11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah. Adapun keterampilan berbahasa yang lainnya yiatu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis Henry Guntur Tarigan, 1979: 7. Tujuan utama dari membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan. Membaca adalah suatu keteranpilan kompleks yang rumit dan melibatkan
keterampilan keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencangkup tiga komponen, yaitu :
a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda – tanda baca;
b. Korelasi aksara beserta tanda – tanda baca dengan unsur – unsur
linguistik yang formal; c.
Hubungan lebih lanjut dari a dan b dengan makna Broughton dalam Henry Guntur Tarigan, 1979: 11.
12
Terdapat aspek-aspek dalam membaca, antara lain : a.
Keterampilan yang bersifat mekanis. Aktivitas yang paling sesuai untuk keterampulan yang bersifat mekanis ini adalah membaca
nyaring dan membaca bersuara. Keterampilan mekanis mencankup: 1
pengenalan bentuk huruf; 2
pengenalan unsur – unsur linguistik fonem, kata frase, pola klausa, kalimat;
3 pengenalan hubungan korespondensi pola ejaan dan bunyi;
4 kecepatan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman. Aktivitas yang sesuai
dengan keterampilan yang bersifat pemahaman yaitu membaca dalam hati. Keterampilan pemahaman mencangkup:
1 memahami pengertian sederhana;
2 memahami signifikansi atau makna;
3 evaluasi atau penilaian isi dan bentuk;
4 kecepatan membaca yang fleksibel dan mudah disesuaikan
dengan keadaan Broughton dalam Henry Guntur Tarigan, 1979: 12.
2. Menulis
Menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda
– tanda yang bisa dilihat Asul Wiyanto, 2004: 1. Bunyi – bunyi
13
yang diubah itu bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yaitu mulut dan perangkat kelengkapannya: bibir, lidah, gigi dan langit
– langit. Bunyi bahasa itu sendiri sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu
yang lain berupa benda, perbuatan dan sifat. Lerner dalam Mulyono Abdurrahman 2012: 178 mengemukakan bahwa menulis adalah
menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual. Sunardi dalam Munawir Yusuf 2005: 7 menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan proses menulis sebenarnya meliputi tiga aspek yaitu menulis dengan tangan handwriting, mengeja spelling, dan mengarang.
Kesulitan menulis berarti anak mengalami kesulitan dalam salah satu aspek baik berupa handwriting, mengeja atau mengarang.
Perkembangan keterampilan menulis dan strategi pembinaaanya dapat dikelompokkan menjadi empat tahap yaitu:
a. Tahap kesiapan menulis
Menulis memerlukan
keterampilan pengandalian
otot, koordinasi mata tangan dan diskriminasi visual. Pengendalian
otot dapat dikembangkan melalui aktivitas manipulatif misalnya menggambar. Koordinasi mata dan tangan dapat
dilatih melalui kegiatan menggambar bentuk geometri dan lingkaran. Diskriminasi visual dapat dikembangkan dengan
latihan membedakan berbagai bentuk, ukuran dan warna.
14
b. Menulis huruf balok
Tulisan balok diperkenalkan di kelas 1 SD dan guru biasanya menunjukkan cara menulis di papan tulis. Untuk menangani
anak yang berkesulitan menulis ada dua macam pendekatan yaitu pendekatan multi sensori dan model berangsur.
1 Pendekatan multi sensori
Tahap pengajaran dapat dijelaskan sebagai berikut : a
Guru menunjukkan huruf yang akan ditulis b
Guur menyebutkan nama huruf dan sambil memperagakan, guru juga menjelaskan cara
menulisnya misalnya “Kita mulai dari garis tengah membuat garis lengkung ke kiri sampai
bawah. Kemudian mulai dari atas kira-kira ujung garis lengkung, kita tarik lurus ke bawah,
dengan ekor sedikit ke kanan. Kita sudah membuat huruf a.
c Anak menelusuri huruf dengan jari sambil
mengucapkan keras – keras, gerakan tangannya
sesuai yang dilakukan oleh guru. d
Anak menelusuri huruf dengan pensil. e
Anak menyalin huruf di kertasnya.
15
2 Model berangsur
Contoh huruf disajikan dengan tulisan yang sangat tebal, anak menelusurinya dengan jari. Secara
berangsur, ketebalan huruf dikurangi. Pengurangan ketebalan huruf ini dapat berupa huruf tipis atau putus
– putus dan huruf dengan tidik pada sudut
– sudutnya saja. Berdasarkan hasil pengamatan, kesalahan yang
paling banyak dijumpai dalam penulisan huruf balok adalah ukuran huruf tidak tepat terutama pada huruf
berkaki seperti p, q, y, g, j , posisi huruf terbalik huruf N, d, q, y, ada bagian huruf yang hilang pada huruf M,
U, I, ada huruf yang ditambahkan pada huruf q, c, K. c.
Tahap transisi Dari tahap menulis balok ke huruf bersambung diperlukan
tahap transisi. Ada beberapa tahap yang dapat ditempuh oleh guru pada masa transisi ini, yaitu
1 kata - kata ditulis dengan huruf balok;
2 huruf – hurufnya saling dihubungkan menggunakan garis
putus – putus dengan pensil berwarna;
3 anak menelusuri huruf balok dan garis penghubungnya
untuk membentuk huruf bersambung.
16
d. Menulis huruf bersambung
Pada tulisan bersambung, huruf dalam satu kata digabungkan dengan
garis penghubung.
Setelah menguasai
huruf bersambung lepas, anak segera dilatif menghubungkan huruf
menjadi kata.
3. Pembelajaran