Berdasarkan Penyebab TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Haroen Sutomo 1992 penyebab hipertensi adalah sebagai berikut: a. Hipertensi esensial primer: 75 dari seluruh penderita hipertensi. Etiologinya adalah tanpa kelainan anatomik, biasanya herediter, tergantung dari umur lebih dari empat puluh tahun, dan terdapat faktor psikis b. Hipertensi sekunder: merupakan 20 penderita Etiologinya adalah penyakit ginjal glomerulonefritis akutakronika, kista, hipertrofi prostat, tumor, batu, dan stenosis isthmus aortae.

2.3.3. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Udjianti 2011 hipertensi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a. Berdasarkan Penyebab

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer Merupakan 90 dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial yang didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya idiopatik. Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini. a. Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. b. Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Universitas Sumatera Utara c. Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. d. Berat badan: obesitas 25 di atas BB ideal dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi. e. Gaya hidup: merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah jika gaya hidup tersebut menetap. 2. Hipertensi sekunder Merupakan 10 dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder yang didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris, kehamilan, peningkatan volume intravaskuler, luka bakar, dan stres Udjianti, 2011. Universitas Sumatera Utara b. Klasifikasi Hipertensi pada Klien Berusia ≥ 18 Tahun oleh Joint National Commite on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure Batasan Tekanan Darah Kategori Diastolik 85 Tekanan darah normal 85-89 Tekanan darah normal-tinggi 90-104 Hipertensi ringan 105-114 Hipertensi sedang ≥115 Hipertensi berat Sistolik, saat diastolik 90 mmHg 140 Tekanan darah normal 140-159 Batas Hipertensi sistolik terisolasi ≥160 Hipertensi sistolik terisolasi Tabel 2.1Klasifikasi Hipertensi pada klien berusia ≥ 18 tahun oleh Joint National Commite on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure Udjianti, 2011. 2.3.4.Patofisiologi Hipertensi Menurut Udjianti 2011 tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output curah jantung dengan total tahanan perifer. Cardiac output curah jantung diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate denyut jantung. Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sitem saraf otonom dan Universitas Sumatera Utara sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin, dan autoregulasi vaskuler. Baroreseptor arteri tidak hanya ditemukan di sinus carotid, tetapi juga dalam aorta dan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri. Sistem baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme perlambatan jantung oleh respons vagal stimulasi parasimpatis dan vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks kontrol sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sitemik bila tekanan baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baroreseptor meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan untuk menaikkan re-setting sensitivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara tidak adekuat, sekalipun penurunan tekanan tidak ada. Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila ginjal berfungsi secara adekuat, peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan tekanan darah. Kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri sitemik. Renin dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi renin, yaitu suatu enzim yang bertindak pada substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I yang kemudian diubah oleh Universitas Sumatera Utara converting enzym dalam paru menjadi bentuk angiotensin II kemudian menjadi angiotensin III. Angiotensin II dan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah dan merupakan mekanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron. Aldosteron sangat bermakna dalam hipertensi terutama pada aldoteronisme primer. Melalui peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, angiotensin II, dan III juga mempunyai efek inhibiting atau penghambatan pada ekskresi garam Natrium dengan akibat peningkatan tekanan darah. Sekresi renin yang tidak dapat diduga sebagai penyebab meningkatnya tahanan perifer vaskular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi, kadar renin harus diturunkan karena peningkatan tekanan arteriolar renal mungkin menghambat sekresi renin. Sebagian besar orang dengan hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal. Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensi esensial akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada organ-organ vital. Hipertensi esensial mengakibatkan hyperplasia medial penebalan arteriole- arteriole. Jika pembuluh darah menebal maka perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh sehingga menyebabkan infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. Autoregulasi vaskular merupakan mekanisme lain yang terlibat dalam hipertensi. Autoregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan perfusi jaringan dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah maka proses- proses autoregulasi akan menurunkan tahanan vaskular dan mengakibatkan pengurangan aliran, sebaliknya akan meningkatkan tahanan vaskular sebagai Universitas Sumatera Utara akibat dari peningkatan aliran. Autoregulasi vaskular merupakan mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi yang berkaitan dengan overload garam dan air. Skema 1 Patofisiologi Hipertensi Udjianti, 2011 Hipertensi Sclerosis Koroner Aterosklerosis Peningkatan Tekanan Dinding Ventrikel Peningkatan Afterload Hipo Sistole Penurunan Stroke Volume Iskemia Miokard Calsium Influx Berlebihan Penyakit Jantung Iskemia Hipertrofi Ventrikel Peningkatan Kerja Jantung Peningkatan Kebutuhan Oksigen Miokard Dekompensasi Kordis Kardiomegali Congestive Heart Failure Penurunan Suplai O2 Miokard Universitas Sumatera Utara 2.4. Faktor Risiko Hipertensi 2.4.1. Defenisi Faktor Risiko Hipertensi

Dokumen yang terkait

Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

5 27 103

Pengaruh Blog Edukatif Tentang Hipertensi Terhadap Pengetahuan Tentang Hipertensi dan Perilaku Diet Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta

0 4 10

PENGARUH BLOG EDUKATIF TENTANG HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN PERILAKU DIET HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 3 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

0 3 7

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO KABUPATEN PACITAN Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo Kabupaten Pacitan.

0 3 16

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 17

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP PERAWATAN HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN TINGKAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANYU URIP SURABAYA TAHUN 2017 SKRIPSI

0 0 27

GAMBARAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA PASIEN PEREMPUAN DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

0 3 28