Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran antara knowledge dengan truth. Jadi, pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.
2.1.2. Ciri-ciri Pengetahuan
Menurut Surip Mursini 2010 ciri-ciri pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Kepastian mutlak tentang kebenaran segala pengetahuan manusia tidak
mungkin karena manusia adalah makhluk contingen dan failible, tetapi ini tidak berarti bahwa semua pengetahuan manusia pantas dan perlu
dipergunakan kebenarannya. Oleh karena itu, skeptisisme mutlak perlu ditolak.
b. Subjek berperan aktif dalam kegiatan mengetahui dan tidak hanya bersifat
pasif menerima serta melaporkan objek apa adanya, tetapi ini tidak berarti bahwa pengetahuan manusia harus subjektif. Subjektivisme radikal juga
pantas disangkal. c.
Pengetahuan manusia bersifat relasional dan kontekstual, tetapi ini tidak berarti bahwa objektivisme dan universalitas pengetahuan menjadi tidak
mungkin.
2.1.3. Sifat Pengetahuan
Menurut Suhartono 2004 sifat pengetahuan ada dua yakni bersifat subjektif dan ada yang objektif.
Universitas Sumatera Utara
a. Pengetahuan yang bersifat Subjektif
Pengetahuan yang bersifat subjektif menyatakan bahwa kualitas objek yang diketahui secara dominan tidak terlepas dari kesadaran subjek.Aliran-aliran
yang relevan adalah idealisme dan rasionalisme. b.
Pengetahuan yang bersifat Objektif Pengetahuan yang bersifat objektif menyatakan bahwa kualitas objek yang
diketahui terlepas sama sekali oleh kesadaran. Aliran-aliran yang relevan seperti realisme dan empirisme.
2.1.4. Jenis Pengetahuan
Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
MenurutBakhtiar 2004 pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
a. Pengetahuan Biasa
Pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan dengan good sense karena seseorang memiliki sesuatu yang
seseorang itu terima secara baik. Semua orang menyebut sesuatu itu merah karena memang itu merah atau benda itu panas karena benda itu dirasakan panas.
Melalui common sense, semua orang sampai pada keyakinan secara umum tentang sesuatu karena mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense
diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan
mengeringkan sawah, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengetahuan Ilmu
Ilmu sebagai terjemahan dari science.Pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan
objektif.Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense.Pengetahuan berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif objektif thinking yang tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap
dunia faktual.Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu dapat diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi.Analisis ilmu itu objektif dan
menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dan dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian subjektif karena
dimulai dengan fakta.Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif.Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal
yang dipelajari dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindra manusia.
c. Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.Pengetahuan filsafat lebih menekankan
pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.Ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, sedangkan filsafat membahas hal yang
lebih luas dan mendalam.Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang
Universitas Sumatera Utara
reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi leluasa kembali.
d. Pengetahuan Agama
Pengetahuan agama merupakan pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib
diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan yang sering juga
disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia yang sering disebut dengan hubungan horizontal. Iman kepada hari akhir
merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran yang membuat manusia optimis akan masa depannya. Menurut para pengamat, agama masih
bertahan sampai sekarang karena adanya doktrin tentang hidup setelah mati sehingga masih dibutuhkan.
Menurut Surajiyo 2010 Pengetahuan juga dapat diklasifikasikan menjadi pengetahuan nonilmiah dan ilmiah.Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan
yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah.Secara umum yang dimaksud dengan pengetahuan
nonilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia mengenai sesuatu atau objek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.Pengetahuan nonilmiah seperti
penglihatan dengan mata, hasil pendengaran telinga, hasil pembauan hidung, hasil pengecapan lidah, dan hasil perabaan kulit.
Pengetahuan nonilmiah dapat juga dikatakan dengan hasil-hasil pemahaman yang merupakan campuran dari hasil penyerapan secara inderawi
Universitas Sumatera Utara
dengan hasil pemikiran secara akal.Pengetahuan nonilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang berupa tanggapan-tanggapan terhadap hal-hal yang
biasanya gaib.Semuanya itu biasanya diperoleh dengan menggunakan intuisi atau disebut juga pengetahuan intuitif. Pengetahuan yang demikian diperoleh dengan
menggunakan indra atau pengetahuan akal. Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang
diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sudah lebih sempurna karena telah mempunyai syarat-syarat
tertentu dengan cara berfikir yang luas, yaitu metodologi ilmiah. Pengetahuan ini pada umumnya disebut dengan ilmu pengetahuan.
Menurut Suhartono 2004pengetahuan juga dapat diklasifikasikan menjadi pengetahuan Eikasia Khayalan dan pengetahuan Pistis
Substansial.Pengetahuan Eikasia Khayalan merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.Pengetahuan Eikasia merupakan pengetahuan yang objeknya
berupa bayangan atau gambaran.Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan, kesukaan, serta kenikmatan manusia yang yang
berpengetahuan.Seseorang yang dalam keadaan sadar dan menganggap bahwa khayal dan mimpinya adalah fakta ada dalam dunia nyata.
Pengetahuan Pistis adalah pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung. Objek
pengetahuan Pistis biasa disebut zooya karena isi pengetahuannya mendekati suatu keyakinan kepastian yang bersifat sangat pribadi atau kepastian subjektif
dan pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran jika mempunyai syarat-syarat
Universitas Sumatera Utara
yang cukup terhadap suatu tindakan yang mengetahui, misalnya mempunyai pendengaran yang baik, penglihatan normal, serta indera yang normal.
Menurut Surip 2010 pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung immediate dan pengetahuan tidak langsung mediated, pengetahuan inderawi
perceptual, pengetahuan konseptual conceptual, pengetahuan partikular particular, dan pengetahuan universal universal.
a. Pengetahuan Langsung Immediate
Pengetahuan langsung adalah pengetahuan yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis penganut paham realisme
mendefenisikan pengetahuan seperti itu.Umumnya dibayangkan bahwa manusia mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan manusia yang
berkaitan dengan realita-realita yang telah dikenal sebelumnya. b.
Pengetahuan Tidak Langsung Mediated Pengetahuan tidak langsung merupakan hasil dari pengaruh interpretasi
dan proses berfikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang manusia ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan
penyerapan pikiran manusia. c.
Pengetahuan Indrawi Perceptual Pengetahuan indrawi adalah sesutau yang dicapai dan diraih melalui indra-
indra lahiriah. Pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-
anggota indra badan seperti mata dan telinga, pikiran yang mengubah benda-
Universitas Sumatera Utara
benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor sosial seperti adat istiadat.
d. Pengetahuan Konseptual Conceptual
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi.Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-
konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal.Alam luar dan konsepsi saling bepengaruh satu dengan
yang lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran. e.
Pengetahuan Partikular Particular Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek
tertentu atau realitas-realitas khusus, misalnya ketika manusia membicarakan individu tertentu maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular.
f. Pengetahuan Universal Univesal
Pengetahuan universal mencakup individu-individu yang berbeda.Sebagai contoh, ketika membahas tentang manusia yang meliputi seluruh manusia.
2.1.5. Tingkat Pengetahuan