensi atau taat azas, kelayakan biologi,
dananalogi. 2.3. Hipertensi
2.3.1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu
periode Udjianti, 2011. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sisitolik ≥ 140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga
kejadian terpisah Udjianti, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. EtiologiHipertensi
Menurut Udjianti 2011 etiologi yang pasti dari hipertensi esensial atau primer belum diketahui. Namun sejumlah interaksi beberapa energi homeostatik
saling terkait. Penyebab awal diperkirakan pada mekanisme pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh ginjal. Faktor hereditas berperan penting apabila
ketidakmampuan genetik dalam mengelola kadar natrium normal. Kelebihan intake natrium dalam diet dapat meningkatkan volume cairan dan curah jantung.
Pembuluh darah memberikan reaksi atas peningkatan aliran darah melalui kontraksi atau peningkatan tahanan perifer. Tekanan darah tinggi adalah hasil
awal dari peningkatan curah jantung yang kemudian dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi sebagai suatu timbal balik peningkatan tahanan perifer.Etiologi
hipertensi sekunder pada umumnya diketahui. Berikut ini beberapa kondisi yang
menjadi penyebab terjadinya hipertensi sekunder.
a. Penggunaan kontrasepsi hormonal estrogen
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediated volume expansion.Dengan
penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali setelah beberapa bulan.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder.Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara
langsung membawa darah ke ginjal.Sekitar 90 lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous displasia
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan abnormal jaringan fibrous.Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, dan perubahan struktur, dan fungsi ginjal.
c. Gangguan endokrin
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder.Adrenal-mediated hypertension disebabkan kelebihan primer
aldosteron, kortisol, dan katekolamin.Pada aldosteronisme primer, kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi dan hipokalemia.Aldosteronisme primer
biasanya timbul dari benign adenoma korteks adrenal.Pheochromocytomas pada medula adrenal yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang
berlebihan. Pada Sindrom Cushing, kelebihanglukokortikoid yang diekskresi dari korteks adrenal. Sindrom Cushing’s mungkin disebabkan oleh hiperplasia
adrenokortikal atau adenoma adrenokortikal. d.
Coarctation aorta Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa
tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal.Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di
atas area kontriksi. e.
Neurogenik: tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik. f.
Kehamilan. g.
Luka bakar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Haroen Sutomo 1992 penyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Hipertensi esensial primer: 75 dari seluruh penderita hipertensi.
Etiologinya adalah tanpa kelainan anatomik, biasanya herediter, tergantung dari umur lebih dari empat puluh tahun, dan terdapat faktor psikis
b. Hipertensi sekunder: merupakan 20 penderita
Etiologinya adalah penyakit ginjal glomerulonefritis akutakronika, kista, hipertrofi prostat, tumor, batu, dan stenosis isthmus aortae.
2.3.3. Klasifikasi Hipertensi